•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 25 Juli 2011

Kalian Harus Tahu, Feby itu Pacarku! (Part 7)

Sebulan berlalu, hari ini saatnya untuk Feby memulai perkuliahannya kembali.
“Feby berangkat dulu ya, Kek”, pamit Feby sambil mencium tangan kakeknya itu.
“Berangkat bareng kakek aja, kamu belum hafal jalannya kan?”, tanya kakek.
Feby tersenyum percaya diri, “Aku kan berangkatnya sama Agus jadi nggak mungkin nyasar”, ucapnya seraya pergi.
Agus, ya Agus nama panggilannya padahal dih namanya Bagus tapi Feby lebih suka memanggilnya dengan sebutan itu. Agus merupakan anak dari pembantu yang ada dirumah kakek, ibunya pembantu disitu dan bapaknya adalah supir kakeknya, Agus merupakan anak yang cerdas dan sangat bersemangat untuk bersekolah, jadi kakek Feby dengan ikhlas membiayai semua biaya pendidikannya sampai sekarang ini dia sedang berkuliah di universitas yang sama dengan Feby tapi Agus mengambil konsentrasi kedokteran.
Mereka berdua berangkat bersama-sama dengan mengendarai mobil hadiah kakek untuk Feby tapi kali ini Agus yang menyetir karena memang Feby belum hafal betul kota Jakarta. Didalam mobil Feby menyetel radio dan langsung terdengar ada sebuah wawancara yang ternyata itu wawancara Geest Band.
Agus yang lagi menyetir ikut berkomentar, “Geest Band! Lagi sering-seringnya nongol di radio sam di tv. Oh ya, apa mba Feby kenal sama mereka, mereka kan asli Semarang?”, tanya Agus.
Feby sedikit terdiam tapi beberapa saat kemudian dia langsung menjawab, “Mereka memang terkenal di Semarang”, ucapnya singkat.
Kemudian terdengar suara Edho yang menjawab pertanyaan dari host acara radio tersebut, “Untuk video klik sudah selesai, tinggal besok akan di tanyangkan di beberapa tv nasional”, ucap Edho bersemangat.
“Denger-denger Edho ini ada cinlok ya sama model video klipnya?”, tanya Host itu tetang gosip-gosip yang beredar.
Edho tertawa dia ingat lagi perkataan dari orang lebel kalau dia harus mengiyakan gosip itu walaupun sebenarnya nggak seperti itu. Edho buru-buru menjawab, “Kita sih masih temenan aja, nggak tahu kalau nanti kedepannya.”
Membuat hari Feby terluka makin dalam.
Lalu Geest Band menyanyikan single mereka dengan akustikan, terdengar suara merdu Edho dan membuat Feby ingat dengan masa lalunya tapi dia buru-buru mematikan radio itu, “Lagunya jelek!”, ucapnya ketus.
Agus tersenyum melihat Feby yang seperti itu.
Akhirnya mereka sampai di parkiran kampus, setelah Agus menunjukkan kelas Broadcasting pada Feby, dia meninggalkan Feby dan berjalan menuju kelasnya.
Didalam kelas Feby duduk agak dibelakang bersebelahan dengan Marissa. Marissa ini model yang sudah cukup terkanl dan wajahnya juga pernah membintangi sebuah iklan lotion dan dia merupakan model video klip Geest Band. Marissa mengajak Feby berkenalan lalu mereka mulai sedikit akrab.
Ada seorang cewek yang namanya Vina duduk didepan Feby dan dia mengarahkan wajahnya ke Marissa dan mengatakan sesuatu, “Cie cie, Marissa cinlok sama Edho Geest”, ledek Vina.
Feby terkejut, ternyata model video klip yang dia dengar tadi di radio itu ternyata Marissa, teman sekelasnya dan sekarang duduk bersebelahan dengannya.
Marissa tersenyum, “Enggak kok, kita itu temen”, ucap Marissa.
Tapi Vina malah meledek lagi, “Teman jadi Cinta!”, ucapnya optimis.
Terlihat raut wajah Feby yang muram.
Sejak saat malam sebelum keberangkatannya menuju Jakarta Feby sudah mengganti nomer hp-nya, dia nggak mau terus-terusan ingat masa lalunya bersama dengan Edho. Di phone booknya juga cuman ada nomer hp kakeknya, nomer telpon rumah, nomer telpon rumah Karina, nomer hp Karina, dan nomer hp Indri. Dan yang punya nomer hp Feby juga hanya mereka.
Selesai kuliah Feby menyempatkan makan siang dulu di kantin karena dia juga menunggu Agus yang belum selesai kuliah. Marissa dan Vina duduk bersamanya, mereka berbincang-bincang cukup banyak, dan saat Marissa tahu kalau Feby itu orang Semarang dia langsung menanyakan tentang Geest, Feby sangat enggan menjawab. Untuknya Agus sudah selesai kuliah dan menghampiri Feby. Feby pamit pulang dan Feby pergi bersama Agus tanpa menjawab pertanyaan Marissa tentang Geest Band.
Telfon yang ada di rumah Edho berdering mbok Sumi langsung mengangkatnya, ternyata telfon itu dari Edho. “Bapak, Ibu, sama Karina ada mbok?”, tanya Edho tanpa basa-basi.
“Nggak ada mas, lagi pada keluar”, jawab Mbok Sumi.
“Oh gitu ya mbok.” Edho menghela nafas, “Oh ya Mbok, besok aku pulang ke Semarang, kangen sama masakannya si Mbok.”
Mbok Sumi tersenyum dan menyanggupi permintaan dari Edho. Setelah Edho menutup telfon Karina dan kedua orang tuanya pulang dari berbelanja. Mbok Sumi langsung menyampaikan pesan dari Edho yang katanya besok akan pulang. Kedua orang tuanya sangat senang tapi Karina nggak begitu senang atas kepulangan kakaknya itu, dia masih merasakan sakit hati karena kakaknya itu melukai Feby.
Besok Geest manggung di acara parade band di Semarang, sekarang mereka menjadi bintang tamu bukannya menjadi peserta seperti beberapa tahun yang lalu. Mereka akan di Semarang selama dua hari.
Geest dan manajernya serta asistantnya sudah siap di bandara, nggak lama kemudian mereka terbang menuju Semarang.
Setelah sampai di Semarang Geest melanjutkan perjalanannya menuju radio, karena mereka juga harus mempromosikan acara parade band yang akan mereka ikuti nanti, para fans-fans Geest sangat senang Geest pulang ke Semarang, mereka menunggu di luar radio untuk bisa bertemu dengan mereka para idolanya. Selesai dari wawancara para personil Geest keluar dari radio itu dan disambut oleh para fans yang sudah menunggunya dari tadi, lalu mereka semua mengiringi Geest menuju hotel tempat istirahat mereka.
Edho merebahkan tubuhnya di ranjang dan membuka hp-nya, dia melihat foto dirinya bersama dengan Feby, dia tersenyum melihat foto itu, “Aku harap hari ini aku bisa bertemu kamu. Aku mau minta maaf, aku makin sayang sama kamu”, ucapnya lirih sambil memandangi lekat-lekat foto itu.
Beberapa saat kemudian Geest dipanggil untuk ceck sound di panggung, kemudian semuanya keluar dari kamar menuju panggung.
Dirumah Edho, ibu dan mbok Sumi lagi sibuk menyiapkan makan malam untuk anak kesayangannya yang akan datang. Sedangkan Karina lagi dikamarnya menelfon Feby yang juga lagi dikamar rumah kakeknya.
“Hari ini kak Edho pulang, kakak mau nitip apa sama aku buat kak Edho itu?”, tanya Karina dengan nada sebel, “Cubit? Tamparan? Atau bunuh aja tuh orang?”, tanya Karina lagi.
Feby tertawa, “Nggak usah. Oh ya, telfonnya udahan dulu ya. Aku mau ikut kakek ke kantor.”
Telefon mereka terputus juga, Feby akan ikut kakeknya ke kantor tempat kakeknya bekerja. Kakeknya Feby itu merupakan pemilik sebuah Production House yang sangat sukses di Jakarta ini.
Saatnya untuk Geest membuka acara parade band itu, Geest menyanyikan single andalannya yaitu Ini Cintaku. Semua yang menonton ikut berdendang dan menyanyi bersama dengan Edho. Penampilan Geest saat itu sangat sukses, semua penonton bertepuk tangan untuk mereka.
Bapak dan Ibunya Edho sudah siap-siap menyambut kedatangan Edho dan teman-temannya. Manajer dan asistennya Geest memutuskan untuk tetap tinggal di hotel, Geest di pinjami mobil dan mereka pergi kerumah Edho malam itu juga.
Akhirnya Geest sampai juga di rumah Edho, sewaktu melewati rumah Feby, Edho melihat pagarnya terkunci dan ada papan bertuliskan kalau rumah tersebut dijual, membuat Edho terkejut. Setelah dia turun dari mobil dia bergegas menghampiri kedua orang tuanya dan menanyakan tentang apa yang dia lihat didepan rumah Feby.
Bapaknya Edho nggak langsung menjawab dan menyuruh semuanya untuk masuk kedalam rumah dulu. Tiba-tiba Karina menghampiri mereka, “Berani pulang juga?”, tanyanya ketus yang tertuju pada Edho. Kedua orang tua Edho mengajak mereka untuk makan dulu, Karina mengajak Edho untuk naik dan mereka masuk ke kamar Edho, kedua orang tuanya dan anggota Geest yang lain makan malam bersama.
Karina memberikan kotak kardus yang dulu Feby titipkan padanya untuk diserahkan pada Edho. “Aku kecewa sama kamu!”, ucap Karina ketus. “Tega-teganya kakak ngomong didepan orang banyak kalau kak Feby itu bukan pacar kakak dan tahu nggak saat itu juga aku sama kak Feby lagi makan di Mall dan kita jadi bahas tertawaan orang-orang yang ada disitu.”
Edho mengambil sebuah album foto dari kotak itu, isinya foto-foto kenangan waktu Edho dan Feby bersama-sama.
“Dan setelah itu kak Feby mendapat berita yang membuatnya sangat terkejut, Ayah sama Ibunya meninggal karena kecelakaan pesawat”, ucap Karina.
Album foto itu terjatuh, Edho memandang Karina dengan wajah terkejut dan dengan penuh rasa bersalah, kemudian Edho menyalahkan dirinya sendiri dan menangis menyesali semua yang telah dia lakukan. Dia sangat merasa bersalah, “Sekarang Feby ada dimana?”.
“Jakarta!”, ucapnya singkat tanpa ekspresi.
“Jakarta? Kenapa kamu nggak kasih tahu aku?”, tanya Edho.
Karina memandang tajam wajah kakaknya, “Apa kakak pernah tanya soal itu semua?”, tanyanya dengan nada keras.
Edho menunduk kembali menyadari kesalahannya selama ini. Edho kembali teringat saat-saat dirinya bersama dengan Feby. Saat pertama dia bertemu dengan Feby, Feby baru pindah ke rumah itu dan terlihat Feby lagi membantu membawa barang-barangnya sendiri, Edho kecil datang dan membantu Feby membawa barang-barangnya, lalu Karina juga datang ikut membantu lalu ketiganya bermain air bersama di kolam renang dalam rumah Feby.
Dia juga teringat saat Feby menangis gara-gara jatuh dari sepeda, kemudian Edho datang dan menggendong Feby pulang kerumahnya. Saat SMA, Feby pernah dilabrak oleh cewek-cewek yang suka sama Edho lalu Edho datang untuk membelanya.  Lalu dia ingat saat dirinya menyebut kalau Feby itu bukan pacarnya. Saat dia terus berbohong demi kesuksesannya ini.
Disisi lain Feby nggak bisa tidur malam ini, pikirannya terus tertujua pada Edho. Diambilnya gitar pemberian Edho dan mulai memainkan chord lagunya Taylor Swift yang judulnya Teardrops On My Guitar. Feby menyanyikan lagu itu dan nggak terasa air matanya mengalir diatas gitar tersebut.
***7***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...