•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 25 Juli 2011

Kalian Harus Tahu, Feby itu Pacarku! (Part 6)

Geest makin terkenal, mereka juga sudah sering nongol di tv, sekarang ini mereka sedang merampungkan album pertama mereka yang diberi judul sama dengan nama band mereka yaitu Geest Band. Jadwal mereka makin padat, sampai-sampai nggak punya waktu untuk menghubungi keluarga mereka.
“Kak, hang out yuk?”, ajak Karina pada Feby sambil berjalan menyusuri lorong kampus.
“Ayo, sekalian kita makan siang!”
Mereka berdua berjalan menuju parkiran yang ada di kampus mereka dan langsung pergi menuju tempat yang mereka sudah sepakati tadi.
Sebelum makan siang mereka berjalan-jalan dulu disebuh mall, mereka membeli beberapa baju dan juga mereka sempat menonton filv di XXI sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk amkan di sebuah food court, mereka meletakkan barang-barang mereka di sebuah meja dan kemudian Feby pergi lagi untuk memesankan makanan untuk dirinya dan juga Karina.
Di samping tempat duduk Karina ada tiga orang cewek yang sedari tadi memperhatikan Feby dan Karina.
“Bukannya itu cewek yang digosipin pacarnya Edho Geest ya?”, tanya seorang cewek pada temannya.
Samar-samar Karina mendengarnya.
Salah satu teman cewek yang tadi bertanya menjawab, “Iya, itu cewek yang katanya pacarnya Edho, tapi kan Edho pernah bilang di sebuah acara tv kalau semua personil Geest itu nggak punya pacar?”.
Kali ini Karina mendengarnya dengan sangat jelas, Karina terkejut mendengar itu semua tapi dia masih mencoba diam saja.
Giliran cewek yang satunya ikut-ikutan bicara, “Kata Edho dulu memang dia pacaran sama cewek itu tapi sekarang dia jomblo. Itu yang aku baca internet!”, ucapnya optimis dan pasti.
Feby belum juga kembali, dan Karina sudah nggak kuat lagi mendengar perkataan dari ketiga cewek nggak penting itu. Karina berjalan mendekat ke meja mereka dan menggebrak meja dengan keras, “Kak Feby itu memang pacarnya kak Edho! Kalian nggak tahu apa-apa jadi nggak usah ngomong yang enggak-enggak!”, bentak Karina.
Salah satu cewek itu bangkit dari tempat duduknya, “Apa urusan kamu? Aku fansnya Geest jadi aku tahu semuanya!”, ucap cewek itu percaya diri.
Feby datang membawa makanan untuknya dan untuk Karina dan langsung meletakkan semua makanannya dimeja.
“Aku adiknya Edho Geest dan dia memang pacarnya kak Edho1”, Karina mempertegas ucapannya sambil menunjuk kearah Feby.
Feby yang kebingungan mendekat kearah Karina, “Ada apa ini?”, tanya Feby bingung.
Nggak ada yang menjawab dan cewek yang tadi ikut balik membentak Karina mengoceh lagi, “Halah! Banyak yang pengin jadi adiknya kak Edho, dan kamu nggak usah mimpi deh!”, cewek itu menunjuk kearah Karina dengan tajam.
Ingin sekali Karina membalasnya tapi Feby melarangnya dan mengajak Karina untuk duduk dan menikmati makan siangnya, Karina mulai sedikit tenang dan mulai memakan makanan yang Feby bawakan. Tiba-tiba Geest muncul di acara gosip di sebuah stasiun tv secara live, ketiga cewek yang tadi membicarakan Edho sangat serius melihat acara itu, Feby dan Karina juga melakukan hal yang sama.
Host acara itu menanyakan tentang urusan percintaan dari band yang melejit itu yang sebentar lagi akan membuat video klip untuk single mereka yang sudah terkenal. Host itu bertanya apa personil Geest ini masih jomblo atau sudah ada yang punya?
Salah satu dari ketiga cewek itu mengungkapkan spekulasinya, “Semuanya jomblo!”, ucap cewek itu keras.
Karina terlihat geram dengan ulah ketiga cewek itu.
“Kami semua nggak punya pacar”, jawab Edho sambil sedikit tersenyum.
Karina dan Feby tentu saja terkejut, mereka nggak menyangka Edho akan berkata seperti itu, disisi lain ketiga cewek yang tadi malah kegirangan dan mentertawakan Karina dan Feby. Ingin Karina membentak ketiga cewek itu dan Feby malah melarangnya, “Biarin aja”, ucapnya singkat dengan mata yang berkaca-kaca.
Karina mencari hp-nya dan langsung mencoba menghubungi Edho, ketiga cewek itu bertanya-tanya apa yang sedang Karina lakukan. Ternyata Edho membawa hp-nya padahal seharusnya dia nggak boleh membawanya karena ini acara live.
“Cepet angkat!”, ucap Karina.
Ternyata Edho juga lupa untuk menonaktifkan hp-nya, alhasil acara itu sedikit terganggu karena hp Edho yang berdering, “Maaf”, ucap Edho yang langsung mengambil hp-nya dan mematikannya tanpa melihat siapa yang menelfonnya.
Ketiga cewek itu sedikit terkejut dengan apa yang Karina lakukan, mereka mulai berfikir kalau Karina itu memang adiknya Edho.
“Arrgg...”, erang Karina marah karena telfonnya nggak diangkat oleh Edho.
Akhirnya iklan juga itu acara, digantikan oleh breaking news. Terlihat Feby yang kecewa dengan semua kalimat-kalimat yang Edho katakan tadi, Karina juga nggak menyangka kakaknya akan melakukan hal seperti itu, dirumah Bapak dan Ibu dari Edho juga menonton acara itu keduanya sangat merasa terkejut dan terlihat marah dengan apa yang Edho katakan karena keduanya sudah sangat setuju kalau Edho dan Feby itu bersama.
Breaking news, ternyata dua jam yang lalu ada kecelakaan pesawat di Semarang, tapi mereka nggak tahu, dan beraking news kali ini menyiarkan siapa-siapa saja korban tewas yang sudah mereka kroscek dari satu jam yang lalu, Feby terlihat takut, kedua orang tuanya hari ini akan pulang ke Semarang menggunakan pesawat dari Medan. Dan kecelakaan itu merupakan pesawat dengn tujuan penerbangan Medan – Semarang, wajah Feby berubah menjadi pucat pasi setelah melihat ada nama kedua orang tuanya di daftar nama korban-korban yang meninggal.
Melihat Feby yang terdiam dengan terus meneteskan air mata, Karina melihat kearah tv yang ada di food court itu dan mencoba membaca daftar nama korban kecelakaan itu, dia terkejut karena ada nama kedua orang tua dari Feby.
Dirumah Bapak dan Ibunya Karina juga melihat hal yang sama lalu pergi kerumah Feby yang ada disebelah rumahnya, mereka melihat ada beberapa karangan bunga ucapan bela sungkawa atas meninggalnya kedua orang tua Feby tersebut, nggak lama kemudian ada sebuah taksi yang berhenti tepat didepan rumah Feby, ternyata itu kakek Feby yang datang langsung dari Jakarta setelah mendengar berita duka tersebut.
Beberapa saat kemudian Feby juga sampai di rumahnya yang sudah ramai oleh banyak orang berpakaian hitam-hitam dan banyak juga karangan bunga. Dengan wajah pucat pasi Feby turun dari mobilnya, Karina mencoba menggandengnya berjalan karena memang Feby terlihat lemah. Saat berjalan menuju pintu rumah Feby memegang salah satu karangan bungan yang membuatnya kembali menangis dan tiba-tiba dia terjatuh. Feby pingsan, Karina meminta bantuan dan Feby langsung dibawa kekamarnya.
Kakek Feby dan beberapa keluarganya yang sudah datang pamit pergi ke rumah sakit untuk membawa pulang kedua jenazah orang tuan Feby. Kemudian Feby tersadar dan meminta dia diberi waktu untuk sendirian, setelah semua orang keluar dari kamarnya dia langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, Feby menangis sejadi-jadinya dibalik selimut itu. Karina sedikit mengintip apa yang terjadi di akmar Feby karena dia takut Feby akan berbuat macam-macam, tapi ternyata yang dia lihat adalah Feby yang menutupi tangisannya, Karina lalu membiarkannya dan pergi dari tempat itu.
“Kita harus kasih tahu Edho”, ucap Bapak Edho yang ingin mengabarkan ini semua.
Tapi Karina buru-buru melarangnya, “Jangan! Kak Edho sudah nggek peduli lagi sama kak Feby!”, ucapnya dengan ekspresi marah.
Jenazah kedua orang tuan Feby sudah ada dirumah.
Salah satu pemuka agama di kompleks itu bertanya pada kakek Feby, “Jenazah akan langsung dimakamkan atau menunggu sanak saudara yang belum datang?”, tanyanya.
Belum sempat kakek menjawab keburu Feby yang menjawabnya, Feby menggunakan baju serba putih dan dia turun menyusuri tangga menuju jenazah kedua orang tuanya, “Mereka harus dimakamkan sore ini juga!”, ucapnya tegas sambil duduk disebelah jenazah ibunya.
Lalu kakeknya menyuruh orang itu untuk mempersiapkan semuanya, jenazah anaknya itu harus dimakamkan sore ini juga seperti perintah dari Feby. Kemudian kakek mendekat kearah Feby dan membelai rambutnya yang tertutup selendang putih dengan hangat, “Semuanya pasti akan baik-baik saja”, ucap kekek lembut.
Feby tersenyum kearah kakeknya walaupun air matanya terus mengalir, Feby langsung memeluk kakeknya tersebut.
Prosesi pemakaman telah selesai, para pelayad sudah mulai pulang begitu juga dengan keluarga dari Edho dan Karina, keluarga dari Feby juga sudah meninggalkan pusara itu tinggal Feby dan kakeknya yang masih ada disitu, walaupun sulit untuk merelakan itu semua tapi Feby mencoba tabah dan ikhlas atas suratan takdir untuknya itu.
“Mulai saat ini kamu menjadi tanggung jawab kakek dan besok kakek akan bawa kamu pindah ke Jakarta. Kita akan memulai hidup yang baru disana”, ucap kakek pada Feby yang masih menangis.
Lalu Feby memeluk kakeknya itu.
Malam harinya di rumah Edho, Karina dan kedua orang tuanya memutuskan untuk nggak mengabarkan semua itu pada Edho karena mereka takut akan amalah menambah sakit pada hati Feby. Tiba-tiba Feby datang kerumah itu dengan membawa sebuah kotak kardus besar yang juga terlihat berat.
“Om, tante, Karina, Feby datang kesini karena mau pamit. Mulai besok Feby nggak tinggal disini lagi”, ucap Feby pamit. “Oh ya Karina, aku nitip ini”, Feby menyerahkan kotak kerdus itu pada Karina, “Ini barang-barang kenangan aku sama Edho, aku nggak bisa menyimpannya lagi dan aku hanya bisa membawa gitar milik Edho.”
Karina menerima kotak itu, kemudian ibunya Edho memeluk Feby erat, dia nggak mau Feby pergi, dia ingin Feby tinggal disini saja bersamanya dan keluarganya tapi ini sudah menjadi keputusan Feby, besok pagi dia dan kakeknya akan pergi ke Jakarta dan Feby akan tinggal disana.
Dari balik jendela pesawat yang membawanya terbang ke Jakarta, Feby melihat kearah luar, dia melihat kota Semarang dengan tersenyum lebar, kakek yang ada disampingnya terus berjanji akan membuat semuanya baik-baik saja dan hidupnya dan Feby akan lebih baik setelah semua ini terjadi.
Akhirnya keduanya sampai dirumah kakeknya yang besar dan megah.
“Kakek kesepian tinggal disini sendirian, untung sekarang ada kamu yang nemenin kakek disini”, ucap kakek sambil mengajak Feby memasuki rumah.
Terlihat senyuman di bibir Feby walaupun matanya masih bengkak karena menangis semalaman. Feby yakin hidupnya akan lebih baik disini.
***6***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...