Di dalam mobil Aldi terus bawel menyuruh kakaknya yaitu Bella agar ngebut agar sampai di cafe tepat waktu.
“Iya, iya. Bentar lagi juga nyampe! Nggak usah berisik deh!”, bentak Bella.
Tapi Aldi tetap merengek, maklumlah anak kecil. Mereka berdua berniat nonton bola bareng di cafe, soalnya team kebanggaan dari Aldi yaitu Barcelona akan bertanding.
“Ayo kak!”
Tiba-tiba lampu merah menyala dan mengharuskan mereka untuk berhenti dan memberi kesempatan pada pengguna jalan yang lain untuk berjalan. Tiga menit sudah berjalan dan lampu berubah ke warna hijau, mobil Bella dan Aldi melesat kencang, tiba-tiba dari arah kiri mobil Bella ada sebuah mobil yang melesat kencang dan melanggar lampu merah.
‘Braaaaakkk!!!’, terdengar suara yang kencang, mobil yang melanggar trafic light itu menghujam mobil Bella dan Aldi.
Bella terbangun dari tidurnya, nafasnya berjalan kencang, keringat dinginnya bercucuran, dia bermimpi lagi tentang peristiwa itu. Peristiwa setahun yang lalu yang terjadi padanya dan adiknya yang membuat adiknya itu meninggal dunia. Dan yang menabrak mereka yaitu kedua orang tua mereka yang sedang bertengkar hebat didalam mobil dan tidak memperhatikan trafic light.
Sekarang Bella tinggal bersama dengan kakeknya dan kedua orang tuanya bercerai setelah peristiwa kematian Aldi dan tinggal di luar negri bersama pasangan hidup mereka yang baru.
Bella menenangkan dirinya sejenak, kemudian dia melihat jam yang ada dimejanya dan menunjukkan jam 7 pagi. Dia bergegas mandi karena hari ini dia ada kuliah pagi. Selesai mandi dia langsung menggunakan polo shirt Barcelona yang sekarang merupakan team kebanggaannya juga. Pokoknya full dengan Barca.
Saatnya dia turun dari kamarnya menuju ruang makan, disana sudah ada kakek yang menunggu dia untuk sarapan bersama.
“Pagi kakek”, salam Bella.
Keduanya sarapan bersama.
Selesai sarapan Bella langsung pamit untuk berangkat kekampus, dengan mobilnya yang berwarna merah yang merupakan hadiah dari kakeknya itu dia berangkat kekampus. Sesekali trauma karena kecelakaan yang menimpanya setahun yang lalu itu terbayang. Terbayang terus dalam pikirannya.
Cukup setengah jam dia sudah sampai di kampus, di parkiran dia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang sejak SMP selalu bersama. Amel dan Grace sudah menunggu Bella di parkiran. Kemudian ketiganya mulai berjalan menuju ruang kelas mereka, tapi ternyata dosen yang harusnya mengisi kelas mereka belum pulang dari Hongkong, alhasil mereka memutuskan untuk pergi ke kantin.
“Amel, Bella, mau pesan apa?”, tanya Grace.
“Jus jeruk aja deh, soalnya aku sudah sarapan tadi.” Jawab Bella yang memang sudah sarapan tadi bersama dengan kakek tercintanya.
Sambil membuka tasnya, “Aku mau nasi goreng sama teh botol aja.”
Grace berlalu meninggalkan mereka berdua untuk memesan makanan. Amel mengambil album foto dalam tasnya, album foto itu berisi foto-foto waktu dia ulang tahun yang ke 19 tahun, yang dilaksanain seminggu yang lalu. Amel memperlihatkannya pada Bella. Bella mulai membuka lembar demi lembar album foto itu dan memandang lama foto Amel bersama kedua orang tuanya, mereka lagi meniup lilin bersama-sama.
Bella terbawa ke masa lalunya disaat dia ulang tahun yang ke 8. Dia nggak merayakan ulang tahunnya mewah-mewah, dia hanya meminta pembantunya untuk mebeli kue ulang tahun dan ingin merayakannya bersama Papah dan Mamahnya. Sampai jam 10 malam kedua orang tuanya belum juga pulang kerja, Bella menunggu di ruang tengah sambil terus berusaha nggak tidur, sampai akhirnya Papah dan Mamahnya pulang tepat jam 1 dini hari.
Bella kecil langsung menyapa kedua orang tuanya dan meminta mereka untuk merayakan ulang tahun dirinya bersama-sama. Tapi Papahnya mendorong Bella hingga terjatuh ke lantai, “Kamu nggak bisa mikir ya? Papah sama Mamah itu baru pulang kerja. Papah sama Mamah capek!”, tegur keras Papahnya yang membuat Bella kecil menangis.
“Bella, hust.. Bella, kok ngelamun?”, Amel mencoba menyadarkan Bella dari lamunannya.
“Kenapa sih Bell? Kok sampai berkaca-kaca gitu?”, tanya Grace yang ternyata sudah duduk disampingnya.
Dengan tergesa-gesa Bella menutup album itu dan menghapus air matanya yang sedikit keluar, “Nggak kok. Aku nggak kenapa-napa”. Bella langsung meminum jus yang dia pesan tadi.
Amel dan Grace menatap dia dalam-dalam dan Grace merangkulnya hangat. Kedua sahabatnya itu tahu tentang semua tentang dirinya, Bella kecil yang nggak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia anak kandung tapi diperlakukan layaknya anak tiri, kedua orang tuanya nggak pernah menganggap dia ada. Semua itu karena kedua orang tuanya dari awal menikah sangat memimpikan mempunyai anak laki-laki tapi ternyata Bella lah yang terlahir didunia ini. Mungkin akan beda ceritanya kalau Aldi yang menjadi kakaknya Bella.
“Oh ya Bell, tadi pagi sebelum kamu berangkat aku ketemu sama Bagas. Dia nyuruh aku bilang kekamu kalau nanti kalau pulang dia mau nebeng sama kamu, soalnya mobilnya lagi dibengkel”, sambil menyantap mie ayamnya Grace mencoba menunaikan amanatnya.
Bersambung ke Cinta Untuk Bella (Part 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar