•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Rabu, 12 Oktober 2011

Jodohku, Mauku Cuma Kamu [Part 9]


Dua minggu telah berlalu.
Hari ini Ayah akan kembali ke Jepang, begitu juga dengan Oliv yang juga ingin ikut Ayahnya ke Jepang. Mamah dan Papah begitu sedih karena di tinggal menantunya yang baik itu.
“Apa kamu yakin mau pergi ke Jepang dan ninggalin Mamah?”, tanya Mamah sambil menggenggam erat kedua tangan Oliv.
Oliv yang menangis langsung memeluk erat Mamahnya itu, “Aku nggak mau ninggalin Mamah, tapi Oliv harus pergi. Hanya Ayah yang sekarang Oliv miliki”, ucap Oliv dalam isakannya.
Setelah berpamitan dengan Mamah dan Papah sekarang giliran Oliv berpamitan dengan Adit, Oliv nggak mau menatap mata Adit, dia juga nggak mau berkontak fisik dengan Adit, tapi Adit dengan cepat memeluknya erat, “Kalau ada sesuatu yang bisa bikin kamu nggak jadi pergi, pasti akan aku lakukan sekarang juga”, bisik Adit penuh harap.
Ayah, Mamah, dan Papah membiarkan Adit berbicara sebentar dengan Oliv.
Kemudian Oliv melepaskan pelukan Adit, dia mencoba melepaskan cincin pernikahannya. Lalu diserahkannya pada Adit, “Mungkin aku nggak akan pulang kesini lagi”, ucap Oliv.
Adit nggak mau menerima cincin itu, di letakkannya lagi cincin itu digenggaman tangan Oliv, “Mau itu seminggu atau sebulan atau setahun atau sepuluh tahun atau kapanpun, kalau kamu sudah bisa maafin kesalahanku, pakai cincin ini lagi dan pulang kesini. Sampai kapanpun aku akan sabar menunggu”, kata Adit serius dan terlihat meyakinkan.
Oliv kehabisan kata-kata, dia diam dan terus memandangi cincin yang digenggamnya.
Pengumuman untuk penumpang pesawat tujuan Jepang terdengar, Oliv langsung berjalan kearah Ayahnya, tapi Adit meraih tangan kiri Oliv, “Aku akan selalu sabar menunggu kamu”, ucap Adit lalu melepaskan dekapan tangannya.
Oliv dan Ayah sudah berjalan cukup jauh, “Aku akan selalu ceritain semua yang aku lakukan, aku akan menceritakannya secara lengkap sama kamu”, teriak Adit cukup keras sehingga membuat Ayah dan Oliv mendengarnya dengan jelas.
Satu bulan setelah Oliv pergi ke Jepang.
“Bagaimana kabar kamu sayang? Aku harap kamu selalu baik-baik saja. Hari ini skripsiku selesai. Leganya. Tinggal nunggu jadwal sidangnya, menegangkan. Tadi di kampus aku ketemu sama Mario, dia nitip salam buat kamu, dia ingin kamu balik ke Indonesia lagi. Tahu nggak, Mario jadi makin kurus tuh gara-gara kamu, dia terlalu sedih menjalani kenyataan kamu ada di Jepang. Tapi tetep aja yang sedihnya nomer satu ya tetep aku. Oh ya, kali ini segini aja ya. Mamah minta aku anterin belanja ke pasar, Mamah juga kangen banget sama kamu. Salam sayang Adit, yang akan selalu menunggumu sampai kapanpun J”.
Itu e-mail yang Adit kirim untuk Oliv hari ini.
Setiap hari Adit selalu memberikan kabar tentang dirinya, Mamah, Papah, dan juga teman-teman mereka kepada Oliv, walaupun belum sekalipun Oliv membalas e-mailnya dia tetap nggak mau berubah, dia terus berusaha membuat Oliv percaya lagi terhadap dirinya, paling nggak dia percaya kalau Oliv pasti akan membaca e-mail yang dia kirimkan.
Oliv juga nggak pernah telfon kerumah, paling cuman Ayah yang memberi kabar ke keluarga besannya itu. Tapi itu nggak bisa membuat Adit putus asa dan menyerah, dia tetap berusaha untuk membuat Oliv kembali pada dirinya.
Hari ini Rama dan Selly nggak ada kuliah jadi mereka memutuskan untuk mampir kerumah Adit, karena awalnya mereka juga sudah merencanakan sesuatu. Mereka berencana membuat video lip sing, mereka akan meng-cover lagunya Bruno Marz yang judulnya The Lazy Song. Dengan properti baju kotak-kotak warna-warni dan topeng binatang monyet, ketiganya beraksi didepan kamera.
Mereka benar-benar lucu, nggak tahu malu dan cuek aja, mereka bergaya sesukanya untuk menghibur Oliv pastinya.
Malamnya Adit langsung menulis e-mail dan menyertakan video yang tadi siang dibuatnya bersama Rama dan Selly.
“Hallo sayang J. Hari ini bener-bener hari yang malazzzz. Nggak ada kerjaan dirumah, biasanya disibukin sama skripsi tapi sekarang sudah nggak, jadi aku bikin video ini sama Rama dan Selly, moga bisa bikin kamu sedikit tertawa. Tuh sudah aku lampirin, tinggal nanti di tonton. Happy watching J. Salam sayang selalu dari Adit yang setia menunggumu. Katanya orang Jepang, ‘Aishiteru’, hehehe.”
Kemudian Adit men-shut down laptopnya, lalu dia pergi tidur. Sekarang Adit memiliki kebiasaan yang serupa dengan Oliv, kalau Oliv dulu tidur dengan terus memeluk erat foto Bundanya, sekarang Adit selalu tidur sambil mendekap erat foto Oliv. Dia begitu mencintai Oliv. Seperti kebiasaan Oliv, Adit mulai rutin sholat malam, dan doanya yang pertama adalah agar Oliv kembali kesisinya, dia selalu berharap seperti itu.
“Pagi tadi aku, Mamah, sama Papah nyekar ke makam Bunda dan Oxel. Aku minta doa sama Bunda dan Oxel agar aku diberi ketenangan dalam sidang nanti. Dan Alhamdulillah, ini aku baru aja pulang dari kampus dan cepet-cepet pengin ngabarin ini semua sama kamu. Aku yakin aku akan lulus, semua karena dukungan kamu juga sayang J, terima kasih. Oh ya, wisudanya sebulan lagi. Aku pengin banget kamu datang dan bisa mendampingi aku disaat yang baik itu, aku berharap kamu sudah bisa maafin aku dan kembali kesini sebelum acara itu. Mamah sama Papah juga mengeluh kangen sama kamu, Rama sam Selly juga seperti itu, apalagi aku. Aku selalu merindukanmu dan selalu mengharapkan kamu cepat kembali. Hari ini juga Disti minta maaf sama aku, dia minta maaf buat semuanya, dia juga minta maaf sama kamu. Kali ini dia akan berubah dan menjadi sahabat kita, aku harap itu tulus, setulus cintaku sama kamu. Cepat pulang ya sayangJ.”
Keesokan harinya Adit kembali mengirim e-mail untuk Oliv.
“Hari ini aku benar-benar kangen sama kamu sayang. Sampai-sampai aku nggak bisa ngapa-ngapain karena kepikiran kamu terus. Tadi aku denger lagu bagus di coffee shop deket kampus, judul lagunya Don’t Say Goodbye dari CN Blue, band Korea gitu. Ini aku lampirin lagunya, itu kayak hatiku sekarang ini, aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Cepat kembali sayang, aku selalu menunggumu J”.
++++                                                         
 “Maaf tuan, Ibu sama Bapak baru saja pergi. Emh tuan, apa saya boleh bicara sama non Oliv? Ada sesuatu yang penting yang harus saya katakan pada non Oliv”, pinta mbok Sumi pada Ayah.
Ayah menyetujui hal itu, lalu menyerahkan handphone-nya pada Oliv.
“Hallo mbok”, sapa Oliv.
Mbok Sumi terharu karena Olivia mau berbicara dengannya, dia juga rindu dengan seuara Oliv tersebut.
“Kata Ayah, ada hal penting yang ingin mbok Sumi katakan sama Oliv. Apa itu mbok?”, lanjut Oliv menanyakan langsung pada intinya.
Mbok Sumi mulai berbicara, sebelumnya dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya untuk mendapatkan semangat, “Semua itu bukan salah mas Adit. Dia hanya korban dari Vina. Foto yang non lihat itu rekayasa Vina. Vina membubuhkan obat tidur di minuman Adit, dan saat Adit tertidur di ruang kerja Vina membuka bajunya sendiri dan dia juga membuka baju mas Adit lalu membuat foto dengan keadaan seperti itu. Foto itu lalu dijadikan alat buat mengancam mas Adit agar mau menuruti apa yang dia inginkan, mas Adit yang bingung hanya bisa diam. Tapi saya jamin mas Adit dan Vina nggak melakukan apa-apa, saya cerita seperti ini karena saya melihat semuanya. Semoga dengan ini non Oliv bisa cepat pulang kerumah”.
Akhirnya Mbok Sumi selesai menjelaskan semuanya, setelah itu Oliv langsung menutup telfon itu.
“Non, hallo. Hallo non Oliv?”, karena sudah nggak mendengar suara Oliv lagi, mbok Sumi menutup telpon itu juga.
“Apa mbok? Oliv? Tadi Oliv yang telfon?”, Adit bergegas mendekat pada mbok Sumi.
Dengan terbata-bata mbok Sumi menjawab itu dan menjelaskan apa-apa saja yang dia katakan pada Oliv tadi melalui telepon.
Setelah itu Adit bergegas kekamarnya dan langsung mengaktifkan jaringan internetnya, kemudian dengan cepat membuka e-mailnya. Adit terkejut, ada e-mail baru yang datangnya dari Oliv, langsung saja Adit membuka e-mail itu dan mulai membacanya dengan seksama.
“Jemput aku besok di bandara”.
Oliv cuman mengirimkan itu dalam e-mailnya untuk Adit.
Tapi walau sesingkat itu Adit sangat merasa senang, dia benar-benar senang. Walaupun Oliv nggak lengkap menyebutkan kapan tepat waktunya dia pulang, Adit akan menjemputnya.
Keesokan harinya.
Setelah sholat shubuh Adit langsung mandi dan bersiap-siap ke bandara.
Tepat jam 07.00 wib, Adit sudah sampai di Bandara.
Ada pesawat dari Jepang yang mendarat, dia segera berdiri di pintu keluar penerbangan internasional, berharap Oliv turun dari pesawat itu. Tapi ternyata Oliv nggak kunjung terlihat. Adit memutuskan untuk sarapan dulu di tempat makan yang ada di bandara.
Siangnya kembali ada pesawat dari Jepang yang landing, Adit kembali menunggu Oliv di pintu keluar. Tapi masih saja dia dikecewakan dengan nggak adanya Oliv di rombongan orang yang keluar.
“Cuman nunggu beberapa jam. Nggak masalah buat yang namanya Adit! Selama ini juga aku sudah bisa menunggu Oliv dengan sabar”, ucap Adit menenangkan dirinya sendiri.
Jadwal terakhir pesawat dari Jepang yang landing, Adit yakin pasti Oliv ada di rombongan ini. Dan benar, Adit melihat Oliv berjalan sambil mendorong troli yang berisi barang-barangnya. Dengan cepat Adit melewati kerumuna orang banyak demi menghampiri Oliv. Adit berdiri di depan troli yang Oliv dorong untuk mengagetkannya.
Adit tersenyum lebar, nggak dengan Oliv yang bersekap biasa saja. Oliv berjalan mendekati Adit.
“Maaf, aku nggak bisa memakai ini”, ucap Oliv sambil memberikan cincin pernikahannya pada Adit.
Seperti tersambar petir disiang bolong, Adit benar-benar syok. Ternyata penantiannya selama ini sia-sia, Oliv belum juga memaafkannya.
“Kenapa?”, tanya Adit dengan raut wajah pucat pasi dan mata yang berkaca-kaca.
Cukup lama keduanya terdiam, hanya menatap satu sama lain.
Sesaat kemudian Oliv berbicara juga, “Aku nggak bisa memakai cincin itu sendiri, aku maunya kamu yang menyematkan cincin itu di jari aku”, lanjut Oliv sambil tersenyum.
Lagi-lagi Adit dibuat merasakan petir di siang bolong, dia benar-benar terkejut. Ternyata Oliv sudah memaafkannya. Lansung saja Adit memeluk istrinya itu dengan penuh cinta.
Hari saat wisuda Adit.
Adit menjadi mahasiswa yang lulus dengan predikat cumlaude, dia juga diberi kehormatan untuk berpidato didepan semua wisudawan dan wisudawati.
Saatnya foto-foto.
Jepretan pertama Adit dan keluarga, ada Papah, Mamah, Ayah, Oliv dan tentu saja Adit. Jepretan kedua Adit bersama Oliv, Rama, dan juga Selly. Jepretan ketiga dirinya bersama dengan Oliv sambil menunjukkan cincin pernikahan mereka. Dan terakhir jepretan yang romantis antara Adit dan Oliv, Oliv digendong ditangan Adit. Benar-benar keluarga bahagia.
****TAMAT****
***chiEch***


10 komentar:

  1. Hahaha akhir nya happy ending juga :D

    tadi sempat waswas dngr kata2 oliv yg di bandara part 9. Kirain oliv minta cerai,tw nya minta rujuk.

    T.O.P ^^

    BalasHapus
  2. hahaha :D
    gak tega rasanya kalo bikin sad ending... hehe
    ni juga lagi dilema,,mau sad ending atau happy ending??

    makasih dagh mau baca :D

    BalasHapus
  3. ^^ syukurlah adit baikan juga sama olive aku ikut senang hehe.....bagus banget alur ceritanya

    BalasHapus
  4. makasih..
    makasih udah baca sampe selese...
    ^_^ mo buat sad ending tpi gak tega

    BalasHapus
  5. Say,,,ada yg salah di saat oliv krm e-mail terakhir,seharusnya adit yg membuka e-mail bkn oliv...

    but,good story.

    BalasHapus
  6. makasih ^_^
    q ralat skarang jg y say...
    makasih dagh mau baca...

    BalasHapus
  7. Ada lanjutannya lgi gak?
    Cerita Adit N Olive,gua udah baca yg dari musuhan sampai yg ini. . .

    BalasHapus
  8. Seru ceritanya pengen ngalamin hubungan seperti itu memulai dari tidak adanya cinta. .

    BalasHapus
  9. Keren bgt ceritanya! Wajib buat novel kalo gini mah, ceritanya dalem eh.

    BalasHapus
  10. Bagus Bangettt!! Kenapa Gak Dibikin Novel Aja ? Kan Lumayann Jadi Hoby Yang Menghasilkan 😂

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...