•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 17 Oktober 2011

Jo#5 - GOSIP 'Makin di gosok, makin siip'



Part5#GOSIP= Makin di Gosok makin SIiiP#

Hari pertama perkuliahan.
Jo, Desty, Ferdinand, dan Neffira masuk kekelas yang sama, suatu kebetulan yang menyenangkan, bisa sekelas dengan penyanyi yang menjadi idolanya.
Jo dan Jovan baru sampai di parkiran, nggak lama kemudian ada mobil yang parkir disebelah mobil mereka. Kedua pengguna mobil itu keluar. Ternyata yang parkir di sebelah mobil Jo dan Jovan adalah Ferdinand.
“Pagi Jovita, pagi bang Jovan”, sapa Ferdinand ramah.
“Pagi”, sahut kedunya yang juga memberi salam.
“Gue harus cepet-cepet kekelas. Fer, nitip Jo ya”, pamit Jovan.
“Siip”, Ferdinand menyanggupi.
Jovan bergegas lari ke kelasnya.
Keduanya berjalan bersama-sama menuju kelas. Jo bener-bener seneng banget bisa jalan berdua dengan Ferdinand, walaupun hanya berjalan kekelas.

Karena nggak suka dengan Jo yang berjalan lambat, akhirnya Ferdinand menarik tangan Jo agar dapat berjalan  lebih cepat lagi, agar nggak terlambat sampai kelas.
Dari sebuah sudut ada seseorang yang mengabadikan moment tersebut, beberapa kali orang tersebut memotret Ferdinand yang sedang menggandeng tangan Jo. Siapa orang itu? Yang jelas sekarang orang itu mengikuti Ferdinand dan Jo yang sebentar lagi sampai di kelas.
Mereka berdua masuk kedalam kelas dan mencari tempat duduk dengan posisi yang nyaman.
“Loe duduk disini”, Ferdinand menyuruh Jo duduk dengan mendorong pundak Jo.
Kembali mement itu diabadikan oleh seseorang dari luar kelas.
Lalu Ferdinand duduk tepat disebelah tempat duduk Jovita.
Tiba-tiba hp-nya Jo berdering, ada telfon dari Desty.
“Loe dimana? Gue baru sampai di parkiran nih”, ucap Desty tanpa basa-basi.
“Gue sudah dikelas bareng Ferdinand. Loe cepetan kesini”.
“Iya gue mau kesitu, tapi gue nggak tahu kelasnya dimana. Jelasin ke gue”, pinta Desty yang kebingungan dimana letak kelasnya.
“Loe jalan ke lorong sebelah kanan setelah masuk pintu utama”, Jo membimbing Desty agar sampai di kelas.
“Terus?”
“Abis itu naik ke lantai atas”.
Desty menaiki satu-persatu anak tangga seperti apa yang diperintahkan oleh Jovita.
“Terus jalan kearah kiri, ruang nomer tiga. Loe langsung masuk aja”, ucap Jo.
Nggak lama kemudian Desty masuk juga kedalam kelas dan duduk di samping Jovita.
---
Saatnya untuk makan siang di kantin.
Jo, Ferdinand, dan Desty berjalan beriringan menuju kantin. Neffira nggak kelihatan karena memang dia langsung pergi setelah kelas yang tadi selesai, dia ada jadwal pemotretan sampai malam nanti. Sedangkan Ferdinand nggak ada jadwal manggung hari ini, jadi dia bebas mau ngapain aja.
Sampai di kantin kampus yang nggak begitu ramai. Desty pergi untuk memesan makanan untuk mereka bertiga. Saat Jo dan Ferdinand duduk berduaan dan saling bertemu pandang, kembali ada seseorang yang mengabadikan moment itu, Ferdinand dan Jo nggak merasakan hal tersebut.
“Fer, gue belum punya foto loe yang cuman sama gue”, keluh Jo sok manja.
“Ayo kita foto berduaan, biar bisa gue pajang di twitter”, ucap ringan Ferdinand.
“Jangan. Ntar malah jadi gosip, ntar jadi ngeganggu karir loe, ntar banyak fans loe yang cemburu”, ucap Jo yang sudah berpikiran jauh.
“Gak kok. Cuman bercanda. Ayo kita foto bareng”, lanjut Ferdinand sambil tersenyum yang kemudian merangkul tubuh Jo dan tersenyum kearah kamera hp yang di pegang Jo.
Lagi-lagi, orang yang dari tadi pagi mengikuti mereka masih saja memotret moment antara Jo dan Ferdinand. Sebenarnya siapa orang itu?
Makanan akhirnya datang juga. Mereka menikmatinya dengan lahap.
---
Keesokan harinya.
Jo dan Jovan sudah sampai di kampus. Mereka berdua berjalan bersama-sama menuju kampus. Disaat mereka berjalan, banyak orang yang memperhatikan mereka berdua. Dan mereka menjadi bahan perbincangan yang hangat pagi ini.
Desty masih di jalan. Dia terjebak trafic light, dia melihat kesekelilingnya untuk mencari loper koran. Tiba-tiba ada yang membuatnya terkejut, seseorang loper koran yang mengetuk kaca mobil Desty. Desty terperanjat, tapi kembali bersikap biasa dan membuka kaca mobilnya.
“Tabloidnya satu”, pinta Desty. “Berapa?”.
“Sepuluh ribu aja”, jawab si tukang loper koran itu.
Setelah membayarnya dan menerima apa yang dia inginkan, Desty kembali menutup kaca mobilnya dan melaju menuju kampus karena lampu lalu-lintas sudah berwarna hijau.
Dia kembali melihat tabloid yang dia beli tadi. Dia melihat covernya, artis korea yang mau konser di Indonesia. Dan disisi bawah tabloid itu ada berita hangat mengenai penyanyi solo ternama yaitu Ferdinand Adinegara yang ketangkap basah sedang jalan dengan seorang cewek yang menjadi teman sekelasnya di kampus.
“Jovita?”, ucapnya terkejut saat melihat foto Ferdinand yang tengah menggandeng tangan Jovita.
Desty melipat kembali tabloid itu, lalu diletakkannya di kursi disebelahnya. Kemudian dia memacu mobilnya cepat menuju kampus. Ada berita besar pagi ini.
“Kok kayaknya dari tadi kita jadi bahan omongan orang ya bang?”, tanya Jo yang mulai curiga dengan keadaan pagi itu.
Jovan mengangguk, dia juga menyadari ada yang aneh. Tiba-tiba ada yang merangkul keduanya dari belakang, Ferdinand!
“Pagi yang panas”, ucap Ferdinand sambil tersenyum. “Kalian nggak diganggu sama siapa-siapakan pagi ini?”, tanya Ferdinand pada kedua kakak beradik itu yang masih dirangkulnya.
“Maksud loe?”, tanya Jovan nggak ngerti dengan omongan Ferdinand.
“Nggak kok, nggak ada maksud apa-apa. Oh ya, loe nggak buru-buru kekelas? Biar gue bisa bareng sama Jo kekelas”, lanjut Ferdinand bersemangat.
Mendengar kalimat itu, Jovan langsung ngerti dan membiarkan Jo dan Ferdinand berjalan beriringan menuju kelas. Orang-orang yang melihat Jovita dan Ferdinand berjalan berduaan langsung terperanjat nggak percaya. Mereka berpikiran kalau pasti Jo dan Ferdinand ada hubungan yang lain selain teman sekelas.
Keduanya duduk bersebelahan. Neffira yang baru sampai dikelas langsung menghampiri Ferdinand dan menunjukkan sebuah artikel di tabloid yang beredar pagi ini.
“Baca ini”, ucapnya ketus, “Apa loe gila? Ini semua bisa ngerusak karir loe!”, lanjut Neffira dengan nada tinggi.
Ferdinand hanya tertawa, sedangkan Jovita melihat apa yang tadi Neffira tunjukkan pada Ferdinand.
“Itukan foto kita?”, ucap Jo sambil meraih tabloid itu dan membaca artikelnya.
“Jadi loe belum tahu? Ini semua gara-gara loe!”, bentak Neffira keras.
