•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 25 Juli 2011

Kalian Harus Tahu, Feby itu Pacarku! (Part 2)

Udara pagi ini sangat segar, terlihat Feby sedang siap-siap untuk joging keliling kompleks tempat tinggalnya. Ayah dan Ibu dari Feby sedang menyiram bunga bersama, romantisnya.
“Ayah, Ibu, aku mau joging dulu ya?”,pamit Feby seraya berlari kecil keluar dari rumah.
“Hati-hati ya?”, ucap kedua orang tuanya.
Feby joging sendirian tanpa ada yang menemani, tapi memang seringnya seperti itu. Sesekali Edho pernah ikut joging bareng Feby, tapi lebih seringnya Edho nggak pernah ikut joging.
Karina mencoba membangunkan kakaknya, yaitu Edho. Edho susah banget buat dibangunin, padahal Karina ogah banget disuruh-suruh bangunin kakaknya tapi hari ini dia butuh kakaknya untuk mengatarnya belanja kebutuhan bulanan rumah, kedua orang tuanya dan juga supirnya lagi pergi ke Jogja untuk urusan bisnis.
“Ayo dong kak, bangun!”, Karina terus mencoba membangunkan Edho.
“Nanti dek”, gumam Edho.
Karina mencoba mencari akal, “Kasihan tuh kak Feby sudah nungguin dari tadi, dia mau ikut belanja juga tahu!”. Karina berbohong.
Dan usahanya untuk berbohong itu membuahkan hasil juga, Edho bangun dan bergegas turun ke ruang tamu dan tidak melihat ada sosok Feby disana. Dia sedikit kesal tapi ya sudahlah, Edho pergi untuk mengambil ember dan selang serta peralatan untuk mencuci mobil.
Edho mulai menyiram mobilnya yang kemarin habis kehujanan, disabuninya dengan teliti tiap sisi mobil kesayangannya itu dan Edho terkenal lama kalau sedang mencuci mobil, Karina geram melihat kakaknya yang nggak selesai-selesai mencuci mobil.
“Berapa tahun lagi kak nyuci mobilnya?”, tanya Karina ketus.
Masih serius dengan mobilnya, “Paling ya satu jam lagi! Kamu mandi dulu sana, terus siap-siap!”.
Dengan kesal Karina masuk kembali ke rumahnya dan memutuskan untuk mandi lagi, padahal tadi dia sudah mandi tapi karena geram pada kakaknya itu dia merasa gerah dan memutuskan untuk mandi lagi.
Nggak lama kemudian terlihat Feby yang berhenti dari jogingnya tepat didepan rumah Edho, Feby nggak menyadari ada Edho disitu. Feby istirahat sejenak sambil mengatur nafasnya yang sedikit terengah-engah. Edho yang lagi nyuci mobil melihat ada Feby didepan rumahnya dan berniat buruk pada Feby.
Tiba-tiba Edho mengarahkan selang airnya pada Feby, Edho menyiram Feby. Feby terkejut, Edho terus menyiram Feby sampai akhirnya pacarnya itu basah kuyup. Feby marah dengan apa yang Edho lakukan, dia langsung menghampiri Edho lalu merebut selang yang Edho pegang dan gantian menyemprotkan air ke arah Edho. Keduanya main air dan basah.
“Sudah, dingin!”, ucap Feby yang langsung pergi kerumahnya.
Dari jauh Edho kembali mencoba menyiram Feby lagi tapi nggak berhasil.
Feby langsung kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, selesai mandi dia bersiap-siap hendak pergi, entah kemana. Setelah selesai dengan persiapannya Feby pergi ke garasi untuk memanaskan mobilnya.
“Belum juga selesai?”, Karina kembali menghampiri Edho yang belum juga selesai memandikan mobil.
“Setengah jam lagi!”, ucap Edho sambil meringis.
Karina melihat ada mobil Feby didepan rumahnya, dia langsung menghampirinya. “Mau kemana kak?”, tanya Karina.
“Mau nyari buku buat nyelesein tugas nih. Ikut yuk?”, ajak Feby.
Karin tersenyum girang, “Ikut kak, ikut. Sekalian temenin aku belanja dulu ya kak?”.
Feby mengiyakan dan menyuruh Karina masuk kedalam mobilnya.
Edho bergegas mendekati mobil Feby, “Aku nggak diajak?”, tanya Edho memelas.
“Mobilnya aja belum selesai mandi tuh, kakaknya juga belum mandi!”, ucap Karina yang lagi-lagi ketus karena sebel dengan kakaknya itu.
