Bella mengangguk sambil menyedot jusnya. Tiba-tiba hp nya berbunyi, ada sms dari Bagas. Bagas bilang dia pulang sekitar jam 12 siang karena hari ini merupakan jadwal team bolanya tanding di turnamen sepak bola di kampus.
“Emangnya turnamen bola kampus kita mulainya kapan?”, tanya Bella sambil meletakkan hp nya di meja.
Amel menelan makanannya dan menjawab pertanyaan dari Bella, “Hari ini. Masa kamu nggak tahu?”.
“Bukannya nggak tahu, tapi lupa tanggalnya.” Bella membela diri.
“Halah, itu sama aja!”, timpal Amel.
“Pasti bentar lagi sudah mulai tuh”, lanjut Grace.
“Masa? Kalau gitu aku nonton dulu ya. Ada yang mau ikut?”, ajak Bella pada kedua sahabatnya yang nggak terlalu suka sama bola.
Amel dan Grace menggelengkan kepala mereka.
Bella meninggalkan mereka berdua yang masih menyelesaikan makanannya. Dia berjalan menuju lapangan tempat turnamen sepak bola kampus berlangsung. Sudah banyak penonton yang datang, Bella duduk sendirian di kursi bagian depan.
“Weits, ada barcelonista tuh!”, tunjuk seorang pemain yang sedang pemanasan.
Salah satu temannya ikut-ikutan melihat ke arah Bella, “Cantik juga tuh cewek!”.
Tiba-tiba Bagas memukul kedua kepala pemain itu yang ternyata teman-teman satu team dengan dirinya, “Nggak usah banyak komentar! Dia sepupu gw tuh!”.
Keduanya kesakitan, Bagas melanjutkan pemanasan lagi. Kapten team dari teamnya Bagas mengalihkan pandangannya ke arah Bella dan mulai memperhatikannya, tiba-tiba Bella juga melihat kearahnya dan kapten team itu tersenyum tapi Bella mengarahkan pandangannya kearah lain.
“Aduh!”, sekarang giliran kepala kapten yang kena pukul Bagas.
“Kapten Dion, jangan macem-macem ya, cewek yang disana itu sepupu gw!”
Dion tersenyum, “Dia cantik, tapi sayang.”
Bagas penasaran dengan kalimat Dion yang belum selesai, “Sayang kenapa?”.
Dion berdiri dan berjalan menjauh dari Bagas, “Iya sayang, sayang punya saudara kayak kamu!”
Bagas mengejarnya dan keduanya berlari dilapangan, itung-itung pemanasan juga sebelum pertandingan dimulai.
Menit ke 87 tapi kedua gawang belum juga kebobolan. Persaingan yang sangat ketat, kekuatan kedua team imbang sampai menit ini. Kedua team terus mencoba menyerang dan harus tetap bisa bertahan juga. Sampai akhirnya Dion mengumpankan bolanya pada Bagas yang ada diposisi yang bagus, dan ‘Gooooooool’.
“Gooool!” suara menggema di lapangan itu.
1 – 0 untuk keunggulan dari team Bagas dkk. Semua bersorak gembira sampai akhirnya wasit meniup peluit yang menandakan permainan sudah selesai. Permaianan selesai dengan kemenangan dari team Bagas, dan berarti team itu masuk ke babak selanjutnya. Bagas memanggil Bella untuk turun ke lapangan. Bella turun juga untuk menghampiri saudaranya tersebut.
“Selamat ya bang!”, ucap Bella pada Bagas. Keduanya memang sudah akrab semenjak Bella pindah ke rumah kakek. Bella sudah menganggap Bagas sebagai kakaknya, terkadang Bella juga tidur di rumah Bagas, begitu juga sebaliknya.
Bagas merangkul Bella, “Makasih. Oh ya, ikut kita dulu ya?” ajak Bagas.
“Kemana?”, tanya Bella pada Bagas yang masih merangkulnya.
Tiba-tiba Fajar yang tadi kena pukul Bagas malah menjawab, “Ngerayain kemenangan kita hari ini. Kita makan siang sama-sama. Ikut ya?”.
Kepala Fajar kena pukul Bagas lagi, “Sok akrab lo!”.
Fajar tersenyum sambil menahan sakit.
“Ok. Gw ikut!”, Bella mengiyakan ajakan mereka.
Diam-diam Dion terus memandang Bella. Tiba-tiba dia kaget karena ulah Bagas. “Apa-apaan sih?”
Bagas duduk bersama dengan Dion, “Lu sama siapa? Sama gw atau sama yang lain?”, tanya Bagas pada Dion yang hari ini juga nggak bawa mobil.
Dion memilih bersama dengan Bagas saja, sekalian bisa deket juga sama Bella.
Di dalam mobil Bella duduk di belakang sambil dengerin musik dari i-Pod nya. Dion dan Bagas duduk didepan dan Dion yang menyetir mobil merah milik Bella tersebut. Sesekali Dion melihat kearah kaca spionnya untuk melihat sosok Bella yang memejamkan matanya untuk menikmati musik. Dan Bagas melihat tingah sahabatnya itu dan menegurnya. Dion hanya bisa ketawa, sedangkan Bella masih asyik dengan musiknya.
“Barcelona banget!”, ucap Dion yang melihat pernak-pernik team asal Spanyol ada di mobil Bella.
Nggak lama kemudian mereka sampai di tujuan mereka.
Mereka semua mulai memesan makanan, begitu juga dengan Bella yang jadi cewek sendirian dalam rombongan itu, tapi itu hal yang biasa bagi Bella. Sembari menunggu makanan datang, banyak diantara mereka yang berkenalan dengan Bella, tapi Bella tetap saja bersikap dingin terhadap semuanya, dan yang pasti kecuali Bagas. Dia hanya akrab dengan Bagas, ngobrol juga sama Bagas. Bella nggak banyak ngomong disitu, padahal banyak yang ingin ngobrol bersamanya.
Bersambung ke Cinta Untuk Bella (Part 3)
Kembali ke Cinta Untuk Bella (Part 1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar