•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Rabu, 29 Juni 2011

Jadi Apa Yang Aku Mau (Bagian 1)

“Kenapa baru pulang?”, tanya Ayah pada Laura yang baru pulang kerumah.
Laura tidak langsung menjawab, dia melihat ada sosok seseorang yang baru dia lihat. “Bunda, siapa tuh?”
Orang yang Laura maksudpun berdiri dan memperkenalkan dirinya pada Laura yang masih mengenakan seragam sekolahnya. “Aku Reza”, sembari mengulurkan tangannya.
Laurapun meraihnya dan mulai memperkenalkan dirinya juga. Setelah selesai berkenalan Bunda menceritakan semuanya, menceritakan siapa itu Reza dan kenapa dia disana. Reza itu anak dari teman kuliah Ayah dan Bundanya dulu waktu kuliah, teman Ayah dan Bundanya itu sudah menetap di Singapura sejak Reza masuk SMP, tapi karena Reza gak begitu kerasan dan pengen banget pindah lagi ke Indonesia, jadi dia di rumah Laura sekarang.
“Dia sekelas sama kamu! Tapi tadi dia nggak lihat kamu ada dikelas, kamu bisa jelasin itu semua?”, tanya Ayah dengan tegas.
Laura terlihat berfikir seperti mencari-cari alasan untuk menjawab pertanyaan dari Ayahnya itu, “Ah, Ayah, Bunda, Reza, aku ke kamar dulu ya. Aku kotor aku belum mandi”. Pamit Laura untuk menghindari pertanyaan Ayahnya dan bergegas naik ke lantai 2 rumahnya menuju kamar.
Belum sempat ia mengunci pintu kamar, Ayahnya menghentikan langkahnya dan memeriksa isi tas Laura dan Ayahnya menemukan apa yang tidak ia sukai. “Jadi karna ini?! Hah?!!!”, Ayah mulai merobek majalah fashion yang ada di tas Laura beserta beberapa sketsa rancangan bajunya.
Laura mencoba mencegah tapi sudah terlambat, semuanya dirobek-robek didepan matanya dan langsung dilemparkan ke wajah Laura, Ayah pergi meninggalkan Lura yang mulai menangis.
Dengan air mata yang mulai menetes Laura memungut carikan-carikan kertas yang berserakan dilantai dan langsung membawanya masuk kekamar. Di kuncinya pintu rapat dan mulai membersihkan dirinya di kamar mandi.
Di ruang tengah Ayah sedang asyik main catur sama Reza dan nggak lama kemudian Bunda datang dan menyuruh mereka berhenti bermain dan pindah ke ruang makan untuk makan malam bersama-sama. Bunda juga naik ke lantai atas ke kamar Laura untuk mengajaknya makan malam bersama, tapi Laura menolaknya, dia nggak lapar.
“Laura nggak ikut makan, Tante?”, tanya Reza yang sudah duduk bersama Ayah Laura.
Bunda menggelengkan kepala.
Ayah menyuruh Bunda duduk dan membiarkan Laura tetap diatas, tapi Bunda nggak tega dan mulai mengambilkan makanan untuk Laura dan langsung mengantarkannya ke kamar Laura. Laura tidak membuka pintu kamarnya dan masih asyik mengerjakan apa yang dia sukai.
“Ya sudah, makanannya Bunda taruh di meja ini ya.”
Bunda kembali turun dan mulai menikmati makan malam bersama Ayah dan juga Reza.
Setelah selesai makan amalam bersama, Reza pamit untuk tidur karena dini hari nanti akan ada pertandingan bola tim kesayangannya. Ayah yang juga penggila bola juga pamit untuk istirahat juga.
Kamar Reza ada di sebelah kamar Laura, waktu Reza melewati kamar Laura dia melihat makanan yang Bunda tadi bawa untuk Laura belum disentuh sama sekali padahal lampu kamarnya masih menyala. Reza penasaran dengan apa yang Laura lakukan dikamar, dia mencoba mengintip sedikit lewat lubang kunci pintu dan melihat Laura yang sedang asyik menggoreskan pensilnya di kertas dia meja belajar. Laura sangat terlihat serius dan Reza memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Alarm Reza berbunyi, saatnya untuk bangun dan menonton pertandingan sepak bola. Dia cuci muka di kamar mandi dalam kamarnya dan keluar menuju ruang tv, saat melewati kamar Laura dia melihat lampu kamar Laura masih menyala dan makan malam Laura juga masih utuh, dia mencoba mengintip Laura lagi dan terlihat Laura tertidur dengan melipatkan tangannya diatas meja. Reza tersenyum ringan.
