•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Sabtu, 09 Juli 2011

Cinta Kamu (Part 1)

Ini kali pertamanya lagi Vita, Revan adiknya dan mamahnya kembali menginjakkan kakinya di Jakarta setelah sembilan tahun yang lalu mereka memutuskan untuk pindah dan menetap di Semarang. Mereka terlihat gembira walaupun sedikit bayangan masa lalu masih teringat jelas.
Setelah selesai merapikan barang mereka dan menatanya di rumah baru mereka yang tidak cukup besar tapi bisa untuk menampung ketiganya, mereka makan siang bersama. Ketiganya terlihat sangat bahagia. Mereka pindah lagi ke sini karena ada pekerjaan bagus untuk mamah mereka dan Vita juga berniat untuk melanjutkan SMA nya disini.
Selesai makan Vita dan Revan pergi tidur karena memang mereka kecapekkan, sedangkan mamahnya mencoba bersosialisasi dengan tetangga sekitar yang mayoritas merupakan bukan asli orang Jakarta.
***
Pagi yang cerah dan penuh semangat menyapa mereka bertiga, hari ini mereka harus beraktivitas seperti biasanya. Mamah pergi kerja kekantor, Vita masuk ke SMA barunya, dan Revan masuk ke SD barunya juga. For you know, jarak lahir antara Vita dan Revan itu terlampau 8 tahun.
Vita bertugas mengantarkan adiknya dulu baru berangkat kesekolah.
“Jangan nakal ya! Kalau ada apa-apa cepet-cepet hubungin kakak atau mamah, terus kalau mau pulang mendingan nungguin kakak dulu aja atau nggak kamu tinggal naik angkot yang tadi terus tunjukin ini sama supirnya ya”, Vita memberikan secarik kertas yang isinya alamat rumah mereka.
Revan yang cerdas langsung mengerti dan memahami apa yang kakaknya itu katakan. Setelah Revan masuk ke kelas Vita melanjutkan perlajanannya ke sekolahannya yang nggak terlalu jauh dari sekolahan Revan itu. Karena nggak terlalu jauh, cukup dengan jalan kaki beberapa menit saja dia sudah sampai tepat waktu.
Bel masuk berbunyi nyaring menggiring anak-anak masuk ke kelasnya masing-masing, berhubung Vita belum tahu dimana kelasnya jadi dia masuk bersama wali kelasnya.
Akhirnya Vita dan wali kelasnya itu sampai di kelas yang sudah banyak muridnya yang datang, “Selamat pagi anak-anak”.
Serempak semuanya menjawab sapaan dari Bu Yanti, “Selamat pagi bu...”.
Bu Yanti menyuruh Vita untuk memperkenalkan dirinya pada teman-teman barunya, “Perkenalkan nama saya Vita, saya pindahan dari Semarang”, ucap Vita.
Warga kelas itu langsung riuh, banyak juga yang mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan tapi sayangnya Bu Yanti malah menyuruh Vita untuk duduk. Vita duduk di bangku nomer tiga bersama dengan Leny teman barunya itu.
Keduanya terlihat langsung akrab, semunya juga terlihata senang dengan anak baru itu.
Bel istirahat berbunyi dengan kerasnya, saatnya untuk mereka semua beristirahat. Leny mengajak Vita untuk pergi kekantin bersamanya dan juga teman-temannya, tapi Vita menolak karena dia membawa bekal untuk mekan siangnya. Vita pergi ketaman sekolah dengan membawa bekal makan siang dan sebuah buku. Sesampainya di taman dia langsung makan siang sambil membaca buku yang dia bawa tadi.
Disisi lain Leny dan beberapa temannya sedang asyik makan bersama dan sesekali memperhatikan Vita dari kejauhan, yang terlihat Vita sudah selesai dengan makan siangnya dan fokus membaca. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Vita, dia itu adalah Bimo. Bimo itu senior Vita.
“Anak baru ya?”, Bimo langsung bisa menebaknya.
Vita tersenyum, “Iya.”
Keduanya terlibat dalam obrolan yang akrab, dari arah kantin Leny dan teman-temannya melihatnya, dan juga teman-teman Bimo, yaitu Fandi, Richi, dan juga Vino, dari tadi mereka memperhatikan Bimo yang ada ditaman bersama seseorang yang belum mereka kenal.
“Anak baru ya? Mukanya masih asing”, ucap Fandi.
Tiba-tiba mereka bertiga di kagetkan dengan kedatangan Mona dan teman-temannya. Mona itu satu angkatan sama Bimo, Fandi, Richi, dan juga Vino, dia itu salah satu cewek yang suka sama Richi. Richi sang kapten tim basket SMA Pancasila ini, Richi yang ganteng, keren dan populer serta baik ini.
“Richi, nanti anterin aku pulang ya. Supirku lagi nggak bisa dateng nih!”, pinta Mona dengan manja sedikit sok manis.
Langsung saja Richi menolaknya karena memang dia tidak bisa karena ada latihan basket dan karena dia juga ogah untuk dekat dengan cewek gatel itu. Mona terlihat kecewa dengan jawaban Richi tapi dia langsung bersikap biasa lagi dan kembali kekelasnya.
Sudah lima belas menit Revan menunggu kakanya didepan sekolahannya bersama satpam SD itu dan juga teman barunya yaitu Tasya. Dengan sifatnya yang supel, Revan tidak sulit untuk mendapatkan teman. Revan memperkenalkan dirinya pada Tasya dan keduanya sudah mulai akrab.
“Kamu nunggu jemputan ya?”, tanya Revan.
Tasya mengangguk, “Ya, nungguin Om ku.”
Cukup lama mereka menunggu dan akhirnya Revan memutuskan untuk pulang sendirian dan mengajak Tasya untuk pulang bersamanya kerumahnya dulu. Tasya agak ragu tapi akhirnya Tasya ikut pulang kerumah Revan yang nggak jauh dari sekolahan mereka.
Vita juga langsung pergi kesekolahan Revan dan bertanya pada satpam yang jaga dan katanya Revan sudah pulang duluan. Dia langsung pulang kerumah dan mendapati Revan bersama dengan seorang temannya yang nggak lain yaitu Tasya sedang makan siang dengan nasi bungkus yang tadi Revan beli dari tetangganya yang berjualan makanan.
“Ini teman kamu Van? Anak sini juga apa?”, tanya Vita.
Revan menggelengkan kepalanya dan menceritakan semuanya pada kakaknya.
Disisi lain om Tasya akhirnya datang menjemput, om Tasya itu adalah Richi. Dan tidak ada Tasya disitu, gerbang sekolah sudah terkunci rapat dan kata satpam sudah nggak ada siapa-siapa lagi di sekolahan itu.
Richi langsung bingung harus ngapain, Tasya nggak ada. Ditelponnya kakanya yang nggak lain adalah mamah dari Tasya dan katanya dia masih ada di cafe sejak pagi tadi, Richi juga telpon ke rumah dan kata pembantunya Tasya belum pulang juga. Richi mulai memutar otaknya dan mulai mencari-cari Tasya.
Setelah selesai makan Vita berniat mengantar Tasya pulang, tapi Tasya nggak hafal alamat rumahnya, yang dia tahu itu cafe mamahnya dan juga dia menyimpan kartu nama mamahnya di tasnya. Vita mengantarkan Tasya ke alamat itu yang ternyata nggak jauh dari rumahnya, dengan sepedanya Vita pergi ke cafe itu.


Bersambung ke Cinta Kamu (Part 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...