Ferdinand menengahi, “Sudah cukup. Gue tahu tentang ini semua. Dan gosip ini nggak apa-apa buat gue”, ucap Ferdinand ringan.
Tiba-tiba Desty datang dengan suasana yang berisik. Desty langsung menunjukkan tabloid yang dibelinya tadi pada Jovita.
“Loe pacaran sama Ferdinand?”, tanya Desty keras.
Membuat seantero kelar mendengarnya dan memusatkan perhatian pada sumber suara. Jovita membaca artikel lain di tabloid yang berbeda. Ferdinand hanya tersenyum, Neffira yang kesal dengan itu semua malah nggak jadi ikut kelas dan memilih untuk pergi dari kampus saat itu juga.
---
“Bang, gue bareng Desty ke cafe. Gue tunggu loe disana”, ucap Jo dalam pesan singkatnya untuk Jovan.
Jo dan Desty berjalan bersama-sama keluar dari kampus menuju parkiran.
Belum sampai di parkiran Jovita dan Desty keburu di kepung oleh wartawan yang sudah dari tadi menunggu sosok cewek yang bersama Ferdinand kemarin. Para wartawan langsung banyak menanyakan apa hubungan sebenarnya antara dirinya dengan Ferdinand. Tapi Jo dan Desty nggak menjawab apa-apa karena takut salah dan malah merugikan Ferdinand.
Mereka mencoba keluar dari kerumunan itu, tapi susah. Tiba-tiba ada yang merangsek masuk kedalam kerumuman lalu merangkul keduanya, mencoba membebaskan dirinya. Ternyata itu Ferdinand. Ketiganya berlari menuju parkiran.
“Dalam hitungan ke tiga, Des, loe langsung masuk ke mobil loe. Biar Jo sama gue”, ucap Ferdinand memberi aba-aba. “1..2..”, baru sampai hitungan kedua Desty sudah berlari menuju mobilnya.
Kemudian Jo dan Ferdinand juga melakukan hal yang sama.
Ketiganya sudah beraga di dalam mobil dan cepat-cepat pergi dari tempat itu.
Mereka pergi ke cafe milik Jovan, tanpa ada wartawan yang mengikuti.
Sampai di cafe.
Mereka kelelahan akibat kabur dari wartawan tadi. Nggak lama kemudian minuman pesanan mereka datang juga. Langsung saja mereka mengobati dahaga yang mereka rasakan.
“Seru!”, ucap Ferdinand bersemangat.
“Hah? Ini bukan seru. Tapi capek!”, tukas Desty kesal.
Ferdinand menanggapinya dengan cengir kuda.
Jo masih dengan mengatur nafasnya karena kelelahan, denyut jantungnya juga sangat cepat, benar-benar olahraga jantung untuk Jovita. Dia masih memegangi dadanya yang bergedup kencang.
“Loe nggak kenapa-napa kan? Nggak ada yang sakitkan?”, tanya Desty khawatir.
Buru-buru Jo memberikan sinyal agar Desty bersikap biasa saja karena ada Ferdinand disitu. Jo nggak mau banyak orang yang tahu tentang kondisi tubuhnya yang lemah. Tapi kali inidia benar-benar nggak kenapa-napa, hanya saja degup jantungnya yang cepat.
“Gue baik-baik aja. Pesen makanan sih, gue laper”, dengan cepat Jo menjawab dan langsung mengalihkan pembicaraan.
Ferdinand langsung memanggil seorang pelayan.
“Hey boss Jo. Tadi ada boss Jo di tv, apa bener boss Jo pacaran sama Ferdinand?”, tanya pelayan itu yang tempo lalu melayani Jovan.
Panggilan Jovita kalau di cafe ini ‘boss Jo’, unik. Kalau Jovan cukup di panggil boss.
“Boss Jo?”, tanya Ferdinand penasaran.
“Iya. Boss Jo yang punya cafe ini, makanya nama cafe ini Jo Jo Cafe”, jawab pelayan itu.
Setelah memesan makanan mereka kembali duduk santai untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah.
Jo mengambil hp-nya yang berdering. Ada telfon dari nomer yang nggak dikenal dan nomer ini bukan nomer telfon Indonesia. Lalu Jo mengangkatnya, takutnya itu telfon penting.
“Loe jadi pacarnya Ferdinand?”, ucap seseorang cewek dari seberang sana.
Jo nggak asing dengan suara itu, “Maya?”, dia mencoba menerka siapa yang menelfonnya.
“Iya. Gue Maya!”, ucap Maya semangat, “Loe beneran ada hubungan sama Ferdinand?”, tanya Maya tanpa basa-basi.
Jo berjalan menjauh, dia pergi ke toilet.
“Nggak kok. Gue sama dia cuman temen. Kenapa loe bisa tahu gosip ini?”.
“Tadinya gue mau mention ke twitter loe. Tapi kok banyak gitu di notif gue, orang-orang yang mention loe. Gue buka aja profil loe, eh orang-orang lagi pada mbahas loe sama Ferdinand”, jawab Maya.
“Masa sih?”, tanya Jo nggak percaya.
“Loe nggak buka twitter loe apa?”, tanya Maya lagi.
“Enggak”, jawab Jo singkat.
“Parah loe. Eh tapi ada yang lebih parah lagi, si Ferdinand itu ngeganti foto profilnya. Tau nggak foto apa?”, lanjut Maya masih bersemangat.
“Nggak tahu”, jawab Jo singkat karena memang dia nggak tahu apa-apa.
“Dia pajang foto dia sama loe!”, ucap Maya.
Setelah cukup lama di toilet, Jo keluar juga. Sambil membuka akun twitternya. Dan benar saja, banyak orang yang sedang membahasnya, ada yang mengolok-oloknya, dan nggak sedikit orang yang memberikan selamat dan doa agar hubungan Jo dan Ferdinand langgeng, walau mereka semua belum tahu tentang kebenarannya.
Jo langsung duduk kembali, “Parah loe Fer. Banyak yang ngolok-olok gue di twitter”, keluh Jovita pada Ferdinanad yang sedang menikmati pastanya.
Tertawa, lagi-lagi Ferdinand tertawa, “Loe baru ngecek twitter loe?”, Ferdinand menyeruput minumannya, “Maaf ya. Gue cuman pengin ganti foto profil aja, eh gak taunya sampai segini parah efeknya. nih sekarang gue langsung ganti lagi fotonya”, ucap Ferdinand ringan.
Jo menghela nafasnya panjang, “Loe itu ya, senengnya main-main gini. Gue takut tau!”, keluh Jovita lagi.
“Loe harus tanggung jawab Fer!”, gumam Desty ringan.
“Tenang aja, gue bakal ngelindungin loe. Jadi loe nggak perlu takut”, ucap manis Ferdinand sambil mengacak-acak rambut Jovita.
Yang namanya gosip selebritis yang lagi naik daun pasti cepet booming, semoga cepet mlempem juga itu gosip. Ferdinand nggak pikir pusing tentang itu semua, manajemennya juga nggak begitu ngurusin, itu hak pribadi Ferdinand. Yang penting Ferdinand nggak melakukan hal yang dilarang oleh hukum, toh gosip ini malah bikin pamor Ferdinand naik.
Setelah Ferdinand mengganti foto profilnya, dia juga nggak lupa menyertakan tweet, “Gosip, makin di gosok makin sip. Jo, maafin gue ya J”, ucapnya di twitter.
Langsung saja banyak yang nge-retweet. Ada yang tanya siapa itu Jo? Apa Jo itu nama cewek yang tadi jadi foto profil akun twitter Ferdinand? Sebenarnya siapa itu Jo?
Bener-bener sesuatu deh! Berita terhangat minggu ini, semuanya membahas tentang kedekatan Ferdinand dengan seorang cewek yang merupakan teman sekelasnya.
Kali ini Ferdinand memamerkan fotonya bersama Desty dan Jo, yang dipasangnya sebagai background twitternya. Setidaknya ini nggak hanya membuat Jo yang kena masalah, tapi juga Desty yang padahal metupakan anti fans Ferdinand.
***
to be continued...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...