Pertandingan sepak bola antara Barcelona dan MU sangat menegangkan, selesai pertandingan pemenangnya yaitu Barcelona yang merupakan tim kesayangan Reza, sedangkan MU yang dijagokan Ayah kalah.
Masih ada waktu untuk tidur sejenak, Reza menuju kekamarnya dan tak lupa mengintip kamar Laura dulu. Laura sudah bangun dan meneruskan kegiatannya, dan Reza nggak tahu apa yang Laura lakukan sebenarnya di pagi buta seperti ini.
Adzan shubuh berkumandang, Ayah dan Bunda sholat berjama’ah, Reza sholat sendirian dikamar begitu pula dengan Laura. Setelah itu Reza mempersiapkan semua perlengkapan sekolahnya.
Bunda menyuruh Reza turun untuk sarapan bersama.
“Laura mana, Om?”, tanya Reza yang belum melihat Laura di ruang makan.
“Jam segini dia baru bangun, pasti sekarang sedang mandi!”
Tapi apa yang Ayah katakan itu nggak dia lihat pagi ini, sebelum turun ke ruang makan Reza mengintip lagi dan melihat Laura sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya, malahan sudah pakai sepatu juga.
Ketiganya selesai sarapan bersama dan Laura akhirnya terlihat juga, dia berpamitan sama kedua orang tuanya dan Bunda membekalinya kotak makan yang berisi sandwich.
“Laura berangkat dulu, takut telat!”, pamit Laura.
“Kenapa nggak bareng sama aku aja?”, kalimat Reza tersebut menghentikan langkah laura.
Ayah dan Bundapun menyuruh Laura pergi bersama Reza kesekolah, lagipula Reza belum hafal jalan menuju sekolah dan jalan kembali kerumah. Laura menolak tapi Ayahnya terus memaksa, akhirnya mereka berangkat berdua juga. Mobil warna merah milik Reza mulai memberlah jalan menuju sekolahan.
“Nggak sarapan dulu Ra?”, Reza mencoba mencairkan suasana.
Laura menjawabnya singkat, “Nggak laper!”
Sesaat kemudian Laura menguap, dia terlihat kurang tidur.
“Kamu tidur berapa jam tadi malem?”, tanya Reza lagi. “Aku sempet lihat kamu waktu shubuh, kamu sudah bangun! Tapi kata Tante sama Om, kamu itu bangunnya siang?”
Laura mengarahkan pandangan tajamnya ke Reza. “Bisa diem nggak! Dan nggak usah ikut campur sama apa yang aku lakukan! Inget itu!”.
Reza tersenyum lebar.
Nggak lama kemudian keduanya sampai di sekolahan, Laura bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju kelas sendirian.
Arya dan teman-temannya mendekati Laura. Arya adalah kakak kelas Laura yang sangat-sangat menaruh hati pada Laura, tapi sayangnya sampai sekarang Laura masih saja mengacuhkannya.
“Pagi Laura”, sapa Arya.
Laura tersenyum ringan dan pergi meninggalkan Arya dan teman-temannya. Walau sering digituin Arya tetap setia suka sama Laura. Sekarang Arya dan teman-temannya berjalan menuju parkiran ke arah Reza dan Dika, tadi Aya melihat Laura turun dari mobil Reza dan dia nggak suka itu.
Arya langsung mendorong Reza ke arah belakang mobil Reza dan langsung mengancamnya. Arya nggak mau Reza dekat sama Laura lagi, tapi ada satu hal yang nggak Arya tahu kalau Reza dan Laura itu sekarang tinggal bersama dan orang tua Laura menyuruh Laura untuk selalu berangkat kesekolah bersama Reza.
Dika mencoba melerai tapi nggak bisa karena teman-teman Arya menghalanginya, tapi untungnya bel masuk berbunyi dan membuat semua itu terhenti sudah. Semuanya pergi kekelas masing-masing, Reza terlihat biasa-biasa saja dan terkesan nggak mempedulikan apa yang tadi Arya katakan padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...