“Karin, emangnya kakakmu itu pernah mandi?”, ledek Feby.
Edho hendak mencubit pipi Feby tapi keburu kaca mobilnya tertutup dan mobil itu melaju menjauh dari Edho.
Karina dan Feby sudah pergi jauh, Edho kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu memandikan mobilnya yang nggak lama kemudian akhirnya selesai juga. Dia berjalan masuk kedalam rumah dan mengambil handuk lalu pergi untuk mandi, karena hari ini Mario, Bian, dan Roby akan datang kerumahnya untuk latihan. Besok Geest Band akana manggung di acara kampus dan juga besok mereka ada wawancara disebuah radio.
Selesai juga, Edho sudah selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi yang ada dikamarnya, dia berjalan menuju lemarinya dan mengambil sebotol body spray. Dengan maskulinnya dia menyemprotkan body spraynya keseluruh tubuh, kemudian menutupi boxernya dengan memakain celana jeans selutut, lalu membalut tubuh atletisnya dengan kaos warna biru yang santai.
Dia berjalan turun menuju luar rumahnya, sampai di luar nggak lama kemudian ketiga anggota Geest lainnya datang, dan mereka langsung menuju studio latihan mereka yang ada dirumah Edho tepatnya di bekas gudang rumah Edho yang sudah disulap menjadi sebuah studio musik yang cukup lengkap peralatannya.
“Edho, rumahmu sepi banget? Bapak sama Ibu kamu belum pulang?”, tanya Mario sambil menjajal pedal drum.
Sambil mengambil gitar Roby ikut-ikutan ngomong, “Iya nih, Karina juga nggak kelihatan, kemana dia?”.
Edho menutup pintu studio musik itu, “Karina lagi belanja sama Feby!”, jawabnya singkat tanpa ekspresi.
Kemudian mereka langsung latihan memainkan lagu Ini Cintaku, mereka sangat memukau dan bersemangat. Seperti nama band mereka yaitu Geest Band yang dalam bahasa Deutch artinya semangat. Mereka sangat bersemangat dan serius dalam bidang ini, tapi belum ada produser yang melirik mereka, lagu Ini Cintaku ini bisa beredar dipasaran karena masuk dalam album kompilasi grub band indie Semarang. Tapi mereka terus berusaha melebarkan sayap mereka dan terbang tinggi hingga mencapai puncak.
Feby dan Karina sampai juga kerumah, Feby memarkirkan mobilnya dirumah dan membatu Karina membawa barang-barang belanjaan ke rumah Karina. Terlihat ada mobil Bian yang terparkir didepan rumah Karina, itu tandanya mereka sedang latihan didalam.
Pembantu di rumah Karina langsung membantu majikannya itu membawakan barang-barang belanjaan masuk ke rumah dan langsung merapikannya ketempat masing-masing.
“Mbok, tolong masak makan siangnya agak banyak ya, soalnya kan ada temen-temennya kak Edho”, perintah Karina.
Buru-buru Feby memotong pembicaraan, “Biar aku yang masak, mbok beresin semua ini aja!”.
Mbok Sumi mengangguk, “Nggih mba.”
“Nggak ngrepotin tuh kak?”, tanya Karina.
Tentu saja jawaban Feby ya nggak apa-apa, lagi pula dia juga suka masak. Karina pamit naik kekamarnya untuk ganti baju karena merasa gerah, mbok Sumi lagi merapikan belanjaan dan Feby mulai meracik makanan untuk mereka santap siang ini.
Cukup lama Karina ada dikamarnya, dan akhirnya dia turun juga dan langsung membuatkan minum untuk kakaknya dan teman-temannya, dia membuat orange jus untuk semua personil Geest Band yang sekarang sedang latihan. “Kak, aku nganterin minuman ini dulu buat kak Edho dan kawan-kawan ya?”, pamit Karina.
Feby hanya mengangguk dan melanjutkan memasaknya.
Tanpa mengetuk pintu Karina langsung masuk kedalam studio itu, didalam studio kakaknya dan teman-teman kakaknya itu sedang mengevaluasi latihan mereka tadi dan Karina datang disaat yang tepat saat mereka memang sudah membutuhkan minuman.
Edho mengambil berisi minuman dari nampan yang dibawa adiknya itu, “Adik yang benar-benar pengertian sama kakaknya,” Edho meneguk minumannya, “Oh ya, Feby mana?”, tanya Edho seketika itu juga.
