Ramai sekali! Parade band-band indie Semarang kali ini ramai sekali, semua orang yang menonton ikut berdendang dan bergoyang beriringan dengan irama lagu yang para pemain band-band indie lantunkan.
Saatnya untuk band indie Geest Band unjuk gigi. Band ini merupakan band yang sudah terkenal di Semarang, single mereka sering mengudara di radio-radio Semarang dan menjadi yang teratas di chart-chart musik indie.
Geest Band, terdiri dari 4 members yaitu Edho di vokal, Mario si penggebug drum, Bian di gitar, dan Roby di bass. Mereka berempat kuliah di universitas yang sama dan ambil jurusan yang sama pula, tapi yang asli Semarang cuman Edho, dia lahir di Semarang dan gedhenya juga di Semarang, kalo ketiga temannya yang lain itu bukan asli situ, mereka hanya kost karena kuliah dikota itu.
Mario mulai menggebug drumnya dan Bian serta Roby juga ikut memetik gitarnya, Edho mulai mengeluarkan suara emasnya, semua penonton bergoyang mengikuti irama dan bernyanyi melantunkan lagu andalan Geest, hampir semua yang menonton hafal dengan lagu ‘Ini Cintaku’.
{Minjem dulu lagunya si abangku Petra Sihombing yang judulnya Ini Cintaku, ceritanya ini lagu diciptain oleh Edho di vokalis Geest Band. Piiiissss}
Lagu selesai, Geest turun dari panggung dan istirahat di belakang panggung.
Seseorang cewek cantik dengan rambut pony tail yang sedang melihat-lihat foto dikameranya duduk di samping Edho. “Bagus! Makin banyak yang hafal lagu kalian”, ucap cewek itu sambil terus melihat-lihat hasil jepretannya.
Edho mengacak-ngacak poni cewek itu yang ternyata pacarnya itu, dan cewek itu bernama Feby.
“Fotonya bagus-bagus apa nggak tuh?”, ucap Bian yang padahal ingin melihat hasil jepretan Feby.
Feby menyerahkan kameranya pada Bian. Mario dan Roby merapat ke tempat Bian untuk melihat foto-foto waktu mereka manggung tadi.
“Cari makan yuk?”, ajak Edho yang masih saja merangkul ceweknya itu.
Feby mengangguk, “Ayo, tapi yang deket kampus aja ya. Aku masih ada kuliah nih.”
Edho mengangguk dan mengajak teman-temannya yang lain untuk makan siang dulu, akhirnya mereka memutuskan untuk makan siang di kedai mie ayam faforit mereka yang ada didekat kampus mereka.
Feby bareng Edho menaiki mobil Edho, sedangkan Mario dan Roby bareng di mobil Bian. Kelimanya menuju tempat makan yang mereka inginkan.
Nggak lama kemudian mereka sampai di tempat yang menjadi tujuan mereka itu, saatnya untuk menikmati makanan faforit mereka yaitu mie ayam kampus. Hahaha. Karena letaknya dekat dengan kampus mereka.
Saat mereka menikmati makan siang mereka, terdengar suara lantunan lagu mereka yang ternyata sedang diputar di radio yang kebetulan lagi di perdengarkan di warung itu, ke limanya tersenyum lebar karena bangga, lagunya ternyata sering banget diputar di radio. Mereka punya mimpi bisa rekaman dan buat album sendiri dan bisa sukses layaknya band-band papan atas Indonesia. Dan mereka selalu berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka itu.
Orang-orang lain yang sedang makan di warung itu juga mulai mengenal mereka sang anggota Geest Band yang lagi kondang di Semarang ini. Ada beberapa anak SMA yang sedang makan disana dan mulai membicarakan mereka, tiba-tiba ada yang meminta foto bersama dan minta tanda tangan juga. Dengan senang hati Geest mengabulkan apa yang anak-anak itu minta, dan Feby yang bertugas memotret mereka.
Selesai makan mereka keluar dan menuju mobil masing-masing tapi sebelum itu Feby pamit duluan karena ada kelas sore ini.
“Kalian langsung pulang aja, aku mau anterin cintaku ini dulu kekelas”, ujar Edho.
Feby terseringai, “Halah, nggak usah. Jalan kaki aja sampai kekampus, sana pulang aja!”.
Edho menolak dan menarik Feby agar masuk kemobilnya, ketiga temannya yang lain sudah pulang duluan. “Jangan suka jalan sendiri! Bahaya!”, ucap Edho pada Feby.
Alhasil Edho mengantarkan Feby kekampus yang nggak jauh dari tempat itu. Feby langsung turun dan menyuruh Edho untuk pulang dan nggak usah menunggunya, tapi Edho yang keras kepala dan Edho yang sangat protektiv pada Feby memaksa untuk menungguinya sampai Feby selesai kuliah.
Feby menghela nafas, “Terserahlah!”.
Edho nggak turun dari mobil, dia mendengarkan musik dari i-pod melalui headphone-nya dan lama-kelamaan dia tertidur karena memang kecapekan.
Cukup lama, 2 jam Feby ada dikampus dan nggak lama kemudian Feby sudah berada di parkiran dan mulai mengetuk-ngetuk kaca mobil Edho, dia berusaha membangunkan Edho yang memang kayak kebo, suka banget tidur. Edho nggak bangun-bangun juga, Feby sudah kehabisan akal untuk membangunkan Edho yang memang sudah lelap tidurnya. Feby berusaha menelfon hp Edho tapi tetap saja Edho nggak bangun karena memang hp Edho ada di dashbor mobil.
Langit makin mendung, tiba-tiba rintik hujan mulai membasahi bumi dan Feby bergegas mencari tempat untuk berteduh. Hujan mulai deras dan akhirnya Edho terbangun.
Edho mematikan i-pod nya, “Si Ebi itu kok lama banget sih! Bukannya jam segini itu kelasnya udah selesai.”
Edho bergumam sambil melihat kesekeliling untuk mencari hp-nya, dia menemukan hp-nya dan ada banyak sms dan semuanya dari Feby. Banyak juga laporan miscall dari Feby. Edho bergegas menghubungi balik Feby sambil mengambil payung yang ada di belakang jok mobilnya. Dia turun dari mobil dengan membawa payung, Feby akhirnya mengangkat telpon dari Edho juga.
“Maaf. Maaf banget! Kamu pasti udah nunggu lama ya? Sekarang kamu dimana?”, ucap Edho seketika setelah Feby menjawab telfonnya.
Feby menyeruput cappucino-nya, “Aku di kantin!”, Feby langsung memutuskan sambungan telefon itu.
Edho bergegas ke kantin kampus itu dan terlihat Feby dan beberapa teman-temannya sedang menikmatik minuman hangat dikondisi yang dingin sore itu. Edho duduk tepat didepan Feby dan dia tersenyum lebar dengan penuh rasa harap pada Feby agar kesalahannya itu termaafkan.
“Aku pesenin kopi ya, biar hangat?”, Feby malah menawarkan minum untuk Edho.
Edho mengangguk dan Feby langsung pergi untuk memesankan kopi untuk pacarnya itu.
“Kebiasaan deh! Pasti ketiduran lagi ya kak?”, tanya Indri teman sekelas Feby.
Edho meringis sedikit tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya, “Iya. Maaf ya, makasih juga sudah mau nemenin Feby.”
Kedua teman Feby mengangguk dan seketika itu juga Feby datang membawakan secangkir kopi untuk Edho. Edho menarik Feby agar duduk disampingnya, Feby akhirnya duduk juga disisi Edho sambil menikmati minumannya.
“Maaf ya, sayang!”, ucap Edho lagi.
Feby tersenyum dan gantian mengacak-acak rambut Edho, “Itu memang kebiasaan kamu. Nggak perlu minta maaf.”
Edho tersenyum senang dan langsung mengecup kening Feby, kedua teman Feby, Indri dan Jessica ikut-ikutan tersenyum senang melihat mereka yang selalu akrab dan memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Hujan sudah mulai reda, mereka memutuskan untuk pulang.
Sampai juga dirumah Feby, dia turun dari mobil Edho. Setelah Feby melabaikan tangan Edho kembali memacu mobilnya menuju rumahnya yang ternyata ada persis disebelah rumah Feby, mobil Edho langsung masuk ke garasi dan Edho turun lalu masuk kerumahnya.
Feby langsung pergi kekamar mandi untuk mandi, begitu juga dengan Edho, dia juga langsung mandi karena memang hari semakin malam.
Selesai mandi Feby langsung berganti baju menggunakan baju tidur, karena memang dia sudah capek dan ngantuk, hari ini sangat sibuk baginya. Ia merebahkan tubuhnya di ranjang empuk dan hangatnya dan nggak butuh waktu lama Feby langsung terlelap. Baru saja Feby tertidur, dia dibuat kaget karena hp-nya berdering keras. Feby bangun dan mengangkat telpon itu yang ternyata dari Edho yang lagi duduk di balkon kamarnya sambil memainkan gitar.
“Hallo sayang, lagi ngapain nih? Kok baru jam segini lampu kamarnya sudah mati?”, tanya Edho sok manis banget.
Feby terlihat nggak suka, “Aku ngantuk, aku mau tidur!”, ucap Feby hendak mematikan telfon dari Edho.
“Jangan! Jangan tidur dulu, masa jam segini tidur? Aku nggak bisa tidur nih? Temenin aku main gitar ya?”, ucap Edho panjang lebar yang langsung memetik gitarnya.
Lagu malam ini yaitu ‘I’m yours’ Jason Mraz. Edho mulai melantunkan lagu itu dengan suara merdunya dan keahliannya yang lain yaitu memainkan alat musik gitar. Karena terlalu menikmati lagu itu Feby sampai-sampai tertidur, padahal sih karena memang Feby sudah sangat mengantuk sekali.
Edho terus menyelesaikan lagu itu, sampai akhirnya selesai juga dan kembali mengajak Feby untuk mengobrol. Tapi nggak ada suara balasan dari Feby, padahal telfonnya masih terhubung, “Dasar kebo! Jam segini malah tidur!”, ucap Edho yang seketika itu langsung menutup telfonnya dan menyadari sesuatu, “Bukannya aky yang kayak kebo ya?”. Edho mentertawai dirinya sendiri.
***1***
Bersambung ke Kalian Harus Tahu, Feby itu Pacarku! (Part 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar