•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Minggu, 16 Oktober 2011

Jo#3 - Awal Yang Baru



Part3#Awal yang Baru#

Hari yang baru, yang cerah, hangat, dan penuh dengan semangat.
Kondisi tubuh Jo juga semakin baik, dia rajin untuk minum warfarin agar aliran darah disekitar katup jantungnya yang baru tidak membeku, karena kalau sampai membeku katupnya bisa nggak berfungsi lagi, dan akan mempengaruhi kondisi tubuh Jo.
Papah sama Mamah sudah berangkat ke rumah sakit dari tadi pagi. Sekarang Jovan lagi mandi buat siap-siap ke kampus, hari ini ada OSPEK di kampus, dia harus berangkat lebih awal. Ketua panitia OSPEK nggak boleh terlambat, itu wajib hukumnya.
Jo juga lagi siap-siap dengan semua perlengkapan OSPEK yang benar-benar membuat mata nggak enak buat memandangnya, tapi lagi-lagi itu wajib hukumnya untuk mahasiswa baru yang mengikuti OSPEK hari ini. Jo juga ikutan berangkat pagi bareng abangnya itu, soalnya Jovan nggak mau Jo berangkat sendiri dan kenapa-napa di jalan nantinya.
“Bang Jovan, ayo berangkat”, ajak Jo dengan nada kesal karena sudah lama dia menunggu Jovan siap dengan segala sesuatunya.
“Iya gue turun”, sahut Jovan sambil menutup pintu kamarnya dan berlari menuruni tangga untuk menghampiri adiknya itu, “Ayo berangkat”, ajak Jovan setelah sampai dihadapan Jo.
“Ayo”, ucap Jo singkat.
“Nggak ada yang kelupaankan?”, tanya Jovan sambil memperhatikan adiknya itu.
“Nggak, sisanya ada di tas”, jawabnya singkat.
“Ok”, lanjut Jovan sambil berjalan keluar rumah.
Sementara itu Desty baru selesai mandi dan mulai memakai perlengkapan khusus OSPEK kampusnya.
“Kenapa sih harus ada kayak ginian? Wajib pula!”, keluh Desty sembari mengenakan perlengkapan-perlengkapan yang merepotkan.
Di lain tempat, di rumah seorang penyanyi kenamaan yang sekarang sedang naik daun. Siapa lagi kalau bukan Ferdinand Adinegara, cowok cakep ini juga sedang mempersiapkan perlengkapan OSPEK karena tahun ini dia menjadi mahasiswa baru sebuah universitas yang sama dengan Desty dan juga Jo.
Ferdinand terlihat enggan untuk memakainya tapi itu sudah aturan jadi dia nikmati saja semua itu. Hitung-hitung itu pengalaman konyol yang baru untuk dirinya setelah menjadi penyanyi yang sukses di Indonesia.
“Semangat!”, ucap Ferdinand di depan cermin untuk menyemangati dirinya sendiri.
Akhirnya double Jo sudah sampai di kampus, setelah memparkirkan mobilnya Jovan pamit turun karena harus pergi ke ruangan khusus panitia. Jo tadi  sudah di ajak ikut turun tapi nggak mau karena ingin menunggu Desty saja.
Dia duduk sendirian di dalam mobil sambil memutar musik, tentu saja lagunya Ferdinand sang penyanyi pujaan hatinya yang benar-benar dia idolakan.
Sedetik kemudian ada dua buah mobil yang parkir bersamaan di sisi kanan dan sisi kiri mobil yang Jo naiki. Disebelah kanan mobilnya itu ada mobil Desty yang kemudian turun bersamaan dengan si empunya mobil yang parkir disebelah kiri mobil Jo.
“Neffira”, gumamnya lirih.
Lalu Jo membuka pintu mobilnya dan memanggil kembali nama itu. “Neffira”, ucapnya cukup keras.
Seorang cewek cantik yang tinggi badannya sama dengan Jo memalingkan mukanya menghadap Jo. Neffira Kamila, seorang model dan aktris yang sudah cukup terkenal ternyata merupakan mahasiswa baru di tempat ini. Tapi setelah melihat itu Jo, Nefiira langsung membuang mukanya dan berjalan menuju kampus.
Jo berlari untuk menghentikan Neffira.
“Gimana kabar loe? Sudah lama kita nggak ketemu”, sapa Jo senang.
Tapi Neffira malah terlihat nggak senang, “Loe nggak perlu tahu tentang gue. Gue sudah pernah bilang sama loe, jangan ganggu-ganggu gue lagi!”, ucap ketus Neffira yang langsung menepis tangan Jovita.
Neffira berjalan pergi, Jo hanya diam, dan Desty mencoba menghampiri Jo.
Jovita, Desty, dan Neffira, waktu SMP ketiganya merupakan sahabat yang nggak bisa dipisahkan. Kemana-mana mereka selalu bertiga, pokoknya bener-bener nggak bisa dipisahkan.
Hubungan mereka jadi putus dan seperti ini, itu karena kesalah pahaman. Ada seorang cowok idola di sekolahan yang lagi deket sama Neffira, deket banget. Cowok itu sering ngajak jalan Neffira, Jo, dan Desty. Neffira jatuh cinta pada cowok itu. Tapi nggak disangka-sangka, ternyata selama ini cowok itu dekat dengan Neffira karena ingin mendekati Jovita. Cinta monyet Neffira bertepuk sebelah tangan.
Mulai saat itu Neffira langsung pindah sekolah, entah kemana. Hubungan persahabatan mereka putus. Sampai sekarang Neffira masih terlihat marah dengan Jovita. Padahal dulu Jovita terang-terangan menolak cowok itu, dan menyuruh cowok itu untuk hanya suka sama Neffira. Tapi itu semua nggak membuat Neffira berubah perasaannya terhadap Jo. Dan Desty juga ikutan kena imbasnya.
---
Semua mahasiswa baru sedang mengikuti kegiatan masing-masing kelompoknya.
“Ferdinand?”, ucap Jo nggak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Seorang penyanyi Ferdinand Adinegara lewat dihadapannya dengan seragam yang sama dengannya, perlengkapan yang dipakai Ferdinand juga sama dengannya dan mahasiswa baru yang lain.
“Jangan nganga gitu, malu-maluin tahu!”, sahut Desty mengomentari apa yang sahabatnya itu lakukan.
Neffira dan Ferdinand disuruh menghadap ketua panitia karena mereka berdua melakukan kesalahan. Neffira yang terang-terangan nggak memakai perlengkapan, Ferdinand yang datangnya terlambat, keduanya menghadap Jovan.
“Jangan sok ngartis disini! Di kampus ini mau artis, mau anaknya anggota DPR, mau anaknya presiden sekalipun dapet perlakuan yang sama. Nggak ada yang namanya hak keistimewaan”, ucap Jovan tegas.
“Tapi kan nggak ada manfaatnya memakai semua perlengkapan konyol itu”, jawab Neffira.
“Itu buat ngelatih kedisiplinan loe, loe, dan loe semua”, ucap Jovan sambil menunjuk kearah Neffira, Ferdinand, dan semua mahasiswa yang lain.
Nggak lama kemudian ada seorang mahasiswa senior yang mengantarkan Jo dan Desty menghadap ke Jovan, “Perlengkapan mereka berdua nggak lengkap”, lapor cewek itu.
Jovan menghela nafasnya. Kenapa harus mereka berdua ini yang berbuat ulah, yang satu adiknya yang satu lagi cewek yang dia sayang. Dia benar-benar bingung dibuatnya.
“Kalian tahu kesalahan kalian?”, bentak Jovan.
“Nggak bawa kalung pete sama salah pasang kaos kaki”, jawab Desty dan Jo bersamaan.
Lagi, Jovan menghela nafasnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang.
