Setelah
adzan sholat shubuh berkumandang, Oliv dan Adit bergegas untuk menunaikan
sholat. Hal seperti ini selalu mereka lakukan agar hubungan mereka tetap
harmonis. Memang nggak mudah menjalani masa-masa seperti ini, menikah muda
memang sebuah pilihan namun beda dengan mereka yang menikah muda itu merupakan
sebuah tuntutan dari orang tua masing-masing. Tapi keduanya kini menyadari
kalau memang mereka berdua di takdirkan untuk hidup bersama.
“Nggak
enak sama mamah, masa cewek bangunnya siang”, ucap Oliv yang menolak ajakan
Adit untuk tidur lagi.
Adit
berubah manja kalau deket-deket sama Oliv, “Ayolah, masih ngantuk nih”.
Selesai
dengan melipat mukenanya Oliv bangkit dan merapikan tempat tidur. Eh Adit malah
ngacak-ngacaknya lagi serta rebahan di atasnya, Oliv sedikit kesal tapi ya
sudahlah. Oliv membalik badannya hendak pergi tapi keburu di tarik paksa oleh
Adit yang membuatnya jatuh ke ranjang, langsung saja Adit memeluk istrinya itu
dengan erat. Keduanya tidur lagi.
Pukul
06.30 wib.
Keduanya
masih ada di atas ranjang.
“Hari
ini bolos kuliah aja yuk, terus kita jalan-jalan deh”, ajak Adit masih dengan
merangkul istrinya dan memain-mainkan rambut Oliv.
Oliv
menghela nafas panjang, “Huft. Kamu ada dua kelas hari ini Yang, jangan bolos
melulu.”
Mereka
terlihat menikmati pagi itu sampai akhirnya terdengar suara decitan pintu yang
terbuka, wah Mamah datang secara tiba-tiba dan mengagetkan keduanya. Oliv
berusaha bangun dari tempat tidur tapi dihalangi oleh Adit.
“Ayo
bangun! Sudah pagi, ayo sarapan sama-sama”, ajak Mamah sambil menarik selimut
keduanya.
Dengan
cepat Oliv berlari ke kamar mandi, dia bergegas untuk mandi agar bisa sarapan
bersama. Sementara itu Adit menunggu sambil bermain game di laptopnya Oliv.
Akhirnya
yang ditunggu-tunggu selesai juga, Oliv sudah bersih dan wangi, giliran Adit
yang masuk ke kamar mandi. Setelah bersiap-siap Oliv keluar dari kamar menuju
ruang makan, disana sudah ada Mamah dan Papah yang juga sudah rapi.
“Adit
belum selesai mandi?”, tanya Papah sembari melipat koran paginya.
Oliv
lagi sibuk membantu menyiapkan makanan di atas meja makan, “Malahan baru mandi
pah, maaf buat Papah nunggu.”
“Oh,
nggak apa-apa. Sudah ayo duduk”, Papah menarik kursi dan mendudukinya. “Mah,
ayo sarapan.”
Entah
lagi ngapain Mamah di dapur, padahal semuanya sudah siap diatas meja.
Ternyata
Mamah datang membawa susu tinggi kalsium buat Papah, tadinya sih Oliv yang
berniat membuatnya tapi berhubung kelupaan dan bangun kesiangan alhasil niat
itu nggak terlaksana.
Tiba-tiba
ada sebuah kecupan mendarat di pipi kanan Oliv, Oliv sedikit terkejut tapi
tentu saja dia tahu pelakunya yang nggak lain adalah Adit. Setelah menyapa
kedua orang tuanya Adit langsung duduk disebelah Oliv. Dan sebagai istri yang
baik, Oliv mulai melayani suaminya, ia mengambilkan makanan untuk Adit.
Benar-benar
layak dibilang keluarga baru yang bahagia, hahaha. Kehidupan mereka sangat
menyenangkan nggak ada beban dan masalah yang berarti, mereka menjalani
semuanya dengan ikhlas, keluarga besar yang bahagia.
Selesai
makan Oliv membantu mbok Sumi mencuci piring, Papah sudah berangkat kekantor,
kalau Mamah lagi menyiram bunga-bunga, kalau Adit lagi memanaskan mobilnya
karena hari ini akan dipakai untuk ke kampus.
Oliv
dan Adit keluar dari kamar mereka, tanpa disadari pakaian yang mereka kenakan
itu senada, sama-sama berwarna ungu.
“Halah,
kerjaannya nyama-nyamain mulu!”, timpal Adit sok bersih.