Karina nggak buru-buru menjawab, ada sebuah ide melintas dipikirannya, dia berniat mengerjai kakaknya itu, “Oh ya, tadi waktu mau pulang kita berdua papasan sama cowok ganteng banget! Kayak artis-artis Korea gitu, terus cipika-cipiki sama kak Feby, eh habis itu mereka jalan berdua entah pergi kemana, aku dicuekin! Tadi juga aku pulang sendirian naik taksi!”, ujar Karina berbohong.
Raut wajah Edho berubah kesal, kelihatannya dia terpengaruh dengan perkataan Karina yang padahal tengah membohonginya. Dengan suara lirih Roby bertanya pada Karina apa yang Karina omongkan itu benar adanya?, dengan suara lirih nyaris tak terdengar Karina menjawab kalau dia itu sedang membohongi Edho. Roby, Karina, Mario, dan Bian menahan tawa, Edho bergegas mengambil hp-nya dan mencoba menghubungi Feby.
“Hallo, ada apa sayang?”, sapa Feby diseberang sana.
Tanpa basa-basi Edho langsung mengajukan banyak pertanyaan, “Kamu lagi dimana? Sama siapa? Apa bener kalau kamu tadi jalan sama cowok terus ninggalin Karina sendirian? Terus siapa cowok itu? Ngapain pake cium-cium pipi segala, dia pacar kamu?”, pertanyaan yang panjang dari Edho ini membuat Karina, Mario, Roby, dan Bian menahan tawa mereka.
Feby tersenyum ringan dan dia langsung tahu kalau sekarang ini pasti Edho lagi dikerjain sama Karina, “Ya, kayak yang diceritain Karina itu. Aku lagi dirumah cowok itu dan sekarang aku lagi masak buat makan siang kita berdua. Oh ya, jangan ganggu dulu ya, aku sibuk!”, ucap Feby ikut-ikutan berakting.
Feby menutup telfonnya dan tertawa geli mbok Sumi juga ikut-ikutan tertawa setelah mendengarkan cerita itu dari Feby.
Edho bergegas keluar dari studio menuju keluar rumah, wajahnya sangat terlihat marah, dia sangat nggak menyangka kalau Feby ternyata seperti itu. Saat Edho melewati dapur dia tidak sadar sedikitpun kalau ada Feby disana bersama dengan mbok Sumi, dia terus berjalan dan kemudian terhenti karena Feby memanggilnya.
“Edho. Mau kemana?”, tanua Feby datar.
Edho memalingkan wajahnya pada sipenanya, “Mau nyari Feby yang nyebelin itu!”, ucapnya mantap.
Dia nggak sadar kalau tadi itu dia berbicara dengan Feby, Feby dan mbok Sumi hanya menahan tawa, Edho benar-benar nggak sadar kalau ternyata Feby ada dirumahnya bukannya dirumah cowok lain. Edho kembali melangkah tapi baru beberapa langkah dia berjalan dia berhenti dan tersadar kalau tadi dirinya menjawab pertanyaan dari Feby. Dia berbalik arah melihat ke arah dapur dan dia melihat Feby yang sedang membawa makanan menuju meja makan di sisi lain mbok Sumi masih cengar-cengir.
Edho menghela nafas, dia sadar kalau dia itu ternyata dikerjain, langsung saja dia menghampiri Feby yang masih menahan tawa. Sesampainya dihadapan Feby, dia langsung mencubit kedua pipi Feby, Feby malah ketawa karena lucu melihat ekspresi Edho tadi.
“Puas? Sudah puas ngerjain aku?”, tanya Edho.
Edho melepaskan cubitannya pada Feby, Feby memegangi kedua pipinya, “Katanya mau nyari Feby yang nyebelin? Kok malah balik lagi?”, ledek Feby.
Tanpa basa-basi Edho mengacak-acak rambut Feby sesukanya dia juga menggelitiki Feby sampai minta ampun karena kegelian. Karena kasihan melihat Feby yang kegelian, Edho dengan hangatnya memeluk Feby pacarnya yang sangat dia cintai.
Setelah itu mereka semua makan siang bersama, memakan makanan yang dibuat oleh Feby yang memang bisa dibilang jago masak. Semuanya suka dengan yang Feby masak, Edho juga bangga karena pacarnya itu pinter banget masak dan Feby kehujanan pujian dari Mario, Bian, dan Roby yang sangat menyukai masakan dari Feby.

***2***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...