Bel pulang sekolah berdentang kencang. Vita mendapati ban sepedanya sudah kempes dan ada bekas sobekannya yang sangat ketara. Dia menuntun sepedanya itu keluar dari sekolahan, di depan pos satpam dia berhenti sejenak untuk bertanya ada bengkel sepeda nggak disekitar sekolahan ini.
“Sepeda kamu kenapa?”, tanya Richi tiba-tiba. “Ban sepedaku bocor”.
Richi turun dari mobilnya dan melihat sepeda Vita, dibelakang mobil Richi ada mobil Bimo dan Bimo bersama dengan Lukas dan juga Damar.
“Richi ngapain tuh?”, tanya Lukas yang melihat Richi.
“Ini bukan bocor namanya, tapi ada yang sengaja bikin sepeda kamu rusak!”, Richi membawa sepeda itu kearah tukang kebun SMA Pancasila. “Pak, tolong bawa sepeda ini ke bengkel ya. Suruh ban nya diganti semua, ini uangnya.”
Vita mencoba menghalangi, dia nggak enak dengan Richi, tapi Richi menghalanginya. “Ayo biar aku anterin kamu, kamu mau ke cafe kan?”.
“Ya!” vita mengangguk.
Richi membukakan pintu mobilnya untuk Vita, “Tapi kita jemput Tasya dulu ya.”
Vita mengangguk lagi.
Nggak butuh waktu yang lama akhirnya mereka sampai di depan sekolahan Tasya. Richi keluar dari mobil dan menghampiri Tasya dan Revan. Melihat ada Revan disana Vita ikut turun juga dan menghampiri adiknya itu.
“Kak Vita”, ucap Tasya senang.
Vita tersenyum pada Tasya dan juga pada adiknya itu, “Kenapa jam segini belum pulang Van?”, tanya Vita pada Revan.
Revan bangkit dari tempat duduknya, “Revan nemenin Tasya dulu. Kasihan, masa anak cewek disini sendirian nunggiun jemputan?”.
Kalimat Revan itu membuat Richi dan Vita tertawa. Anak kecil bisa juga ya ngomong seperti itu, bukan hanya ngomong tapi juga melakukan hal yang seperti dia omongin tadi.
“Oh ya, kamu kenal Revan? Atau kamu ini...”, tanya Richi.
“Aku kakaknya Revan”, jawab Vita singkat.
Richi tersenyum dan mengajak semuanya masuk ke mobil, Richi mengajak mereka untuk makan dulu. Mereka makan di cafe Nadien. Di cafe Nadien sudah menunggu Tasya, Richi, dan Vita.
Sesampainya di cafe mereka berempat langsung duduk kursi yang tersedia dan Nadien menghampiri mereka dan menawarkan makanan untuk keempatnya. Vita sangat merasa nggak nyaman karena terlalu akrab dengan bosnya, dan menjadi perhatian dari teman-teman kerjanya yang lain. Vita mohon undur diri untuk ganti baju seragam dulu dan membantu teman-temannya yang sedang melayani tamu, tapi nggak boleh sama Nadien. Tapi Vita nggak mau seperti ini, dia pergi ke lokernya dan mengganti bajunya.
“Jadi kak Vita kerjanya disini ya?”, tanya Revan sambil melihat sekeliling ruangan cafe ini.
Nadien mengangguk, “Iya, kakak kamu kerja disini. Kerjaannya juga bagus!”.
“Kakaknya siapa dulu dong, kakaknya Revan!”.
Setelah selesai makan Revan kembali melihat sekeliling dan melihat sebuah jam, jam tujuh malam. “Wah sudah malem! Pasti Mamah nyariin Revan nih!”.
Mendengar perkataan Revan, Tasya juga minta pulang dan akhirnya Nadien mengantar Revan pulang dulu. Richi masih disitu karena dia disuruh Nadien untuk menghibur para tamu di cafe ini lagi, terdengar suara hujan yang cukup deras di luar cafe tapi nggak menyurutkan para tamu untuk datang ke cafe itu.
Tiba-tiba Mona datang menghampiri Richi yang sedang duduk sendirian sambil terus memperhatikan Vita. “Hai Richi, nggak nyangka bakalan ketemu disini. Kamu kesini sama siapa?”.
