v
v
v
v
v
v
Pertemuan 2
BAB I
Pengertian
E-Commerce
Electronic
Commerce (E-Commerce)
secara umum merupakan kegiatan bisnis (perniagaan/perdagangan)
atau jasa yang berhubungan erat dengan konsumen (Consumers), Manufaktur,
Internet Service Provider (ISP) dan Pedagang Perantara (Intermediateries)
dengan menggunakan media elektronik. Dalam hal ini media elektronik utama
dengan menggunakan internet.
Konsep E-Commerce
E-Commerce memiliki 5 (lima) konsep dasar :
Automation
Otomasi
bisnis proses sebagai pengganti proses manual (konsep “enterprise resource planning”)
Streamlining
/ Integration
Proses
yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang efisien dan efektif (konsep “just
in time”).
Publishing
Kemudahan
berkomunikasi dan berpromosi untuk produk dan
jasa yang diperdagangkan (konsep “electronic cataloging”)
Interaction
Pertukaran
informasi/data antar pelaku bisnis dengan meminimalisasikan human error (konsep “electronic data interchange”)
Transaction
Kesepakatan
dua pelaku bisnis untuk bertransaksi dengan melibatkan institusi lain sebagai
fungsi pembayar (konsep “electronic payment”)
Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Didalam
perkembangan E-Commerce di Indonesia, memiliki tantangan-tantangan, diantaranya
yaitu :
- Kultur
·
Masyarakat
Indonesia, yang masih belum terbiasa dengan berbelanja dengan katalog.
·
Masih
harus melihat secara fisik atau memegang barang yang akan dijual.
·
Masih
senang menawar harga yang dijual.
2. Kepercayaan
·
Kepercayaan
antara penjual dan pembeli masih tipis.
·
Kepercayaan
kepada pembayaran elektronik masih kurang.
·
Penggunaan
masih jarang.
Business To Business (B2B)
Merupakan
sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis atau transaksi secara elektronik
antar perusahaan yang dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas produk yang
besar.
Karakteristik
•
Pertukaran
informasi yang dilakukan antar pembisnis tersebut atas dasar kebutuhan dan
kepercayaan.
•
Pertukaran
Informasi yang dilakukan dengan format yang sudah disepakati dan Service sistem
yang digunakan antar kedua pembisnis juga menggunakan standard yang sama.
•
Salah
satu pelaku bisnis tidak harus menunggu rekan bisnisnya untuk mengirimkan
datanya.
•
Sarana
yang digunakan EDI (Electronic Data Interchange )
•
Model
yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dengan model ini antar pelaku bisnis
lebih mudah untuk mendistribusikan informasi yang dimilikinya
Business To Consumer (B2C)
Merupakan
sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis dengan konsumen untuk memenuhi
kebutuhan tertentu pada saat tertentu.
Karakteristik
•
Informasi
disebarkan secar umum.
•
Pelayanan
yang diberikan bersifat umum sehingga banyak digunakan oleh banyak orang.
•
Pelayanan
yang diberikan berdasarkan permintaan. Konsumen melakukan permintaan, maka
pelaku usaha harus cepat dan siap merespon permintaan konsumen tersebut.
•
Pendekatan
yang dilakukan adalah Client Server, dimana Konsumen berada pada sisi Client,
dengan menggunakan Web Broses untuk mengaksesnya, dan Pelaku Usaha berada pada
sisi Server
Consumers To Consumers (C2C)
Merupakan
sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu
pada saat tertentu.
Karakteristik
C2C
•
Pada lingkup konsumen ke konsumen
bersifat khusus karena transaksi yang dilakukan hanya antar konsumen saja,
seperti Lelang Barang.
•
Internet
dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi tentang produk, harga,
kualitas dan pelayanannya.
•
Konsumen
juga membentuk komunitas pengguna atau penggemar suatu produk. Sehingga jika
ada ketidak puasan suatu produk, maka akan segera tersebar luas melalui
komunitas tersebut.
BAB
II
Pembahasan :
- E-Marketplace
- E-Marketspace
- Supply Chain
- Faktor Sukes E-Market
Pengertian E-Marketplace
Suatu lokasi diInternet, di mana
suatu perusahaan dapat memperoleh atau
memberikan informasi, mulai transaksi
pekerjaan/ jual beli,
atau bekerja sama dalam pekerjaan apapun.
Atau...
Pasar di mana para penjual
dan para pembeli menukar jasa dan barang-barang untuk uang atau untuk jasa dan
barang-barang lainnya, yang dilakukan secara elektronis.
Pertimbangan
bergabung ke dalam E-Marketplace:
•
Ownership E-Marketspace
•
Costs
•
Ease To Use / Support
•
Industry Fit
•
Marketplace Participation
•
Security / Privacy
•
Other Sevice
•
Process Integration
Komponen E-Marketspace
•
Consumer ( Konsumen )
•
Seller ( Penjual )
•
Barang (Berupa Fisik atau Digital)
•
Front-End
•
Mitra Bisnis ( Intermediaries )
•
Dukungan Pelayanan (Support Services)
•
Infrastruktur
•
Back End
Fungsi Utama Pemasaran
•
Mempertemukan para pembeli (konsumen) dan para penjual
(pelaku bisnis)
•
Memudahkan pertukaran informasi, barang-barang, jasa,
dan pembayaran dihubungkan dengan transaksi pasar
•
Menyediakan suatu infrastruktur kelembagaan
Pengertian Supply Chain
Merupakan
suatu aliran barang,
informasi, uang, dan jasa dari melalui
para penyalur pabrik-pabrik dan gudang
sampai kepada pelanggan akhir. Termasuk juga organisasi dan pemroses yang
menciptakan dan mengirimkan kepada pelanggan akhir.
Komponen dari Supply Chain
•
Upstream Supply Chain
Merupakan aktifitas dari pada penyalur (pabrikan
atau assemblers) dan para penyalur lainnya.
•
Internal Supply Chain
Merupakan semua proses in-house yang digunakan
didalam mentranformasi masukan yang diterima dari para supplier kedalam hasil
organisasi
•
Downstream Supply Chain
Merupakan semua aktifitas yang melibatkan dalam
pengiriman produk kepada pelanggan.
Tipe dari Supply Chain
•
Membuat
persediaan yang terintegrasi
•
Pengisian
Ulang (Replenishment) yang berkelanjutan.
•
Build
To Order, merupakan model suatu perusahaan yang langsung memulai melakukan pengolahan pesanan dari pelanggan dengan
seketika, ketika pesanan tersebut diterima.
•
Channel
Assembly, merupakan model di mana produk dirakit dengan seketika, dan langsung dipindahkan melalui saluran
distribusi
Faktor Sukses E-Market
- Karakteristik Produk
•
Tipe
Produk
•
Harga
Produk
•
Ketersediaan
Standar Produk
•
Informasi
Produk
- Karakteristik Industri
•
Diperlukan Broker
•
Intellegent System boleh menggantikan Broker
- Karakteristik Penjual
•
Konsumen
akan mencari penjual dengan harga yang murah
•
Volume
Rendah dengan margin keuntungan transaksi yang lebih tinggi
- Karakteristik Pembeli
•
Pembeli
yang sesuai dengan selera
•
Pembeli yang seperti pasien / selalu butuh
•
Pembeli yang menganalisa
BABIII
Pembahasan
- Pengenalan E-Tailing
- E-Tailing dan Pertumbuhan Pasar B2C
- Karakteristik Keberhasilan E-Tailing
- Model Bisnis E-Tailing
- Permasalahan E-tailing
Pengenalan E-Tailing
E-tailing merupakan
kependekan dari electronic retailing, yaitu pemanfaatan e-commerce untuk
keperluan membuat toko eceran.
Retailing adalah suatu
perantara penjualan, seorang penjual yang beroperasi antar pelanggan dan
pabrikan .
Electronic Tailing
(E-Tailing) adalah Retailing yang diselengarakan secara on-line dengan internet
E-tailing saat ini sangat marak
berkat inspirasi dari kisah sukses www.amazon.com.
Sejak didirikan pada bulan Juli 1995, Amazon yang pertama kali didirikan dan
dioperasikan oleh Jeffrey Bezos telah menjadi toko maya terbesar di dunia.
E-Tailing
dan Pertumbuhan Pasar B2C
•
Statistik Pertumbuhan Internasional
•
Statistik Pertumbuhan Indonesia
Karakteristik Keberhasilan E-Tailing
1. Content dari website
Yaitu tampilan dan juga kemudahan yang
didapatkan dari sebuah situs.
2. Komunitas dalam internet
Dimana setiap pelaku bisnis e-tailing
harus mampu membangun komunitas khusus dalam situsnya. Komunitas yang dibangun
antara lain didasarkan pada :
q Kesamaan
hobi
q Kesamaan
minat
q Kesamaan
pengalaman
q Kesamaan
keperdulian
q Kesamaan
regional wilayah tempat tinggal, dll
3. Komersialisasi
Yaitu
menyangkut segala sesuatu yang ditawarkan untuk menarik konsumen agar bersedia
melakukantransaksi pembelian.
Model Bisnis E-Tailing
1.
Chanel Support
Adalah usaha-usaha
untuk meningkatkan penjualan tambahan dengan cara memanfaatkan beberapa
pengecer yang menggunakan internet untuk mendukung distribusi yang ada. Contohnya
: mirip toko kelontong.
2. Category
Killer
Adalah
pengecer yang menawarkan kelengkapan untuk kategori yang bersangkutan meskipun
sebenarnya spesialisasinya adalah pengecer untuk satu macam produk saja.
Contohnya: Home Depot (home improvement), Toys R Us (mainan anak-anak), dan
lain-lain.
3. Auctioner
Dikenal
sebgai perusahaan yang melakukan transaksi lelang online. Pedagang
melakukan content (produk yang ditawarkan, informasi rinci, dan harga
penawaran).
4. Vertical
Portal
Bisnis
ini melibatkan beberapa merchant yang memiliki modal yang sangat kuat, merk
yang terkenal, skala bisnis yang besar, dan kredibilitas yang meyakinkan.
Contoh pelaku bisnis ini dapat ditemukan di www.pikenet.com.
Permasalahan E-Tailing
1.
Profitability
•
Mengalami kerugian pada tiap-tiap penjualan yang
dilakukan, ketika mencoba untuk tumbuh dalam ukuran dan skala mencari
keuntungan.
•
Dasar Pendapatan dan biaya tidak jelas
•
Sukses Jangka Panjang memerlukan kelangsungan hidup
keuangan
2. Manage
New Risk Exposure
•
Perusahaan lokal bertentangan dengan pelanggan lokal
dan peraturan lokal
•
Perusahaan nasional mempunyai unsur lebih
•
Perusahaan global berhadapan dengan banyak perspektif
budaya
3.
Branding
Sebagai
pengarah sebagai pendorong kearah belanja yang berlebihan
4.
Starting with insufficient funds
Memulai usaha dengan dana yang tidak cukup
5. Keep
In Interesting
Design yang Statis akan mati. Web Site yang Dinamis
dengan informasi database yang besar, kebanyakan berupa permohonan dari
customer
BAB IV
Pembahasan
•
Model Perilaku Konsumen E-Commerce
•
Pelayanan Pelanggan
•
Iklan
Model Perilaku KonsumenE-Commerce
1.
Karakteristik individu dari konsumen
• Gender
dan Umur
• Status Perkawinan
• Tingkatan Pendidikan
• Etnicity
• Jabatan
• Pendapatan Rumah Tangga
• Kepribadian
• Karakteristik Gaya Hidup
2.
Variabel
Lingkungan dalam Membeli
• Sosial
• Komunitas
• Variabel
Lainnya
3. Faktor
konsumen dalam membeli
•
Pemrakarsa ( Initiator )
•
Pengaruh ( Influencer )
•
Kebutuhan
Pelayanan
Pelanggan
1.
