•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 25 Juli 2011

Kalian Harus Tahu, Feby itu Pacarku! (Part 9)

“Feby kangen sama Ayah dan Ibu”, Feby mengigau.
Dia bermimpi bertemu dengan kedua orang tuanya tapi kemudian dia terbangun dari tidurnya.
“Feby benar-benar kangen sama Ayah dan Ibu”, ucapnya setelah terbangun dari mimpinya.
Feby turun dari tempat tidurnya dengan tetap memeluk boneka micky mouse kesayangannya, dia berjalan kearah pintu yang menuju balkon, dia keluar menuju balkon dan mendongak untuk melihat langit. Malam ini langit terlihat suram, nggak ada satupun bintang yang nampak untuk menemani Feby yang merasa kesepian. Feby melihat ada Ayah dan Ibu nya yang sedang duduk ditepi kolam, lalu dia buru-buru turun untuk menghampiri mereka.
Sampai juga Feby di tepi kolam, dia bermain air disana dengan imajinasi tentang Ayah dan Ibunya. Tiba-tiba rintik hujan turun dan Feby malah sangat merasakan senang, feby merebahkan tubuhnya di tepi kolam dan memejamkan matanya, membiarkan air hujan jatuh menimpanya. Lagi-lagi Feby mengutarakan gimana kangennya dia sama kedua orang tuanya. Ilusi Feby tentang kedua orang tuanya sudah lenyap, dia sadar kalau kedua orang tuanya itu sudah meninggal. Dipeluknya erat-erat boneka kesayangannya dan Feby terus menikmati rintik hujan yang jatuh membuatnya basah kuyup, serasa kerinduanya sedikit terobati dengan semua itu.
Jam empat pagi, mbok Yati pembantu dirumah kakek Feby yang juga merupakan ibu dari Agus terbangun dan bangkit dari tempat tidurnya untuk mulai beraktivitas. Ia mengawalinya dengan membuka satu persatu korden yang ada dirumah itu, mbok Yati terkejut setengah mati waktu melihat pintu yang menuju luar rumah tepatnya kekolam renang terbuka, dia berfikir kalau ada maling yang sudah menyatroni rumah itu.
Dengan hati-hati dia keluar untuk melihat keadaan, dan dia terkejut saat melihat Feby yang tergeletak ditepi kolam renang.mbok Yati berlari menghampiri Feby dan mencoba membangunkannya, nggak lama kemudian Feby terbangun lalu bangkit. “Sudah pagi ya mbok?”, tanyanya ringan.
“Ngapain non tidur disini? Kenapa baju non semuanya basah?”, tanya mbok Yati khawatir dan juga penasaran.
Feby hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, dia langsung pergi meninggalkan mbok Yati tapi tiba-tiba kepalanya terasa pusing serta pandangannya mulai kabur. Terdengar suara teriakan mbok Yati memanggil nama Feby, ternyata Feby pingsan. Seisi rumah kaget dengan teriakan mbok Yati dan mereka mencoba mencari dimana sumbernya dan menemukan Feby yang pingsan tergeletak di lantai.
“Semangat dong bro!”, ujar Mario menyemangati Edho.
Mereka sekarang ini sedang bersiap-siap untuk sebuah acara penting yang sudah mereka impi-impikan sejak lama. Edho tersenyum, “Kita harus semangat!”, ucapnya penuh semangat.
Kedua orang tua Mario, Roby, Bian, dan Edho sudah duduk di bangku penonton. Semuanya terlihat bahagia hari ini karena hari ini anak-anak mereka akan meluncurkan album perdananya. Karina yang duduk bersama Bapak Ibunya, dari tadi celingak-celinguk mencari seseorang siapa lagi kalau bukan Feby.
Di kamarnya Feby, sekarang ini dia sedang diperiksa oleh Agus.
“Aku baik-baik aja”, ucap Feby pasti.
Kakeknya duduk disamping Feby, “Kamu kayak anak kecil aja, hujan-hujanan tengah malem pula!”
Feby tersenyum. Dia merasa baik-baik saja tapi suhu badannya memang cukup tinggi. Agus selesai memeriksa Feby, “Ini demam biasa, setelah minum obat dan istirahat pasti mba Feby sehat lagi.” Agus memang sudah pantes banget menjadi seorang dokter.
“Tuh kan Kek, Feby baik-baik aja. Mendingan sekarang kakek berangkat ke kantor aja”, Feby menyuruh kakeknya itu untuk tetap berangkat kekantor.
Walaupun berat tapi kakeknya berangkat juga kekantor dan meninggalkan Feby dan Agus di situ. Agus juga akan keluar tapi dia berhenti setelah Feby memanggilnya. Feby meminta tolong pada Agus, dia minta Agus datang ke peluncuran album perdana Geest dan menyerahkan gitar yang pernah Edho kasih untuk Febby, pada Edho.
“Dan aku juga nitip ucapan selamat buat dia dan Geest”, ucap Feby dengan sedikit lemah.
Agus mangangguk, dia mau membantu Feby. Kemudian dia keluar dari kamar Feby dengan membawa gitar yang ingin Feby kembalikan pada Edho. Dengan mobil milik Feby, Agus pergi ketempat peluncuran albumnya Geest.
Karina masih saja mencari sosok Feby tapi tetap nggak ketemu. Di atas panggung Geest sedang menyanyikan single andalan mereka, dan setelah lagu itu selesai ada kejutan untuk Edho yang sudah Karina dan teman-teman anggota Geest itu siapkan. Tapi apa yang menjadi kejutan untuk Edho belum juga datang.
Lagu itu selesai dinyanyikan, Edho di tahan untuk tetap berada diatas panggung. Mario, Roby, dan Bian turun dari panggung dan mereka bertemu dengan Agus, “Mba Feby nggak bisa dateng, dia lagi sakit. Aku disuruh kesini untuk mengembalikan gitar ini pada mas Edho”, Agus mencoba menjelaskan.
Mario, Bian, dan Roby bingung harus ngapain. Di panggung Edho sudah dipertemukan dengan keluarganya dan mereka saling kangen-kangenan.
“Jadi sebenarnya Edho ini sudah punya pacar atau belum sih?”, tanya host acara itu.
Edho tertawa, para penggemar Geest yang hadir yang kebanyakan remaja putri ini berteriak-terika histeris waktu melihat foto-foto Edho dan seseorang cewek ditampilkan di layar. Edho juga terkejut, Karina sudah mengetahui tentang hal itu jadi dia merasa biasa-biasa saja, tapi dia langsung kembali was-was karena belum melihat Feby dari tadi.
“Siapa itu? Pacarnya ya?”, tanya host itu lagi.
Kedua mata Edho mulai berkaca-kaca teringat tentang Feby, Marissa yang duduk di bangku penonton terkejut dengan semua itu, Vina yang juga ikut bersamanya juga merasa terkejut.
“Dia Feby, dialah orang yang aku cintai!”, ucapnya menegaskan.
Ruangan itu menjadi sangat ramai, para fans dari Geest menjadi ribut. Tapi Edho mencoba menenangkan dan menjelaskan semuanya jadi nggak lama kemudian mereka semua menjadi tenang kembali serta ikhlas kalau Edho ini sudah ada yang punya.
“Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kamu”, ucap Host itu dan membuat Edho penasaran siapa yang datang.
Karina sangat optimis kalau Feby yang akan naik ke panggung, tapi ternyata Agus yang naik dengan membawa gitar milik Edho, Agus menyerahkan gitar itu pada Edho, “Mba Feby nitip pesan sama aku, katanya selamat atas peluncuran album perdana dari Geest ini”.
Edho sangat kecewa kenapa buka Feby yang datang. Karina juga terkejut kenapa Feby nggak datang dan dia langsung bertanya pada Agus apa yang sebenarnya terjadi.
“Tadinya mba Feby akan datang tapi dia tiba-tiba sakit”, ucap Agus.
Feby bangkit dari tempat tidurnya dan turun menuju lantai satu rumah kakeknya itu. Dia bosan ada dikamar, Feby keluar dengan terus memeluk boneka kesayangannya. Saat melewati pos satpam rumah itu, seorang satpam menanyakan Feby akan pergi kemana.
“Aku cuman mau jalan-jalan ke danau sebentar, tenang aja!”, kata Feby sambil berlalu dari tempat itu.
Para satpam mebiarkan Feby pergi ke danau buatan di kompleks perumahan ini.
Acara launching album perdana Geest berjalan sukses. Sekarang ini mereka sedang berfoto bersama keluarga dan dengan para fans yang sangat mengidolakan dan mendukung mereka. Tapi pikiran Edho terus tertuju pada Feby, dia khawatir dengan keadaan Feby. Selesai dengan acaranya Edho memaksa Agus untuk mengantarkannya bertemu dengan Feby. Agus nggak bisa menolaknya, mereka berada dalam satu mobil menuju rumah kakeknya Feby.
Sampai di rumah kakeknya Feby, Agus langsung mengantarkan Edho kekamar Feby tapi ternyata Feby nggak ada. Mereka turun menuju dapur menemui ibunya Agus, “Bu, Mba Feby dimana? Kok kamarnya kosong?”, tanya Agus.
Mbok Yati nggak tahu Feby ada dimana yang dia tahu ya Feby ada dikamarnya tapi ternyata nggak ada. Ketiganya keluar dari rumah itu dengan wajah khawatir dan bertanya pada satpam, “Mba Feby tadi pamit mau jalan-jalan di taman yang ada danaunya”, ucap satpam itu.
Edho bergegas berlari menuju tempat yang dimaksud. Agus dan ibunya juga mengikuti ketempat yang pak satpam tadi tunjukkan. Sampai disana Edho melihat seorang cewek yang lagi duduk di dermaga-dermagaan yang ada di danau itu, cewek itu membawa boneka micky mouse. Edho yakin kalau cewek itu Feby dan dia berlari mendekat. Agus dan mbok Yati membiarkan Edho bersama dengan Feby.
“Feby”, Edho memanggil Feby.
Feby mencari orang yang memanggilnya dan yang dia lihat yaitu Edho, dia bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap Edho. “Ngapain kamu kesini?”, tanya Feby ketus.
Edho mencoba mendekati Feby, tapi Feby malah menghindar. Edho mencoba meminta maaf pada Feby dengan mata yang berkaca-kaca, Edho meraih tangan Feby tapi buru-buru ditepis oleh Feby.
“Aku bisa jelasin semuanya. Aku mohon kamu dengerin aku dulu, aku mau minta maaf!”, ucap Edho dengan nada keras.
Feby terdiam, pada saat itu juga Edho langsung memeluk erat Feby, Feby mencoba membebaskan diri tapi gagal. Dia nggak bisa lepas dari pelukan Edho, Edho kembali mengucapkan banyak kata maaf agar Feby mau untuk memaafkannya, tapi Feby belum juga luluh dengan semua itu.
Akhirnya Edho melepaskan pelukannya dan melepas kalung yang dia pakai, ternyata di kalung itu ada satu cincin sebagai bandul, dan cincin itu sama dengan apa yang sedang Edho pakai. “Please maafin aku. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu”, ucap Edho.
“Kita sudah nggak ada apa-apa. Jangan ganggu aku!”, Feby mencoba pergi.
Tapi Edho berhasil memegang tangan Feby dan menyerahkan cincin itu pada Feby. Nggak disangka-sangka Feby malah melemparkan cincin itu ke danau dan pergi meninggalkan Edho disana. Beberapa saat kemudian terdengar kalau ada yang terjun ke danau, dan ternyata Edho terjun ke danau untuk mencari cincin itu. Dengan acuh Feby pergi meninggalkan tempat itu, tapi semakin dia melangkah pergi dia semakin ragu dengan apa yang dia lakukan itu. Feby berpaling kearah danau dan nggak melihat Edho ada disana, dia mencoba berjalan lagi tapi langkahnya kembali terhenti dan berpaling ke danau lagi, sosok Edho masih nggak terlihat.
Cukup lama dia berhenti berjalan karena ragu dengan itu, sudah cukup lama juga Edho nggak terlihat setelah tadi terjun ke danau. Feby menangis, dia nggak tahu harus berbuat apa-apa dan kakinya serasa aneh, dia berjalan menuju dermaga itu lagi karena dia khawatir dengan Edho yang tak kunjung muncul kepermukaan. Agus dan ibunya khawatir juga. Feby nggak melihat Edho, tangisannya semakin menjadi setelah dia menyadari kalau Edho sangat berharga untuk dirinya.
“Edho!”, teriak Feby keras memanggil-manggil Edho yang nggak kunjung muncul.
Teriakan dan tangisannya semakin histeris karena nggak melihat Edho yang tadi berniat mengambil cincin yang Feby lemparkan. “Edho!” teriaknya lagi semakin keras.
Feby nggak mau kehilangan Edho, dengan masih memanggil-manggil Edho, Feby memutuskan untuk turun juga ke danau. Ternyata danau itu nggak terlalu dalam, Feby berjalan untuk mencari Edho. Masih dengan tangis histerisnya, Feby terus memanggil-manggil Edho yang tak kunjung muncul.
“Edhoooooo!”, teriak Febi panjang diiringi isakan tangisnya.
Tiba-tiba Edho muncul tepat didepan matanya. Ternyata sedari tadi Edho cuman ingin membuat Feby khawatir atas dirinya. Edho tersenyum senang melihat Feby yang berusaha mencarinya. Tapi Feby nggak suka dengan cara Edho tersebut, tangisan Feby belum juga berhenti, tubuh Feby juga bergetar karena ketakutan atas kejadian itu. Edho mencoba menenangkan Feby tapi tubuh Feby masih saja gemetaran karena tadi sangat histeris.
Edho memeluk tubuh Feby yang ketakutan itu, “Maafin aku”.
Feby terus menangis dan membiarkan Edho memeluknya tanpa dia membalas pelukan itu, “Kamu jahat!”, ucap Feby sambil terisak. “Apa kamu mau membunuh aku?”, ucap Feby lagi.
Edho melepaskan pelukannya dan menatap tajam mata Feby.
“Aku takut”, ucap Feby lemah. “Aku takut kamu kenapa-napa. Aku takut karena kamu nggak muncul-muncul tadi! Kamu bodoh!”, lanjut Feby.
Mendengar kalimat dari Feby tersebut membuat Edho tersenyum senang karena ternyata Feby masih peduli terhadapnya. “Maafin aku atas semua kesalahanku. Kamu nggak usah takut akan terjadi sesuatu yang buruk sama aku, karena aku yakin aku akan baik-baik saja kalau bersama kamu lagi”.
Edho membuka tangannya dan memperlihatkan isi kepalan tangannya itu yang ternyata sebuah cincin yang tadi Feby buang ke danau. Edho tersenyum dan membuat Feby sedikit tersenyum juga, lalu Edho memasangkan cincin itu ke jari manis tangan kiri Feby, “Aku nggak mau melakukan kesalahan lagi, aku nggak mau kehilangan kamu lagi”, ucapnya seraya melesatkan cincin itu ke jari Feby.
Keduanya tersenyum lalu berpelukan dengan hangat, dengan mereka yang masih ada di danau. Agus dan ibunya tersenyum senang. Ternyata Karina, dan anggota Geest yang lain serta orang tua mereka melihat peristiwa itu juga. Beberapa Geest Stars, Marissa, dan Vina juga melihat kejadian itu. Terlihat juga para wartawan yang ikut mengabadikan moment tersebut dengan kameranya masing-masing.
“Kaliah harus tahu! Feby itu pacarku!”, teriak keras Edho masih memeluk Feby.
Pada akhirnya semua berbahagia atas bersatunya lagi cinta Edho dan Feby.

#########TAMAT#########
****chiEch****




2 komentar:

  1. Anything about tutorial, e-learning, entertainment, game, software, & etc.


    http://pns-download.blogspot.com/2011/09/jadwal-semester-pendek-september-2011.html

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...