Padahal
kalau dipikir-pikir yang harusnya di bilang nyama-nyamain itu Adit karena
mandinya belakangan, tapi ya sudahlah itu nggak perlu diperdebatin.
“Berangkat
dulu ya Mah”, pamit Oliv sambil mencium tangan mertuanya dan nggak lupa
cipika-cipikinya juga.
Adit
juga melakukan hal yang sama tapi tanpa cipika-cipiki.
Ok.
Keduanya sudah siap di dalam mobil dan langsung saja pergi menuju kampus.
Sampai
juga di kampus, karena belum jamnya masuk kelas mereka berdua pergi ke
perpustakaan dulu. Hobi mereka saat ini adalah membaca buku, hobi yang baik
bukan?
Dari
parkiran sampai ke perpustakaan, gandengan tangan mereka nggak terlepaskan,
benar-benar erat dan itu membuat Disti yang nggak sengaja melihat keduanya
menjadi marah dan cemburu.
“Awas
kalian. Kalau udah saatnya pasti kalian ngrasain gimana sakitnya gue!”, ucap
Disti lirih dengan sorot mata tajam menghujam Oliv dan Adit.
Keduanya
sibuk memilih buku sesuai dengan jurusan kuliah masing-masing, Oliv yang sudah
menemukan buku yang cocok langsung duduk ditempat faforitnya, lalu dipakainya
kacamata baca dan mulai membacanya dengan seksama. Nggak lama kemudian Adit
datang membawa buku yang nggak terlalu tebal, dia duduk disamping Oliv dan
memperhatikan istrinya itu sejanak, dengan keisengannya dia mengambil kacamata
baca yang Oliv pakai lalu dipakainya sendiri, membuka bukunya dan memulai
membaca.
Oliv
hanya bisa menghela nafas panjang karena ulah Adit. “Sabar, sabar.”
Mendengar
kata-kata Oliv, Adit hanya tersenyum.
Saatnya
Oliv dan Adit masuk kekelas masing-masing, setelah keluar dari perpustakaan
keduanya langsung berpisah karena berbeda arah tujuannya. Tapi sebelum berpisah
Adit nggak lupa untuk mencium kening Oliv yang dia cintai itu.
Sekarang
ini Rama lagi deket sama Selly. Sejak deket sama Rama, Selly nggak sekomplotan
lagi sama Disti dan dia lebih memilih untuk berteman dengan Olivia karena dia
tahu kalau Oliv yang lebih baik daripada Disti.
Rama
ngenterin Selly sampai didepan kelas disaat Oliv juga sampai didepan kelas.
“Aduh
asyiknya yang dianterin sampe kelas, jadi ngiri deh!”, keluh Oliv sambil
tertawa sinis.
Refleks
Selly mencubit lengan Oliv, “Apaan sih lah”.
“Kalian
berdua yang akur ya”, Rama mengacak-acak rambut mereka berdua. “Aku pergi
dulu”, pamit Rama yang langsung pergi setelah Oliv dan Selly masuk ke kelas.
Kali
ini Disti yang nggak punya teman, semuanya sudah tahu tentang kebenaran yang
ada. Tapi yang namanya Disti ya cuek aja dan tetap saja mencari masalah dengan
yang lain termasuk Selly dan juga Oliv, keduanya menjadi sasaran pelampiasan
dendam Disti.
Rama
yang nggak ada kelas memilih untuk membaca buku di perpustakaan. Tiba-tiba ada
seseorang yang datang dan mengagetkan dirinya. Siapa coba yang nggak kaget
kalau di tepuk punggungnya keras-keras di tempat sepi kayak perpustakaan ini.
Mario
duduk di samping Rama, “Oliv dimana?”, tanyanya riang dan bersemangat.
Rama
terlihat nggak suka dengan Mario, ditutupnya buku yang dia baca itu lalu
memalingkan wajahnya kehadapan Mario, “Sudah gue bilang, loe nggak boleh
ngangguin Oliv. Dia itu istri orang!”, Rama berbicara dengan nada tinggi dan
membuat ruangan itu berisik, pernghuninya juga pada melihat kearahnya. Demi
kenyamanan Rama langsung keluar karena nggak mau merusak suasana.
Nggak
tahu malu, Mario mengikuti Rama keluar, “Oliv dikelas ya? Ya sudah, gue
nyamperin kekelasnya dulu”.
Rama
kesel banget tapi dia membiarkan Mario kesana karena kalau dia terus melihat
Mario dia akan merasa marah dan kesal melulu.
Oh
ya, siapa Mario?