“Kita hukum aja boss?”, tanya seorang cowok yang berada disamping Jovan.
Jovan berbalik arah dan membisikkan sesuatu pada cowok itu, “Loe yang ngurus mereka ya, terserah mau loe hukum apa asal nggak pakai hukuman fisik”, ucap Jovan yang lalu menepuk punggu temannya itu dan berlalu dari tempat itu.
“Kalian berempat ikutin gue”, ucap cowok yang tadi.
Mereka berempat di bawa ke lapangan upacara. Mereka dihukum untuk hormat pada bendera selama 1 jam. Mendengar hukuman itu Neffira mati-matian untuk menolaknya.
“Loe kira gampang bikin kulit gue mulus kayak gini? Nggak mungkin gue harus panas-panasan disini”, keluh Neffira.
“Nggak ada tapi-tapian. Hukuman kalian ya ini”, lanjut cowok itu yang kemudian berlalu dari lapangan.
Desty, Jo, Ferdinand, dan Neffira, mereka berdiri sejajar.
Raut wajah Jo bener-bener senang bukan kepalang, sekarang ini dia ada di samping penyanyi idolanya.
“Nggak usah senyam-senyum sendiri Jo. Gue tahu loe lagi seneng, tapi nggak gitu juga!”, tukas Desty sambil cemberut.
“Biarin!”, jawab Jo singkat.
“Loe nggak malu pakai perlengkapan itu?”, tanya Neffira pada Ferdinand.
Neffira dan Ferdinand memang sudah akrab karena, Neffira yang menjadi model video klip lagu baru Ferdinand di album yang kedua ini.
“Nggak. Emang konyol tapi menyenangkan”, jawab Ferdinand terlihat senang. “Hukuman ini juga menyenangkan”, lanjutnya sambil tersenyum tipis.
Jo sedikit melirik ke arah Ferdinand yang tersenyum, “Manis banget”, gumam Jo yang terpesona melihat Ferdinand tersenyum walau seringan itu.
Ferdinand mendengar gumaman Jo, dan memalingkan mukanya kearah Jovita. Dan membuat Jo terkejut dan langsung kembali menghadap ke bendera.
“Hay, gue Ferdinand. Loe siapa?”, Ferdinand mengajak berkenalan.
Jo kembali mencoba menghadap kearah Ferdinand, walau ragu dia tetap berusaha untuk mencobanya, “Gue Jovita, panggil aja gue Jo”, ucap Jo terbata-bata dengan suara yang bergetar pula.
Kembali, Ferdinand tersenyum. Kali ini senyuman itu khusus untuk Jo, dan membuat Jo terperanjat. Tubuhnya meleleh. Sedetik kemudian Ferdinand menyodorkan tangan kanannya, mengajak Jo untuk bersalaman.
Perlahan-lahan Jo mulai menurunkan tangannya, mencoba meraih tangan Ferdinand walau dengan bergetar. Karena Jo kelamaan menyalami Ferdinand, akhirnya Ferdinand yang menyalami tangan Jo duluan, “Salam kenal Jo”, shake hand antara Jo dengan idolanya.
“Maklum aja dia itu fans berat loe”, ucap Desty masih menghadap bendera.
“Oh ya? Loe suka lagu-lagu yang gue nyanyiin? Loe suka lagu yang mana Jo?”, tanya Ferdinand yang makin mempererat genggaman tangannya terhadap Jo.
Karena itu Jo nggak bisa menjawab apa-apa, dia bener-bener di buat meleleh oleh Ferdinand.
“Dia suka semua lagu loe!”, jawab Desty.
Ferdinand kembali tersenyum, kali ini senyumannya lebar dan membuat Jo makin klepek-klepek.
Sekarang Ferdinand ingin berkenalan dengan Desty, dia menyodorkan tangannya pada Desty, tapi Desty nggak meraihnya.
“Gue Desty. Dan gue itu AFC jadi nggak perlu loe baik sama gue”, tukas Desty ketus.
Anti Ferdinand Club. Tahu sendirikan Desty itu memang salah satu member dari club anti Ferdinand, Desty nggak suka dengan Ferdinand. Tapi Ferdinand menanggapinya dengan senang, karena dari Desty dia bisa belajar mengkoreksi kesalahannya yang membuat orang-orang nggak menyukainya.
---
Makan siang di kanti kampus.
Jo, Desty, dan Ferdinand duduk bersama-sama. Tiba-tiba Neffira juga ikut bergabung karena nggak ada tempat lain yang kosong, semuanya sudah penuh.
“Oh ya kenalin, ini Neffira. Pasti loe sudah pernah lihat dia kan?”, Ferdinand mencoba meperkenalkan Neffira pada Desty dan Jo.
“Pastinya kenal, dia sahabatku waktu SMP”, jawab Jo bersemangat.
“Gue bukan sahabat loe lagi!”, tukas Neffira ketus.
Ferdinand bengong, menganga sejadinya.
“Loe tetep nggak berubah ya? Kita sekarang sudah dewasa, bukan anak kecil lagi, masih aja loe inget-inget masalah itu”, ucap Desty ketus.
“Itu hak gue, mau inget mau enggak, itu urusan gue!”, sahut Neffira nggak kalah ketusnya.
“Sudahlah. Nggak perlu ada pertengkaran lagi”, Jo mencoba menengahi.
Kali ini Ferdinand sudah nggak menganga lagi, “Kalian kenapa sih?”, tanya Ferdinand penasaran.
Tapi nggak ada respon dari ketiganya, mereka diam. Nggak memberi jawaban apa-apa pada Ferdinand.
Nggak lama kemudian ada yang datang menghampiri Jovita, siapa lagi kalau bukan Jovan.
“Nih es krim buat kalian berdua”, Jovan membawakan dua cup ukuran sedang eskrim untuk Jovita dan Desty, “Oh ya Jo, pinjem kunci mobil dulu. Ada barang yang ketinggalan di mobil”, lanjut Jovan.
Jo lalu merogoh tasnya mencari kunci mobil.
“Kenapa eskrimnya cuman dua? Gue nggak kebagian?”, keluh Ferdinand pada Jovan.
“Loe kan artis, masa eskrim harus dibeliin orang lain? Beli sendiri dong!”, jawab Jovan ketus sambil meraih kunci yang ada di tangan Jovita. “Nanti gue balikin”, lanjut Jovan yang kemudian pergi ke parkiran.
“Kalau loe mau nih buat loe aja”, Jo memberikan es krimnya pada Ferdinand.
“Jangan buat gue semua, kita makan sama-sama aja”, lanjut Ferdinand yang membuat Jo tersenyum kegirangan.
Neffira nggak mau ikutan makan es krim karena dia takut akan kalorinya yang tinggi, jadi dia makan bekal makan siangny saja. Desty asyik sendiri dengan es krimnya, Jo dan Ferdinand bergantian menyuapi es krim satu sama lain. Walau sudah menjadi penyanyi ternama, nggak lantas membuat Ferdinand sombong dan ogah bergaul dengan yang bukan artis atau penyanyi, dia berteman dengan semua orang.
“Cowok tadi itu siapa?”, tanya Ferdinand.
“Ehm”, Jo melumat es krimnya, “Itu tadi Jovan, dia kakak gue”, jawab Jo.
“Syukur deh!”, sahut Ferdinand.
Mereka berdua makin akrab saja. Sedangkan Desty masih saja enggak berakrab-akraban dengan Ferdinand apa lagi sama Neffira yang benar-benar sok ngartis, sombongnya minta ampun. Sama dengan Desty, Neffira juga ogah buat akrab lagi sama Desty dan Jo, hanya Ferdinand yang menjadi temannya di kampus itu.
***
to be continued...





2 komentar:

  1. Aku lebih suka jovan dri pada ferdinand.

    Jovan it tipe cowok yg kaku ya? Knpa dia susah bngt bilang ke desty kalo dia suka?

    BalasHapus
  2. aku juga lebih suka sama Jovan sih,,hehe kakak yg baik...
    ya gengsi aja gitu,, tipe cowok cool yg gak mau ngejar tapi lebih seneng di kejar :p
    hehehe
    tapi Jovan itu baik bgtz,,

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...