•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Rabu, 29 Juni 2011

Jadi Apa Yang Aku Mau (Bagian 3)

Setelah sampai di lokasi mereka langsung mengambil posisi masing-masing. Citra dan Sherly membantu sebisanya, Laura sedang memotong bahan yang nanti akan dibuat baju, Sari sedang melanjutkan jahitannya, sedangkan Reza asyik memperhatikan mereka sambil mengotak-atik kamera Citra.
Sudah seminggu mereka seperti ini, karena ini semua merupakan persiapan untuk acara lomba fashion designer muda yang diadain sebuah majalah remaja yang terkenal di Indonesia. Selain dapat tropi dan uang tunai, pemenang juga menjadi pengisi tetap rubrik fashion di majalah itu.
Selain membuat beberapa stel baju, Laura juga mencoba memadu padankan baju-baju yang sudah ada dengan gayanya.
Sore itu begitu cepat berlalu, semuanya terlihat capek karena terus-terusan mempersiapkan semuanya, cuman Reza yang terlihat masih bertenaga.
Melihat semuanya kelelahan, Reza menawarkan diri untuk memasak makanan untuk mereka semua, “Aku masakin mie ya? Gimana?”.
Semuanya mengangguk! Semuanya mau! Karena semuanya lapar!
Selagi Laura, Sari, Citra, dan Sherly menyelesaikan tugasnya masing-masing, Reza sedang asyik memasak di dapur membuatkan makanan untuk keempat cewek itu.
Dan nggak perlu waktu yang lama hidangan makan sore itu sedah selesai dan Reza membawanya ke ruang tamu, keempat cewek itu terpikat harum mie rebus buatan Reza dan mengikuti langkah Reza ke ruang tengah. Mereka berlima makan bersama-sama, sangat terasa hangat sore itu walau lelah masih mendera.
“Bunda sama Ayah kamu belum tahu tentang ini semua?”, tanya Citra pada Laura.
Belum sempat Laura menjawab, Sherly mencoba memotong pembicaraan, “Kalau tahu nggak mungkin kita semua disini!”.
Jawaban yang sangat jelas, Laura masih merahasiakan tentang apa yang dia lakukan selama ini. Karena dia tahu pasti kalau Ayah dan Bundanya masih menginginkan dia mengikuti jejak mereka menjadi seorang dokter.
Selesai untuk hari ini, mereka semua pulang kerumah masing-masing.
“Sore lagi pulangnya, pelajaran tambahan lagi?”, tanya Bunda pada Reza dan Laura waktu masuk ke ruang tengah.
Sempat Laura ingin mengiyakannya tapi keburu Reza menggunakan alasan yang lain, “Tadi aku latihan basket dulu Tante, Laura nungguin soalnya aku nggak mau Laura pulang sendiri”.
Bunda dan Ayah tersenyum dan menyuruh mereka mandi dan bersiap-siap untuk makan malam.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sherly dan Sari sudah ada ditempat acara, Laura bangun pagi dan pamit berangkat pagi tapi rencananya nggak berhasil karena disuruh berangkat bareng Reza. Laura langsung meng-sms Citra untuk menunggunya didepan sekolahan.
Laura menyuruh Reza bergegas berangkat ke sekolahan, sesampainya disana sudah terlihat mobil Citra yang parkir disebrang sekolahan.
“Masuk duluan aja sana, aku mau beli majalah dulu diluar”, alasan Laura untuk pergi dari Reza akhirnya keluar juga.
Reza mengiyakan dan berjalan menuju kelas bersama dengan Dika yang sudah menunggunya di koridor. Laura bergegas keluar dan setelah aman dia langsung masuk ke mobil Citra dan keduanya bergegas menuju lokasi acara fashion show.
Sampai dilokasi, sudah mulai banyak fashion designer yang lain yang mulai mengkoordinir model-modelnya. Dengan sigap Laura juga melakukan hal yang sama dan Sherly jadi salah satu modelnya.
Disisi lain Reza sedang mencari-cari sosok Laura yang tak kunjung kelihatan batang hidungnya, begitu juga dengan Citra dan juga Sherly yang ikut-ikutan menghilang. Reza mencoba menelpon ketiganya tapi nggak ada satupun yang diangkat.
Di Back stage mulai jadi riuh suasananya karena semuanya sibuk dengan apa yang akan mereka tampilkan nanti, begitu juga dengan Laura yang terus mencoba menyempurnakan penampilan model-model yang memperagakan baju-baju karyanya.
Dan waktunya tiba! Semua siap di posisinya amsing-masing, saatnya untuk menampilkan karya-karya mereka di khayalak ramai. Sudah banyak remaja-remaja putri maupun putra yang memenuhi bazar itu dan memenuhi tempat acara fashion show.
Laura, Citra, Sari, dan Sherly berdoa bersama-sama agar semuanya berjalan lancar dan berharap mereka dapat mendapatkan hasil yang maksimal.
Satu persatu model dari Laura berjalan di cat walk dengan percaya diri, banyak tepuk tangan yang mengiringi langkah tiap-tiap model. Itu semua membuat Laura makin tegang, dan saatnya Sherly keluar dan itu tandanya baju terakhir yang akan diperagakan dan saatnya untuk Laura keluar untuk memberi hormat serta mendapatkan rangkaian bunga.
Waktunya istirahat untuk para peserta dan waktunya untuk juri merekap nilai dan menentukan pemenang yang akan menjadi pengisi rubrik fashion dimajalan tersebut. Laura, Sari, Sherly dan Citra memutuskan untuk membereskan barang-barang yang mereka bawa terlebih dahulu baru nanti makan siang.
“Kita pasti menang! Lihat sendirikan tadi gimana respon orang-orang”, ucap Citra optimis.
Keempatnya berharap yang terbaik untuk hari ini, karena mereka sudah berusaha keras untuk kompetisi yang bergengsi ini.
Belum selesai mereka makan, para juri akan segera mengumumkan siapa yang menjadi pemenang kompetisi ini alhasil mereka menghentikan makan mereka dan keluar untuk mendengar pengumuman pemenangnya.
“Untuk juara pertama kompetisi fashion designer remaja tahun ini, diraih oleh,” para peserta kompetisi diam dengan tetap berdoa.
Terdengar riuh teriakan penonton menyebutkan nama jagoannya.
“Laura Design! Selamat, Laura Design mendapat juara pertama.”, ucap Juri kompetisi itu.
Sontak keempatnya bersorak gembira diiringi pendukung Laura yang juga suka akan baju-baju rancangan Laura. Laura, Sari, dan Sherly naik kepentas untuk mendapatkan hadiah dan berfoto bersama. Dari kejauhan banyak kamera-kamera yang menangkap momen spesial itu termasuk mata kamera Citra yang sedari tadi berkedip-kedip untuk menangkap momen.
Di sisi lain Reza sedang menunggu Laura dirumah Sari yang sepi karena memang Sari dan Mbok Ijah tidak ada dirumah. Reza menunggu Laura dan tidak pulang duluan agar Ayah dan Bunda Laura tidak mencurigai dan bertanya-tanya dimana keberadaan Laura.
Akhirnya Laura, Sari, Citra dan Sherly sampai di rumah Sari.
Reza bergegas menghampiri Laura yang baru keluar dari mobil, “Dari mana aja kalian?”.
Laura tersenyum dan menunjukkan pialanya serta foto kemenangannya tadi. “Kita menang kompetisi Za!”.
Mendengar hal itu Reza tersenyum senang dan langsung menghadiahkan pelukan hangat untuk Laura. Usaha mereka selama ini akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan, usaha mereka nggak sia-sia.
“Sudah malem Ra, ayo kita pulang! Kamu nggak mau kan kalo Ayah dan Bunda kamu sampai curiga?”, kalimat Reza yang membuyarkan semuanya.
Laura yang sedari tadi sudah berpakaian seragam SMA lagi langsung masuk ke mobil Reza tanpa pamitan pada semuanya, Reza pun langsung masuk dalam mobilnya. Sari, Citra dan Sherly sibuk menyimpan lagi baju-baju dan piala hasil kompetisi tadi. Sungguh hari yang melelahkan.
Nggak sampai lima menit Reza dan Laura sampai dirumah dan keduanya langsung dibukakan pintu oleh Mbok Ijah.
“Ayah sama Bunda dimana mbok?”, tanya Laura untuk memastikan.
“Ibu sama Bapak lagi nonton tv di ruang tengah Non.”
Keduanya lalu masuk keruang tengah.
“Ayah..”, suara Laura seketika itu juga menghilang.
Dihadapannya ada Ayah dan Bunda yang sedang menonton berita tentang kompetisi yang Laura ikuti tadi. Seketika itu juga Ayah dan Bunda Laura geram dan langsung meminta penjelasan pada Laura.
“Sudah Ayah bilang! Jauhi dunia itu! Ayah mau kamu jadi dokter, bukan jadi apalah itu seperti mimpi kamu!”, Ayah benar-benar marah.
Laura menangis, Bundanya juga memarahinya, Reza terdiam, ingin dia membela Laura tapi apa daya dia tidak bisa. Semuanya sudah terlambat. Ayah Laura berjalan menuju kamar Laura sambil menarik rambut Laura, Laura mengerang kesakitan. Didalam kamar, Ayah mengobrak-abrik semua isi lemari Laura dan menemukan banyak kertas-kertas gambar rancangan baju buatan Laura, disobeknya semua itu tanpa tersisa.
Tangisan Laura tak menyurutkan langkah Ayah untu menghentikan apa yang ia lakukan. Sekarang kamar Laura berantakan, sobekan-sobekan kertas berceceran dilantai, Laura terduduk dilantai dengan terus menangis dan mencoba memunguti sobekan-sobekan kertas itu.
“Pikirkan semua kesalahan kamu! Kamu boleh keluar kalau kamu sudah sadar atas kesalahan kamu!”, bentak Ayah yang langsung mengunci rapat pintu kamar Laura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...