Mario
itu mahasiswa semester 3 yang bener-bener bisa di bilang idola, banyak
cewek-cewek yang ngejar-ngejar dia, merebutkan dia, dan mengeluh-eluhkan
namanya. Selain menjadi anggota Senat, dia juga menjadi ketua UKM basket, nggak
lupa juga dia itu pinter nyanyi dan mungkin sebentar lagi akan mengeluarkan
album. Semua itu membuat Mario nggak susah untuk mendapatkan pacar, tapi sampai
saat ini dia belum mempunyai pacar. Itu semua karena Olivia. Dia suka sama
seniornya itu yang sudah menikah.
Yang
namanya Mario nggak mau pikir pusing, kalau dia suka pasti akan dikejar
terus-terusan, walaupun yang dia suka itu sudah ada yang punya. Karena itu
semua sering sekali Adit dibuat kesal, tentu saja Oliv juga merasa nggak nyaman
dengan semua yang Mario lakukan untuk dirinya. Bisa dibilang Mario lebih
perhatian sama Oliv ketimbang Adit.
Melihat
ada Adit yang lagi menunggu Oliv keluar, Mario ikut berdiri disampingnya.
“Ngapain
loe disini?”, tanya Adit bener-bener ketus sangkin sebelnya.
Mario
malah tersenyum, “Mau jemput Oliv”, jawabnya penuh percaya diri.
Adit
melepaskan lipatan tangannya, “Sudah gue bilang, loe nggak usah ngangguin Oliv
lagi!”, nada suara Adit makin meninggi.
Ingin
rasanya Adit membuat Mario babak-belur tapi keburu pintu kelas Oliv terbuka,
keduanya lalu bersikap biasa sejenak. Disti yang keluar kelas sendirian mencoba
melemparkan senyum untuk Adit tapi Adit langsung mengalihkan pandangannya
mencari sosok Oliv. Oliv yang keluar bersama dengan Selly langsung menghampiri
Adit dan Mario.
Karena
nggak mau istrinya itu dibawa Mario, Adit menarik tangan Oliv dan keduanya
beranjak pergi. Tentu saja Mario nggak suka dengan itu, dia mengejar keduanya
dan memegang tangan Oliv yang satunya. Oliv berusaha melepaskan itu tapi susah.
Jadi ketiganya berhenti disebuah koridor yang sepi.
“Lepasin
nggak?! Lepasin sekarang!”, bentak Adit keras.
Masih
mencoba melepaskan tangan Mario, “Ayolah, lepasin gue”, keluh Oliv.
“Nggak!”,
Mario nyolot.
“Oliv
ini istri gue! Dan loe bukan siapa-siapa jadi nggak usah ganggu hidup kami!”,
Adit membantu melepaskan genggaman tangan Mario.
Genggaman
tangan itu terlepas, “Gue cuman mau ngajak dia minum kopi, gue juga tahu dia
itu milik loe!”, Mario mencoba berbicara lagi.
“Tapi..”,
kalimat Adit dihentikan oleh Oliv.
Oliv
menepuk pundak suaminya itu, “Sudah nggak apa-apa, daripada dia terus bikin
kesel mendingan aku nemenin dia minum kopi, itung-itung biar nggak lama nunggu
kamu selesai kuliah”, Oliv mencoba menengahi.
Adit
masih nggak terlihat baikan, “Kamu selalu baikin dia, makanya dia selalu
ngelunjak. Kamu nggak pernah mau dengerin aku!”, ucap Adit kesal pada Oliv yang
langsung dilepaskannya tangan Oliv dari genggamannya.
Diraihnya
kedua tangan Adit, “Tapi kalau nggak diturutin apa bisa dia lepasin kita?
Ngertiin posisi aku ya Yang”, ucap Oliv memelas.
Adit
menepis tangan Oliv, “Lakuin aja apa yang kamu mau!”, jawab Adit ketus, dia
langsung pergi begitu aja.
Terlihat
Oliv sedih karena diperlakukan seperti itu oleh Adit, dipandangnya lekat-lekat
Adit yang berjalan menjauh sampai akhirnya nggak terlihat lagi, dengan cepat
Mario meraih tangan Oliv dan mengajaknya pergi.
“Gue
mau iku loe, tapi nggak usah pegang tangan gue!”, Oliv menepis tangan Mario.
Mereka
berdua berjalan menuju coffee shop dekat kampus.
***1***
Bersambung.......
Judul nya kaya lagu anang "Jodoh ku".
BalasHapusAdit genit,adit jealous,
Kali ini sad ending lagi ya? Part 2 nya mana?
Iya,,,tapi gak sama persis kok...hehehe ^_^
BalasHapusAdit yg sayang sama istrinya ;)
sad ato happy ya???
baca ampe kelar ya...