Segmentasi Pasar
• Segmentasi
Geografi ;
•
merupakan pembagian pasar menjadi unit geografis yang berbeda,
misalnya wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota dan kepulauan. Contoh
Coca-Cola memasarkan produk minumannya
dengan merek tertentu hanya dijual di Jepang, yaitu
Sokembicha,Lactia,Georgia dan Qoo .
• Iklan merupakan bagian dari strategi
pemasaran iklan
merupakan
bagian dari strategi pemasaran secara keseluruhan. Perusahaan harus secara
aktif berpartisipasi dalam semua jenis aktivitas internet seperti newsgroups,
mailing list dan bulletin boards.
• Iklan harus berhubungan dengan proses
ordering
ketika
pelanggan tertarik setelah melihat iklan tersebut, item yang diiklankan harus
bisa langsung dipesan dan dibayar.
• Strategi Menarik Perhatian Pengunjung ke
Suatu Situs
• Tidak hanya mengandalkan situs web saja
• Dalam menarik pelanggan tidak hanya
mengandalkan E-Commerce saja, tetapi juga harus ditambah dengan media
tradisional.
• Padukan nama perusahan dengan nama situs web dengan
memadukan nama perusahaan dengan situs web akan memudahkan pengunjung untuk
mendatangi situs anda.Misalnya www.microsoft.com,
www.ge.com
Pelayanan pengiriman
untuk pelanggan pada internet
1. Tangibles
Tampilannya rapi dan tersusun baik, ada
catalog, mudah digunakan dan mudah
dipahami.
2. Reliability
Produk dikirim tepat waktu dan sesuai dengan pesanan
3. Responsiveness
Tersedia panduan yang membantu saat terjadi error dan memberitahukan
pelanggan jika pengiriman produk berlangsung sukses atau ada masalah.
4. Assurance
Adanya layanan untuk mendampingi pelanggan dalam memasuki
suatu proses dan juga adanya layanan tambahan seperti rekomendasi dari vendor.
5. Empathy
Adanya personalized service, seperti personalized content, sambutan secara personal, dan email pribadi.
Adanya personalized service, seperti personalized content, sambutan secara personal, dan email pribadi.
Alasan beriklan di internet
§
Iklan dapat
diupdate setiap waktu dengan biaya minimal, karena itu iklan-iklan di internet selalu bisa
tampil baru.
§
Iklan dapat
menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam hitungan
global.
§
Iklan pada
ecommerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks,audio,grafik dan
animasi.
§
Manfaat
internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya
Jenis-jenis media iklan di internet :
1. Banner
Iklan banner merupakan jenis iklan yang paling lazim digunakan
di internet.
Ada 2 jenis banner : Keyword banner dan Random Banner
•
Keyword banner muncul ketika dilakuakn query atas satu
kata pembuka dari search engine.
•
Random banner muncul secar acak
Keuntungan menggunakan banner ialah kemampuannya dalam melakukan
kustomisasi iklan ke audien yang menjadi sasarannya.
Banner
Swapping
Dilakukan bila perusahaan A setuju untuk menampilkan sebuah banner perusahaan B dengan imbalan perusahaan
juga mau menampilkan iklan perusahaan A.
Banner
Exchange (Tukar Banner)
Biasanya
dilakukan dalam perdagangan yang dilakukan oleh tiga partner atau lebih
Iklan
Skyscraper
Berbentuk
seperti banner, jika banner memanjang secara horisontal, maka skyscraper
memanjang secara vertikal.
Interstitial
Merupakan iklan yang dinamis pada internet,
Interstitial berbentuk bermacam-macam iklan animasi yang muncul dilayar ketika
komputer men-download situs web. Tipe interstitial ini meliputi pop up windows, splash
screen.
Strategi Merancang Iklan berbasis Intenet :
§
Menarik Secara Visual
Dalam Media
masa, iklan mestinya berwarna-warni untuk
menarik
perhatian pembaca. Dalam Internet prinsip ini
dapat
direalisasikan dengan mengadopsi isi web yang
bergerak dan
interaktif yang mampu membius perhatian
pengunjung
serta menarik kunjungan secara berulang-ulang.
Contoh Iklan Ecommerce L’Oreal (www.loreal.com) yang
mendapatkan
dua penghargaan tahun 2009
§ Isi Situs Web
Bermanfaat bagi konsumen
Isi situs
mestinya memberikan informasi yang berharga, dengan menghindari file yang tidak
berguna, apalagi dalam ukuran besar, yang hanya memperlambat download. Isi
situs harus disesuaikan dengan tujuan
pengiklanan yaitu memberikan informasi suatu produk.
§
Menekankan merek dan Citra Perusahaan
Iklan beserta produk dan layanannya mestinya menekankan bahwa ia
berbeda dengan iklan milik para pesaing.
Strategi Memilih Media Periklanan pada e-commerce :
• Pengunjung, Jangkauan, Impresi dan Pengaruh
• Pengunjung adalah perkiraan rata-rata jumlah
individu berbeda yang telah mengunjungi setiap isi website, kategori, saluran
atau aplikasi setiap hari pada periode tertentu.
• Jangkauan adalah presentase individu yang diproyeksikan mengunjungi website,
kategori, saluran tertentu dari jumlah total individu yang diproyeksikan
menggunakan media digital selama periode
tertentu.
• Impresi adalah jumlah waktu yang digunakan
untuk melihat suatu iklan.
• Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan
melalui mediatertentu.
• Untuk memilih media digital, yang perlu
dipertimbangkan adalah pengunjung,jangkauan, impresi dan pengaruhnya.
• Disamping itu harus dipertimbangkan pula
biaya, keunggulan dan keandalannya. Selanjutnya pengiklan mencari media yang
paling efektif-biaya diantara berbagai media yang terpilih dan baru kemudian
menentukan pilihan diantara yang ada.
BAB
V
Pembahasan
Konsep,
karakteristik dan model pada B2B
Collaborative
Commerce
Konsep B2B
Transaksi bisnis dijalankan melalui inernet, extranet, intranet atau jaringan intern
perusahaan, juga dikenal sebagai eB2B (electronic B2B)
Karakteristik Business to Business :
- Trading
Partner : Pertukaran informasi hanya berlangsung diantara mereka dan
karena sudah mengenal, maka pertukaran dilakukan atas dasar kebutuhan dan
kepercayaan
- Perukaran
data dilakukan secara berulang dan berkala dengan format data yang telah
disepakati. Jadi service yang dipergunakan antar kedua sistem tersebut
sama dan menggunakan standar yang sama pula
- Salah
satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka lainnya untuk mengirimkan
data.
- Model
yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana processing Intelligence
dapat didistribusikan dikedua pelaku bisnis.
Model B2B
Model Bisnis B2B
Yaitu penjualan produk / jasa antar perusahaan atau
antar badan bisnis.
Collaborative
Commerce
C-Commerce didefinisikan sebagai hubungan komersil atas
suatu kerangka kolaboratif untuk mengintegrasikan proses bisnis perusahaan,
hubungan pelanggan dan mengatur batasan-batasan yang berhubungan dengan
perusahaan.
Perdagangan collaboratif commerce ( c-commerce) terdiri atas aktivitas antar mitra bisnis
bersama-sama di dalam perencanaan, perancangan, pengembangan, managing,
dan meneliti produk dan jasa.
Kolaborasi bisnis, misalnya, bisa dibangun antara suatu
perusahaan dengan perusahaan-perusahaan supplier, perusahaan-perusahaan jasa
angkutan, perusahaan-perusahaan jasa periklanan, distributor dan lain-lain.
Artinya jalinan kolaborasi bisa dibangun dari semua pemain usaha yang terlibat
dalam satu rantai bisnis. Kolaborasi juga bisa dibangun antara
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam memproduksi produk sejenis, atau
melayani layanan yang sejenis.
Contohnya : kerjasama di antara perusahaan-perusahaan tas
kulit, perusahaan-perusahaan sepatu, perusahaan – perusahaan buku, dan
lain-lain.
Sesuai definisinya, dalam C-Commerce proses-proses
bisnis dari perusahaan-perusahaan yang berbeda dapat saling berhubungan, karena
terintegrasi melalui collaborative framework. Melalui framework ini pula,
konsumen dapat menghubungi “collaborative business processes” melalui
cara yang sederhana, tanpa harus mengetahui bagaimana “collaborative
business processes” tersebut terjadi.
Konsep C-Commerce diimplementasi melalui 3 tahapan,
yaitu :
1. WEB Enabled C-Commerce
2. WEB Integrated C-Commerce
3. WEB Service Enabled C-Commerce
Gambar
V.1 Pentahapan C-Commerce
Tahap
pertama ditandai oleh beberapa ciri di bawah ini :
a. C-commerce yang bersifat WEB Enabled
b. Satu proses bisnis melalui internet yang
memungkinkan partner dagang mengakses data internal tertentu.
c. WEB yang mempresentasikan data
d. Penghematan hanya pada labor cost
Gambar
V.2 Tahap Pertama C-Commerce
Pada tahap
kedua buyer, seller, dan supplier disatukan melalui WEB portal yang
memungkinkan mereka saling mempertukarkan barang dan jasa. Setiap perusahaan
dapat melakukan konfigurasi ulang untuk melakukan “leverage” untuk memperkuat
posisi menjual dan mengeliminasi biaya brokerage.
Gambar
V.3 Tahap Kedua C-Commerce
Pada tahap selanjutnya C-Commerce dibangun berbasis WEBServices.
WEB Service akan menjadi inti dari integration engine. Proses busines yang
diintegrasikan diwujudkan sebagai webservice. C-Commerce nantinya akan merupakan
kesatuan atau kombinasi dari webservices yang dapat di
“plug and play” secara mudah.
Gambar
V.4 Tahap Ketiga C-Commerce
Arsitektur C-Commerce
Arsitektur
sistem untuk C-Commerce tahap ketiga harus dapat mengakomodasi beberapa nature
yang dimiliki oleh kolaborasi dalam dunia usaha.
Beberapa di antaranya adalah
:Proses bisnis, atau secara umum sistem bisnis dari satu perusahaan cenderung berbeda
dengan perusahaan lainnya, termasuk platform sistemnya. Proses bisnis senantiasa berubah sesuai
tuntutan perubahan dalam lingkungan bisnis itu sendiri. Kolaborasi bersifat
dinamis. Suatu perusahaan bisa bekerja sama dengan pihak-pihak
lain silih berganti.
Hal itu berarti bahwa sistem solusinya harus
merupakan sistem dengan karakteristik sbb :
- Sistem harus merupakan
kumpulan dari blok-blok services yang
dapat dipasang, dicopot, dan disusun ulang secara mudah.
- Prinsip enkapsulasi harus
dipakai dalam membuat blok services. Artinya kerumitan proses tidak
transparan oleh yang memanfaatkan blok services. Yang terlihat adalah apa
yang dapat dilaksanakan oleh services dan bagaimana memperolehnya.
- Perubahan atas blok
services sebagai akibat dari perubahan proses bisnis dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat,tanpa menyebabkan sistem secara keseluruhan break.
- Blok services dapat
terhubung ke blok service lainnya menggunakan format pertukaran data yang
standar.
- Sistem berbasis Web
Services merupakan sistem yang cocok bagi C-Commerce, kerena memiliki
karakteristik-karakteristik yang dipersyaratkan, terutama bahwa
- Sistem merupakan kumpulan
dari webservices yang memiliki interkoneksi yang bersifat loosely coupled.
Ini berarti perubahan susunan
webservices dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
Untuk
mewujudkan C-Commerce, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- Setiap perusahaan harus menetapkan
proses-proses bisnis yang akan diprovide sebagai webservices dan kemudian mendefinisikan
webservicesnya.
- Setiap perusahaan
mempublikasikan atau mendaftarkan webservicesnya pada semacam “direktori
webservices”.
- Setiap perusahaan yang
ingin memanfaatkan atau melakukan koneksi dengan webservices harus
mencarinya di direktori webservices dan mempelajari dokumen
deskripsi webservices-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar