•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Rabu, 12 Oktober 2011

Jodohku, Mauku Cuma Kamu [Part 4]


Tepat jam 12 tengah malam.
“Happy Birtday to you...”, terdengar nyanyian selamat ulang tahun.
Olivia terbangun dari tidurnya. Dia melihat ada Adit yang membawakan sebuah cake coklat berukuran besar, bersama Adit ada Mamah dan Papah, serta Selly dan juga Rama. Mereka ingin merayakan ulang tahun Oliv bersama-sama.
Adit duduk disamping Oliv, “Make a wish”, perintah Adit dengan senyum mengembang.
Oliv memejamkan matanya dan mulai berdoa dalam hati, “Semoga semua orang yang aku sayangi selalu dalam lindungan-Mu. Bantu aku menjaga hubunganku dengan suamiku, ya Alloh. Amin”, Oliv membuka matanya lagi dan tersenyum lebar.
“Tiup”, lanjut Adit.
Langsung saja Olivia meniup lilin angka 20 yang berdiri kokoh di atas cake ulang tahunnya itu. Semuanya sangat bahagia, nggak lupa Adit memberikan hadiah untuk istrinya itu.
Olivia membuka kotak hadiah pemberian Adit, ternyata isinya sebuah jam tangan, “Makasih sayang”, Oliv mendaratkan kecupan dipipi kanan dan kiri Adit.
Sekarang giliran Mamah dan Papah yang memberi selamat, Oliv bangun dari tempat tidurnya. Setalah memberi selamat juga doa, nggak lupa Mamah dan Papah memberikan hadiah juga, bungkusannya lumayan besar. Perlahan Olivia mulai membuka hadiah itu, setelah melihat apa isinya Oliv langsung mengembangkan senyuman, “Makasih Mah, makasih Pah”, ucapnya seraya mengambil sebuah tas Hermest seri terbaru.
Benar-benar kehujanan hadiah, ulang tahun kali ini sangat berkesan bagi Oliv.
Rama dan Selly mendekati Oliv bersama-sama, kado dari mereka nggak begitu besar seperti kado dari Papah dan Mamah Adit, tapi kado ini sedikit lebih besar dari yang Adit kasih.
“Waw, I-pod! Makasih”, ucap Olive senang.
“Aku denger minggu lalu I-pod kamu hilang, jadi aku sama Selly beli ini aja buat gantiin punya kamu yang hilang”, kata Rama.
Adit mengambil sebuah kotak kecil yang ada dimeja belajarnya lalu dia menyerahkannya pada Oliv, “Itu buat kamu, dari Ayah sama Oxel”.
“Apa ini?”, tanya Olivia penasaran.
Adit hanya memainkan matanya yang menyiratkan kalau Olivia harus membuka kotak itu sekarang juga.
“Kunci? Mobil?”, tanya Oliv seketika itu juga sambil memperlihatkan kunci itu pada semuanya.
Lalu Adit mengajak Oliv berjalan ke arah jendela, Adit mengarahkan Oliv melihat ke halaman depan rumah mereka. Oliv tersenyum lebar karena terlalu senang, sebuah mobil Mazda2 seri terbaru terparkir nyaman dihalaman.
+++                            
“Nggak usah, ngapain juga aku punya SIM kalau cuman jadi pajangan di dompet”, timpal Olivia.
Adit masih ragu buat melepas Oliv berangkat ke kampus sendirian, “Tapi...”.
“Haduuh, sebelumnya aku juga selalu nyetir mobil sendiri, jadi nggak perlu khawatir. Sudah siang, aku berangkat dulu ya?”,pamit Olivia yang mulai men-starter mobilnya.
Adit mengacak-acak rambut Oliv, “Hati-hati, kalau ada apa-apa cepet hubungi aku ya? Jangan ngebut-ngebut!”.
Oliv langsung menjalankan mobilnya keluar pintu gerbang dan pergi dengan tujuan kampus. Walaupun masih ragu membiarkan Olivia berangkat sendirian tapi apa boleh buat itu semua Oliv sendiri yang minta, dan nggak mungkin Adit melarang cewek yang teguh pendiriannya kayak Oliv.
Dirumah Adit nggak gitu aja bersantai-santaian, hari ini dia mencoba untuk melanjutkan menyelesaikan skripsinya. Dia menginginkan untuk wisuda di tahun ini juga agar cepat bisa bekerja dan membuatkan rumah untuknya dan istrinya.
Sampai di parkiran kampus, Rama dan Selly juga baru datang. Olive keluar dari mobilnya lalu bergabung dengan keduanya.
“Asyik nih, mobilnya baru”, ledek Rama.
Selly juga ikut-ikutan, “Ajak jalan-jalan sih”.
Oliv tertawa lalu merangkul kedua sahabatnya itu, “Tenang-tenang, emangnya pada mau jalan-jalan kemana?”, jawab Oliv ringan tanpa beban.
Ketiganya tertawa lalu berjalan bersama-sama menuju kelas.
Serius banget, Adit menyusun skripsinya, tapi bimbingan yang sudah dijalani belum juga membuatnya cepat untuk menyelesaikan itu semua. Tapi harus minta bantuan siapa? Oliv? Dia juga masih kuliah baru semester 5 pula. Tapi Adit tetap berusaha untuk menyelesaikan itu semua dengan sebaik-baiknya, “Demi Oliv!”, ucapnya pada diri sendiri untuk memberi semangat.
Selesai dengan kelasnya yang pertama, Oliv dan Selly beranjak pergi menuju kelas yang kedua. Dalam perjalanan kesana mereka dihentikan oleh kedatangan Mario.
Terdengar nyanyian ‘happy birtday’ lagi, kali ini Mario membawa sebuah cup cake dengan satu lilin kecil diatasnya, “Tiup dong!”, pinta Mario sambil mengembangkan senyuman mautnya yang menawan.
Mau nggak mau Oliv meniupnya, lalu Mario membuang lilin dan menyuapkan cup cake itu untuk Oliv, dan mau nggak mau lagi Oliv memakannya. Cup cake itu dikasihkan pada Oliv, Mario membuka tasnya untuk mencari sesuatu. Diambilnya sebuah kotak kecil yang lalu dikasihkan pada Oliv, “Buka”, ucapnya bersemangat.
Oliv membuka kotak itu, “Bagus banget, makasih”, ucap Oliv.
Sebuah gelang tangan yang sangat cantik yang menjadi isi kotak itu.
“Di pakai dong”, pinta Mario yang memang sedikit memaksa.
Dan mau nggak mau lagi Oliv memakainya tapi susah, paling gampang ya kalau dipasangin sama orang lain, “Selly, tolong pasangin sih”, pinta Oliv.
“Kenapa nggak gue aja?”, Mario langsung mengambil gelang itu dan memasangkannya di tangan kanan Oliv.
Oliv terlihat nggak nyaman, tapi ya sudahlah, “Makasih ya”.
“Sama-sama. Aku kekelas dulu ya”, pamit Mario.
Setelah itu Mario pergi meninggalkan Selly dan Oliv. Keduanya melanjutkan perjalanannya menuju kelas yang ada dilantai 3.
Raut wajah Mario benar-benar berbinar, dia sangat senang Olivia mau menerima hadiahnya bahkan memakai hadiah yang dia berikan. Padahal dia nggak berharap lebih tapi itu semua sangat membuatnya bahagia.
Lagi-lagi Mario berpapasan dengan Disti, “Loe bener-bener suka sama Oliv?”, tanya Disti begitu saja.
Mario menghentikan langkahnya, “Tentu saja. Dia nggak kayak loe, pantas saja dia banyak yang suka!”, timpal Mario sambil terseringai sinis.
Disti dibuat kesal sama juniornya, dia tertawa ringan, “Mau ditangan gue ataupun bukan, yang pasti gue harap dia nggak bahagia!”, ucap Disti yang diiringi tatapan tajam yang tertuju pada Mario, “Dan loe harus inget, sampai kapanpun gue nggak akan baik sama dia!”, ucapnya lalu berlalu begitu saja dari hadapan Mario.
Dengan tatapan mata yang tajam Mario mengiringi kepergian Disti dari hadapannya, “Gila!”, ucapnya singkat.
Adit lagi istirahat dulu, ice cream kesukaan Oliv yang ada di kulkas disamber juga, “Segernya”, terlihat nyaman dan puas.
Terdengar suara HP-nya berdering, ada telfon dari nomer yang nggak dikenal oleh Adit, “Hallo”, sapa Adit ramah.
“Aku di bandara, jemput aku sekarang!”, ucap suara cewek dari seberang sana, suara itu terdengar nggak asing ditelinga Adit.
Cukup terkejut Adit dibuatnya, lalu cewek itu menutup telpon duluan. Tampaknya Adit sudah bisa langsung mengetahui siapa yang menelponnya tadi, langsung saja dia bergegas kekamarnya untuk berganti baju dan pergi untuk menjemput cewek itu di bandara.
“Mau kemana?”, tanya Mamah sesaat sebelum Adit keluar dari rumah.
“Dia pulang Mah, dia minta buat aku jemput dia dibandara”, ucap Adit lalu berlari dan masuk kedalam mobilnya.
Mamah benar-benar dibuat bingung, yang di maksud ‘dia’ oleh Adit itu siapa?
Oliv dan Selly akhirnya kelar kuliah juga, baru keluar dari pintu kelas HP Oliv berdering nyaring, ada telfon dari Ayahnya langsung dari Jepang. “Assalamuallaikum Ayah”, sapanya sopan.
“Walikumsallam, selamat ulang tahun sayang. Kamu suka sama hadiah dari Ayah kan?”, tanya Ayah sumringah.
“Suka banget, tapi kenapa Ayah baru telpon?”, keluh Oliv manja.
Ayahnya sedikit tertawa, “Maaf, Ayah benar-benar sibuk kemarin. Oh ya, Oxel lagi dipesawat nih, dia mau liburan di Indonesia katanya. Jangan lupa jemput dia jam 1 nanti ya?”, pinta Ayah dalam telponnya.
“Oxel pulang hari ini?”, Oliv terlihat senang banget bisa ketemu adiknya lagi. “Ya nanti Oliv jemput dia, ini Oliv baru selesai kuliah”, jawab Oliv menyanggupi.
Selly pamit duluan karena sudah ditunggu Rama dikantin, nggak lama setelah telpon itu selesai Oliv langsung pergi ke parkiran kampus, dia harus cepat-cepat sampai di bandara untuk menjemput adik kesayangannya itu.
Sampai juga di bandara, Oliv baru memarkirkan mobilnya dan dia juga belum turun dari mobil. Dia merapikan rambutnya dulu sambil melihat kaca spion, “Adit?”, dia melihat seorang cowok yang mirip dengan Adit.
Tapi itu memang Adit, mobilnya juga itu mobilnya Adit, dan cowok itu benar-benar Adit. Oliv melihat Adit bergandengan dengan seorang cewek yang nggak Oliv kenal, Adit juga membukakan pintu mobilnya untuk cewek itu dan meletakkan koper cewek itu di bagasi, lalu keduanya pergi dari situ begitu saja.
“Siapa cewek itu?”, tanya Oliv penasaran.
Tiba-tiba terdengar suara berisik ketukan dikaca mobil Oliv, langsung saja Oliv melihat kearah sumber suara berisik itu, “Oxel?”, ternyata Oxel yang menemukan Oliv duluan.
Oxel memberi isyarat pada Oliv untuk membuka kunci pintu belakang mobil itu, Oliv mengerti dan membuka kunci pintu. Beberapa tas yang Oxel bawa langsung dimasukkan dan Oxel duduk di kursi depan bersama dengan Oliv.
“Lama banget!”, keluh Oxel sambil menyeka keringatnya. “Huft, panas”, Oxel menghela nafas kepayahan.
Oliv mengelus rambut adiknya, “Maaf, tadi kakak ada kuliah”, jawab Oliv mencoba menerangkan kegiatannya seharian ini, “Ya sudah, sekarang makan siang dulu ya? Mau makan dimana?”, lanjut Oliv.
“Ke Mc D aja!”, jawab Oxel bersemangat.
“Dasar anak ini, nggak di sini nggak di sana pokoknya tetep satu pilihannya Mc D! Ya sudahlah”, Oliv mengikuti kemauan Oxel.
Kakak beradik itu terlihat bahagia hari ini, karena keduanya memang sudah lama nggak bertemu setelah Oxel dan Ayah ke Jepang dulu.
***4***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...