Richi diam saja nggak menjawab apa-apan, nggak lama kemudian Bimo dan Lukas datang dan menghampiri mereka berdua Richi dan Mona.
“Ciee ciee, lagi kencan yah?”, ledek Lukas.
Mona tersenyum lebar dan menyapa keduanya, Richi masih dengan diamnya itu. Lukas menegurnya tapi tetap saja dia diam, dia males berbicara karena ada Mona disitu. Bimo mencari-cari sosok Vita, dan dia melihatnya lalu memanggilnya untuk mendekat. Mona terkejut kenapa Vita ada disitu.
“Kayak biasanya ya!”, ucap Bimo. “Mona, kamu mau pesan apa?”.
Sekarang Mona tahu kalau Vita itu kerja di cafe ini sebagai pelayan dan Mona mulai memesan apa yang dia inginkan. Richi asyik dalam diamnya sambil menikmati secangkir capucino panas untuk menghangatkan badannya.
Nggak lama kemudian Vita datang membawa minuman untuk Bimo, Lukas, dan Mona, tapi Mona berencana jahat pada Vita. Dia mengganggu langkah Vita dengan kakinya dan membuat Vita terjatuh begitu juga dengan apa yang dia bawa. Minuman-minuman itu mengotori baju Mona dan membuat Mona marah sekali.
“Bisa kerja nggak sih! Lihat nih baju aku kotor!”, bentak Mona membuat suasana menjadi tegang.
Vita mencoba membantu membersihkan tapi nggak boleh sama Mona, Vita membereskan pecahan dari gelas yang berserakan dilantai.
“Cepet bersihin lantainya aku mau lewat!”, bentak Mona lagi.
Karena kurang hati-hati waktu memungut pecahan kaca, jari telunjuk Vita tergores dan mengeluarkan darah. Tapi Mona terus menyuruhnya membereskan semua pecahan itu karena dia mau lewat dan nggak mau terluka gara-gara pecahan itu. Vita kembali membereskan pecahan gelas itu dengan jari telunjuk yang berdarah.
Richi bangkit dari tempat duduknya dan menghentikan Vita. Disuruhnya Vita berdiri dan meminta plester pada pelayan yang lain. Roby teman kerja Vita datang dan membawa kotak obat, Richi menyuruh Vita duduk karena dia berusaha untuk mengobatinya.
“Nggak apa-apa. Ini luka kecil.” Vita merasa nggak enak dengan perlakuan Richi.
Tapi Richi memaksa dan dia mulai mengobati luka Vita, pecahan gelas tadi sudah dibersihkan oleh pelayan yang lain, Mona pergi ke toilet untuk membersihkan dirinya. Bimo dan Lukas terkejut dengan sikap Richi pada Vita, tapi mereka memilih untuk melanjutkan makan saja.
Mona sudah selesai membersihkan bajunya dan kembali duduk bersama Bimo dan Lukas, “Richi mana?”.
Bimo menunjuk kearah panggung kecil yang ada dihadapannya, “Itu tuh disana!”.
Mona makin nggak suka sama yang namanya Vita! Vita dan Richi lagi siap-siap untuk menghibur semua tamu yang hadir di malam yang dingin ini. Bimo dan Lukas malah asyik makan terus walaupun mereka juga heran kenapa Richi jadi seperti itu, biasanya dia anti sama cewek terutama sama Mona tapi kalau sma Vita beda, apa Richi suka sama Vita?
Keduanya mengecek gitar masing-masing dan sedikit melakukan check sound terlebih dulu sebelum memulai penampilan mereka. Malam ini mereka akan menyanyikan lagu Lucky yang dinyanyika oleh Jason Mraz feat. Colbie Caillat. Petikan gitar keduanya membius seisi cafe itu termasuk Mona, Bimo, dan Lukas.
Suasana cafe itu begitu hangat dan mengasyikan, semua larut dalam kegembiraan tapi nggak dengan Mona yang masih nggak terima kalau Vita dekat dengan Richi. Dia nggak suka ada cewek lain yang dekat dengan Richi, dia sangat terobsesi untuk memiliki Richi seutuhnya.
***
Bersambung ke Cinta Kamu (Part 5)
Kembali ke Cinta Kamu (Part 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar