•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Sabtu, 09 Juli 2011

Cinta Kamu (Part 5)

Bel pulang berbunyi nyaring menggiring anak-anak keluar dari kelas. Vita berjalan sendirian karena hari ini Leny nggak masuk sekolah karena ada sodaranya kawinan. Hari ini dia juga tidak membawa sepeda karena rantai sepedanya putus. Vita menyusuri jalan keluar dari sekolahan dan bertemu dengan Richi didepan sekolahan.
“Ayo naik! Aku anterin kamu ke cafe”, ajak Richi.
Vita menggeleng, “Aku mau pulang dulu, ada yang ketinggalan.”
Richi mengajaknya lagi, “Ya biar aku anter kamu pulang dulu baru kita ke cafe.”
Vita menolak lagi, dia nggak mau merepotkan Richi yang merupakan adik dari pemilik cafe tempat dia bekerja. Karena terus dapet penolakan dari Vita, Richi memutuskan untuk pulang saja dan meninggalkan Vita sendirian. Vita jalan kaki sambil menunggu ada angkot yang lewat tapi tiba-tiba ada mobil hitam yang berhenti mendadak di sampingnya dan ada beberapa orang keluar dari mobil itu dan langsung menarik paksa Vita masuk dalam mobil itu.
Nggak ada yang tahu tentang kejadian ini, di dalam mobil Vita di bius lalu diikat tangan dan kakinya lalu dibawa entah kemana yang jelas ke sebuah rumah kosong yang ada di sekitar komples belakang sekolahan Vita.
Malem harinya di cafe, Richi terus menunggu Vita yang nggak datang-datang. Dia menunggu bersama Bimo, Damar, dan Lukas. Richi berniat menelfon Vita tapi sayang dia nggak punya nomernya, malahan dia punya nomer telfon rumah Vita yang langsung dia hubungi.
Kebetulan yang mengangkat telfon itu Revan. Richi langsung menanyakan apakan Vita sudah berangkat ke cafe apa belum tapi Revan memberi jawaban yang mengejutkan.
“Dari tadi pagi berangkat sekolah dan sampai sekarang kak Vita belum pulang, kan biasanya dia langsung ke cafe!”,ucap Revan lugu.
Richi khawatir, dia langsung menutup telfon itu dan menjelaskan pada teman-temannya yang terlihat ikut khawatir juga. Dengan cepat Damar langsung menghubungi Leny, mereka berdua sekarang sudah pacaran lho.
“Tahu Vita dimana nggak?”, tanya Damar to the point.
“Aku tadi kan nggak ke sekolah, jadi aku nggak tahu dia dimana. Biasanya kan kalau jam segini dia ada di cafe, emngnya kenapa?”, Leny balik tanya.
“Dia nggak ada di cafe, di rumah juga nggak ada.”
Leny juga ikut-ikutan khawatir, tahu sendiri kalau Vita itu belum hapal betul jalan-jalan disini, lagi pula dia nggak suka jalan-jalan kemana-mana sendirian. Kalau jalan sendirian paling jalan ke rumah, ke cafe, atau jemput adiknya. Vita hilang, semuanya berusaha mencari termasuk Leny yang sedang ada di Bandung, dia menanyakan ke teman-temannya ada yang lihat Vita apa enggak.
Sampai jam 11 malem Vita belum juga ketemu sampai akhirnya Leny nggak tahu harus telfon siapa lagi. Mamah Vita juga mulai khawatir karena biasanya jam segini Vita sudah pulang tapi kenapa malem ini belum juga pulang. Dia menelfon hp Vita tapi nggak diangkat-angkat, begitu juga Leny yang terus mencoba menghubungi hp Vita.
Hp Leny berdering, ada telfon dari Mamahnya Vita. Pertama dia ragu untuk mengangkatnya karena pasti Mamah Vita akan menanyakan dimana Vita. Tapi setelah menarik nafas panjang dia langsung mengangkatnya dan menjawab sejujur-jujurnya dan nggak lupa bilang Mamah Vita nggak usah khawatir karena semuanya sedang mencari Vita sekarang.
Richi dan Lukas pergi ke sekolahan lagi, mungkin saja ada yang tahu tentang Vita. Sedangkan Bimo dan Damar mencari ke tempat yang lainnya. Richi bertanya pada satpam yang sedang berjaga, tapi mereka nggak tahu Vita dimana.
Ternyata ada satu nomer lagi yang belum Leny telfon yaitu Dina, anak paling kalem di kelas mereka. Leny langsung menelfon Dina dan nggak lama kemudian langsung diangkat, “Malem Dina. Oh ya tadi sepulang sekolan kamu lihat Vita nggak?”
Dina terdiam, dia mengingat-ingat lagi. “Aku nggak yakin, tapi waktu aku pulang lewat kompleks belakang sekolahan aku kayaknya lihat cewek yang mirip Vita lagi sama tiga cowok yang badan-badannya gede banget! Cewek itu kayaknya pingsan dan di gendong sama salah satu cowok itu masuk ke sebuah rumah kosong.”
Di tempat lain, di tempat penyekapan Vita. Kondisi Vita terlihat lusuh. Dia duduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki yang terikat di kursi tersebut, mulutnya juga di tutup dengan sebuah lakban. Vita yang sudah tersadar dari biusnya terus menangis dan berusaha melepas ikatannya.
Setelah mendapat info tersebut, Leny langsung menghubungi Damar dan memberi tahu kalau Vita di culik oleh beberapa cowok garang kayak preman dan sekarang Vita di sekap di rumah kosong yang ada di belakang sekolah. Setelah memberi tahu Richi tentang Vita itu, Damar langsung menelfon polisi, dia bilang dia lihat ada seseorang yang disekap oleh preman-preman di sebuah rumah kosong dan Damar juga memberikan alamat pastinya pada polisi tersebut.
Sekarang Damar, Richi, Lukas, dan Bimo ada di luar dari rumah kosong itu bersama beberapa polisi yang siap menyergap rumah itu. Semuanya mencoba masuk secara diam-diam dan akhirnya mereka sampai di ruang tengah yang menjadi tempat Vita di sekap dan juga tempat berkumpulnya preman-preman itu.
“Vita!”, Richi berlari kearah Vita.
Para polisi langsung menangkap preman-preman itu dengan mudah karena sebagian dari mereka tengah mabuk, dan salah satu dari mereka mencoba melawan tapi nggak berhasil. Semua preman sudah di lumpuhkan.
Vita terus menangis, Richi mencoba melepaskan lakban yang menutupi mulut Vita dan dia juga melepaskan ikatan kaki Vita lalu melepaskan ikatan tangan Vita. Sebelum berbalik menghadap Vita, Richi melepaskan jaketnya dan berusaha menutupi tubuh Vita yang sekarang memakai tank top dan rok sekolahnya. Tadi sebelum mereka kesana preman-preman itu iseng membuka baju Vita dan berusaha menyetubuhinya tapi sayang ada telfon yang memerintahkan mereka untuk tidak berbuat apa-apa pada Vita.
Tiba-tiba Vita memeluk tubuh Richi dengan erat. Tubuh Vita gemetaran karena ketakutan yang masih mendera, Richi membalas pelukan itu dan mengelus-elus rambut Vita dengan penuh sayang, “Kamu aman sama aku. Sekarang aku anterin kamu pulang.”
Vita hanya mengangguk, dia masih menangis, badannya masih gemetaran.
Damar, Bimo, dan Lukas pergi ke kantor polisi untuk mengetahui siapa yang menjadi dalang dari ini semua. Richi mengantarkan Vita pulang, terlihat Vita masih terisak dan raut wajahnya terlihat sangat ketakutan, semuanya belum sirna karena Vita masih terbayang-bayang perbuatan dari preman-preman yang menyekapnya itu.
Richi menggenggam erat tangan Vita, “Kamu nggak usah takut. Kamu aman sama aku!”
Jam 1 dini hari dan mereka sudah sampai di rumah Vita yang lampunya masih menyala dan terlihat Mamah Vita yang sedang menunggu anak gadisnya pulang. Dia kaget melihat Vita yang turun dari mobil Richi dengan keadaan yang lusuh dan menangis, setelah Mamah Vita mengantarkan Vita kekamarnya Richi menjelaskan segalanya yang terjadi malam ini.
Pagi ini di sekolah menjadi ramai dengan apa yang terjadi pada Vita. Dan dalang dari semua ini adalah Mona, dan dia juga sudah ada di kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan semuanya. Hari ini juga Vita nggak masuk sekolah karena memang masih syok dan juga kondisinya yang sedikit melemah.
Richi terlihat sangat khawatir dengan keadaan Vita yang nggak masuk hari ini, mungkin Vita nggak enak badan karena penyekapan semalam. Pulang sekolah nanti mereka Richi, Leny, Damar, Lukas, dan Bimo memutuskan untuk pergi ke rumah Vita.
***
Mereka semua sampai di depan rumah Vita tapi sayangnya rumah tiu sepi dan di pagarnya ada tulisan kalau rumah ini di kontrakan. Semuanya terkejut bukan kepalang, sekarang  Vita ada di mana. Leny mencoba menelfon ke hp Vita tapi nggak aktif, Leny berusaha menelfon hp Mamahnya Vita dan langsung diangkat.
“Tante sekarang ada dimana? Kok rumah tante di gembok dan ada tulisannya di kontrakkan?”, tanya Leny tanpa basa-basi.
“Tante sudah pindah sekarang.” Mamah Vita langsung menyebutkan alamat barunya.
Balik ke kemarin sore di rumah Vita yang sekarang di kontrakin. Ada seorang laki-laki yang bertamu dan ternyata laki-laki itu merupakan teman bisnis almarhum Papah Vita dan Revan. Laki-laki itu memberi kabar yang sangat mengejutkan, yaitu perusahaan Papah Vita yang dulu bangkrut karena ditipu oleh rekannya sendiri sudah pulih seperti semula. Laki-laki itu bilang kalau sudah dari dulu dia mencari mereka dan baru ketemu sekarang.
Rumah dan semua fasilitas yang dulu mereka miliki sudah kembali menjadi milik mereka berkat laki-laki itu. Laki-laki itu memiliki perusahaan sendiri tapi dia juga membantu memulihkan kondisi perusahaan temannya itu. Dan Mamah, Vita dan Revan di suruh pindah ke rumah yang seharusnya mereka tempati yaitu rumah yang mewah yang berada tepat di sebrang rumah Richi.
Richi terkejut mendengar amalat yang Leny sebutkan, “Alamat itu ya di sebrang rumahku!”
Mereka bergegas menuju alamat yang disampaikan tadi.
Sampai di depan rumahnya, Richi melihat Revan dan Tasya sedang bersepeda bersama. Richi tersenyum senang karena dia sekarang menjadi tetangga Vita. Richi bergegas keluar dari mobilnya dan mengetuk pintu rumah Vita. Bimo bertanya pada Revan dimana Vita sekarang dan Revan menjawab kalau Vita sedang ada di rumah Richi, dia ingin mengembalikan jaket Richi.
Diam-diam mereka semua membiarkan Richi sendirian mengetuk pintu rumah Vita yang nggak kunjung di bukakan pintu. Bimo, Leny, Damar, Lukas, Tasya, dan Revan, pergi ke rumah Richi dan bertemu dengan Vita, lalu mereka mengajak Vita keluar.
“Richi”, Bimo memanggil Richi, “Kamu mencari ini?”
Richi membalikkan badannya dan melihat ada Vita disana. Richi langsung berlari untuk menghampiri Vita dan langsung memeluknya, “Please, jangan buat aku khawatir lagi! Kamu harus terus sama aku, biar aku bisa melindungi kamu!”.
Vita mengangguk, Richi kembali memeluk cewek yang dia sayang itu sengan erat.
Semuanya tersenyum bahagia dan semuaya kembali normal. Disisi lain Mona sedang diinterogasi oleh para polisi karena ternyata dia yang menjadi dalang dalam penculikan Vita kemarin.
Richi melepaskan pelukannya dan mencium kening Vita dengan penuh rasa sayang. “Aku cinta kamu!”, ucap Richi.

#######TAMAT#######
********chie Ech*********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...