•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Rabu, 12 Oktober 2011

Jodohku, Mauku Cuma Kamu [Part 2]


Makan malam di rumah Adit, Oliv, dan keluarga.
“Kalian bertengkar lagi?”, tanya Mamah disela-sela makan malam.
Diam, Oliv dan Adit hanya diam nggak ngomong apa-apa.
“Nggak baik kalau lama-lama bertengkar, setelah ini langsung baikan!”, lanjut Papah berusaha memperbaikin hubungan keduanya.
Setelah selesai makan malam, Oliv membantu membereskan piring-piring dan gelas lalu mencucinya sampai bersih di dapur bersama dengan mbok Sumi, sedangkan Adit sudah masuk kamar karena mood-nya lagi gak asyik. Di kamar Adit malah main PS sendirian, gebuk-gebukan, game tinju-tinjuan, buat ngeluapin semuanya.
Oliv pergi kekamar, dibukanya pintu pelan-pelan, ngelongok sesaat untuk mengetahui dimana Adit sekarang. Keduanya sempat bertemu pandang tapi Adit keburu memalingkan mukanya lagi. Oliv berjalan mendekati suaminya itu, lalu duduk disampingnya dan mengambil stik yang nggak dipakai dan ikut main game, tapi Adit yang sebel malah bangkit dan membiarkan Oliv main sendirian.
Adit beralih ke kursi baca dekat jendela dan mulai membaca buku, setelah mematikan PS dan TV, Oliv mendekat pada Adit lagi dan duduk di depannya, “Maaf”, ucapnya singkat dengan wajah memelas sambil menyingkirkan buku yang Adit baca.
Buku yang tadi dibaca diletakkan kembali ditempatnya, Adit bangkit. Giliran laptop yang menjadi tujuan Adit yang ngambek. Mencoba bermain game, lagi-lagi Oliv mengikutinya, Oliv berdiri membungkuk disamping Adit agar posisi tingginya sejajar, “Maaf”, ucap Oliv lagi.
Masih dengan wajah sebelnya, Adit mematikan laptopnya dan beranjak ke tempat tidur. Dia langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, dan tidur menghadap sisi luar tempat tidur.
Oliv jongkok di lantai menghadap Adit, “Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf....”, terus-terusan Oliv mengulang kata yang sama dan nggak berhenti.
Adit berbalik badan membelakangi Oliv, tapi Oliv nggak kehabisan akal, kemudian dia naik ke tempat tidur dan duduk menghadap Adit, dia kembali melanjutkan kata-kata ‘maaf’nya.
Tapi Adit masih mengacuhkannya, kembali Adit membelakangi Oliv. Sekarang giliran Oliv yang ngerasa sebel, dia berhenti mengganggu Adit. Dia berbaring membelakangi Adit, keduanya masih saja diam.
Cukup lama mereka berdua diam, terdengar suara berisik HP Oliv berdering karena ada telfon masuk. Ternyata Selly yang menelfon nggak butuh waktu lama Oliv langsung mengangkatnya, “Hallo Mario, ada apa malem-malem telfon?”, ucap Oliv sedikit kencang agar terdengar oleh Adit.
“Mario? Gue Selly, bukan Mario”, ucap Selly dari seberang sana.
Kedua mata Oliv mencoba melirik kearah Adit, sedikit terlihat Adit yang sudah menurunkan selimutnya. Oliv melanjutkan percakapannya, “Ada apa?”.
“Gue cuman mau ngabarin kalau besok nggak ada kelas, dosennya lagi liburan ke Jepang tuh. Ya sudah aku tutup ya? Malem.”
Selly sudah menutup telfonnya tapi Oliv belum selesai dengan keisengannya membuat Adit cemburu, “Makan malem? Besok? Gimana ya?”, Oliv benar-benar menahan tawa.
Setengah badan Adit sudah nggak selimutan lagi, sekarang juga dia berbaring menghadap ke punggung Oliv. Bisa dibilang ulah Oliv kali ini berhasil.
“Makan sushi? Tentu saja mau, tapi...”, suara Oliv terhenti karena Hpnya di rebut Adit.
Tanpa melihat HP itu, Adit langsung meletakkannya di daun telinganya, “Sudah gue bilang loe nggak usah ganggu Oliv lagi! Dia istri gue!”, ucap Adit keras.
Adit menunggu jawaban dari Mario, karena lama nggak ada jawaban dia melihat ke layar HP yang ternyata mati, pandangannya tertuju pada Oliv yang lagi berusaha menutupi tawanya dengan selimut. Ditariknya selimut hingga wajah Oliv yang merona merah karena tertawa terlihat, “Nggak lucu!”, ucap Adit singkat sambil membanting HP Oliv di kasur.
Kembali ke posisi semula, Adit berbaring membelakangi Oliv. Sekarang Adit benar-benar ngambek, dan itu bakalan sulit untuk membujuknya baikan.
Oliv mendekat, dia berbaring sambil memeluk Adit dari belakang, kepala Oliv bersandar di punggung Adit yang hangat dan nyaman, “Maaf, maafin aku”, ucap Oliv makin memelas.
Tapi Adit diam saja, benar-benar diam. Oliv mencoba menjangkau wajah Adit, kemudian diciumnya pipi kanan Adit dengan lembut dan mesra, lalu kembali memeluk Adit dari belakang dan bersandar dengan nyaman pada punggung Adit.
Nggak disangka-sangka kedua tangan Adit malah melonggarkan pelukan itu dan membuat pelukan itu terlepas. Oliv nggak tahu harus berbuat apa lagi. Dia berbalik badan dan berbaring membelakangi Adit lagi, kali ini dia bener-bener nggak menyangka bakalan seperti ini perlakuan yang dia terima dari suami yang dia cintai.
Oliv terisak lirih tapi tentu saja terdengar oleh Adit, senjata terakhir yang terampuh dari seorang wanita adalah tangisan.
“Maafin aku”, ucap Oliv lirih sembari terisak.
“Aku yang harusnya minta maaf, aku yang salah karena buat kamu nangis kayak gini”, ucap Adit dalam hati. “Maafin aku”, lagi-lagi Adit berucap dalam hati.
Karena nggak tega mendengar Oliv menangis, Adit berbaring menghadap punggung Oliv dan dengan cepat dia mendekat lalu memeluk tubuh Oliv sangat erat. Oliv kembali terisak karena apa yang Adit lakukan ini.
“Jangan nangis, aku selalu maafin kamu walaupun kamu nggak memintanya”, ucap Adit sembari mempererat pelukannya pada Oliv.
Pada waktu yang sama Rama dan Selly juga lagi asyik ngobrol melalui telpon.
“Oliv sama Adit kayaknya lagi marahan lagi tuh gara-gara Mario”, kata Selly memberikan informasi.
Rama sedikit tertawa, “Halaah, pasti juga besok sudah baikan lagi, kayak biasanya”, Rama mengingat kejadian-kejadian lalu setelah Oliv dan Adit bertengkar, “Gimanapun marahnya mereka berdua, pasti bakalan baikan juga”, Rama tertawa diiringi tawa Selly juga. “Oh ya, lusa itu ulang tahunnya Oliv. Kasih kejutan yuk?”, ajak Rama.
Sedangkan Mario yang ada dirumahnya, dari tadi dia mencoba menghubungi Olivia sang senior yang menjadi pujaan hatinya, tapi selalu nggak bisa karena Hpnya Oliv sudah di nonaktifkan oleh Adit sebelum dilempar. Mario benar-benar khawatir takut ada sesuatu yang terjadi dengan Oliv, tapi dia nggak mungkin datang kerumah Oliv karena itu mustahil untuk dilakukan, dia nggak mau membuat masalah.
Benar. Sekarang Oliv dan Adit sudah kembali baikan. Mereka memamerkan kemesraannya, keduanya berpelukan erat diatas tempat tidur.
“Ini semua karena aku benar-benar cinta sama kamu, jadi jangan buat aku cemburu lagi ya?”, ucap Adit serius sambil mengecup kening Oliv.
Oliv sudah nggak menangis lagi, dia tersenyum ringan, “Kamu juga jangan sampe buat aku cemburu!”, timpal Oliv.
Adit malah tertawa yang membuat Oliv tertawa juga. Malam yang hangat dan menyenangkan.
“Anterin ke dapur yuk Yang, aku mau minum”, keluh Oliv karena merasakan tenggorokannya yang kering.
Adit melepaskan pelukannya dan bangkit dari tempat tidur, Oliv juga melakukan hal yang sama, lalu keduanya turun ke dapur untuk megambil air putih. Setelah menuruni tangga, Adit meminta Oliv naik ke punggungnya, tentu Oliv mau, siapa coba yang nggak mau digendong Adit? Hahahaha.
Dari lain sisi Papah juga mau ke dapur untuk mengambil minum, tapi langsung mengurungkan niatnya karena melihat ada Oliv dan Adit yang ada disana juga, memamerkan kemesraan pengantin muda.
Papah kembali lagi kekamarnya.
“Kok nggak jadi Pah?”, tanya Mamah yang ternyata masih terjaga juga.
Papah tersenyum, kembali naik ke tempat tidur dan duduk bersandar, “Papah nggak mau ganggu Oliv sama Adit yang lagi mesra-mesraan”, ucap Papah seraya mengambil buku yang ada dimeja dekat tempat tidur dan mulai membacanya.
Mamah tersenyum sambil bangkit dari tempat tidur dan duduk disamping suaminya tercinta itu.

***2***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...