•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 14 November 2011

25 Days Get A Boyfriend [Part 1]


Part 1

Erika Virginia Ghani sedang duduk didepan cermin dikamarnya, dia tengah memulas bibirnya dengan lipstik. Tapi kemudian dia teringat sesuatu yang membuatnya membatu.
Seminggu yang lalu.
Erika dan Reza sangat terlihat bahagia. Weekend kali ini mereka menghabiskan waktu mereka di Dufan, mereka ingin melepaskan penat mereka. Reza ingin membuat pacarnya itu tidak stress dengan skripsi yang sedang membebani hidup Erika. Reza ingin memberi sedikit angin segar untuk Erika.
Rambut Erika berantakan karena tadi mereka berdua naik Tornado. Sambil beristirahat sejenak di tempat duduk yang tersedia, Reza membantu merapikan rambut Erika yang panjangnya sebahu. Keduanya tersenyum puas, mereka senang sekali hari ini.

Dengan manja Erika mengelus-elus lehernya, “Haus”, keluhnya manja.
Reza bangkit dari tempat duduknya, “Tunggu disini sebentar ya, biar aku beli minuman dulu”, pamit Reza sambil memegang kedua pipi pacarnya itu.
Erika mengangguk setuju, lalu Reza bergegas untuk mencari minum untuk pacarnya yang kehausan. Sambil mengelap keringatnya, Erika dengan sabar menunggu Reza kembali dan duduk bersamanya.
Nggak sampai sepuluh menit Reza sudah kembali dengan membawa dua kaleng soft drink untuknya dan tentu saja untuk Erika juga. Salah satu dari kaleng soft drink itu Reza buka lalu diberikan untuk Erika. Setelah duduk disamping pacarnya itu Reza juga membuka kaleng minumannya dan meneguknya dengan cepat.
Keduanya saling bertemu pandang, lalu tersenyum  dengan manis.
“Segarnya”, ucap Erika yang tersenyum senang.
Reza mengacak-acak lembut rambut Erika yang sudah rapi, membuat Erika sedikit sebel tapi menikmatinya. (hahaha aneh-red).
“Mau naik apa lagi?”, tanya Reza yang sekarang mengelus-elus lembut rambut Erika yang halus itu.
Erika terlihat berfikir, “Hmmmm”, gumamnya sambil memandang kesekelilingnya dan berhenti disebuah titik, “Naik itu!”, ucap Erika sambil menunjuk ke wahana Hysteria.
Reza melihat kearah sesuatu yang Erika tunjuk dan setelah melihat apa yang Erika tunjuk, Reza langsung menelan ludahnya dengan payah, “Nggak naik yang lain aja sih?”, sepertinya Reza nggak menukai wahana itu.
Dengan cepat Erika menggeleng lalu bangkit dan menarik tangan kiri Reza. Erika menarik kuat Reza, mereka berdua berjalan menuju wahana itu. Kemauan Erika benar-benar nggak bisa di nego lagi. Sekarang keduanya lagi antre untuk menaiki wahana permainan yang cukup menguji adrenalin tersebut.
Sampai akhirnya giliran keduanya untuk naik. Reza dan Erika sama-sama deg-degan.
“Nggak jadi lah”, ucap Erika sambil menarik kaos Reza yang warnanya senada dengan kaos yang Erika pakai.
Reza menggelengkan kepalanya, “Nggak bisa! Kamu yang tadi minta jadi sekarang kamu harus naik”, ucap Reza yang kemudian mendorong tubuh Erika dan mendudukkannya di wahana itu.
Reza duduk tepat disamping Erika. Keduanya sudah nggak bisa turun karena pengaman sudah dikunci, dan  wahana itu mulai naik ke puncak menara. Membuat mereka berdua berasa melayang diudara dan sedetik kemudian mereka di terjunkan kebawah membuat jantung rasanya hampir copot.
“AAAAAA!!!”, teriak Erika keras untuk melepaskan semua ketakutannya atas apa yang dia naiki sekarang ini.
Walaupun cowok, Reza nggak kalah takut seperti halnya Erika. Dia juga berteriak untuk melepaskan semuanya. Semua penat dan ketakutannya.
Saatnya untuk dinner.
Mereka lahap dengan makanan yang menjadi faforit mereka. Karena capek seharian bermain-main, mereka dengan cepat menghabiskan makanan yang tersaji dihadapan mereka berdua.
Akhirnya mereka selesai juga dengan semua makanan mereka. Saatnya untuk mereka berdua pulang. Hari yang melelahkan untuk mereka berdua, tapi memberikan kenangan yang indah karena hari ini mereka lewati dengan penuh kebahagiaan.
Reza menginjak pedal rem mobilnya, mereka berdua sudah sampai didepan rumah Erika yang terlihat sepi. Karena kecapekan, selama diperjalanan Erika terus tertidur. Reza menatap pacarnya itu dengan tatapan sayu sambil membelai lebut pipi Erika lalu mencium keningnya lembut. Membuat Erika terbangun.
Keduanya saling melempar senyum.
“Sudah sampai ya?”, ucap Erika yang kemudian menguap, “Maaf aku ketiduran”, lanjut Erika sambil mengucek-ucek kedua mata indahnya.
Reza lagi-lagi tersenyum dengan pandangan yang sedikit aneh, beda dari biasanya, “Ada sesuatu yang ingin aku omongin sama kamu”, ucap Reza lembut.
Kedua alis mata Erika terangkat, “Apa?”, tanyanya singkat sambil terus menatap kedua mata Reza.
Didalam mobil itu berubah sunyi nggak ada suara, begitu juga di luar mobil, nggak ada suara juga.
Tapi sedetik kemudian Reza membuka mulutnya setelah dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan cepat, “Aku ingin putus”, ucap Reza tanpa basa-basi, to the point.
Seperti disambar petir di siang bolong. Erika ternganga, dia terkejut, dia benar-benar syok dengan apa yang tadi Reza katakan. Putus? Ya tadi Reza bilang begitu. Tapi kenapa? Erika nggak bersuara, dia nggak tahu harus ngomong apa. Kenapa jadi seperti ini setelah tadi mereka berdua bersenang-senang bersama, apa alasannya.
“Aku nggak bisa sembunyiin ini terus”, ucap Reza, “Sebelum kamu, ada orang lain yang sudah ada dihati aku. Dan minggu depan aku akan bertunangan dengan dia. Aku harus mengakhiri hubungan kita”, lanjut Reza menjelaskan apa permasalahannya.
Erika makin terkejut. Ternyata dirinya merupakan selingkuhannya Reza, bukan pacar Reza yang seutuhnya. Dia benar-benar nggak menyangka Reza yang dia kenal adalah tipe cowok player seperti itu. Reza yang selalu perhatian sama dia, yang selalu sayang sama dia, yang selalu ada disaat Erika butuh, Reza yang tadi mengajaknya bermain-main, Reza yang sekarang memutuskannya.
“Maafin aku”, lanjut Reza yang tak kunjung mendengar suara Erika.
Kedua tangan Erika mencoba melepaskan sabuk pengaman lalu memeluk tasnya, Erika tersenyum sambil menahan air matanya agar nggak keluar, “Setelah tadi kamu bikin aku seneng, sekarang kamu bener-bener bikin aku down. Jadi ini semua kebenarannya”, ucap Erika menanggapi ucapan Reza tadi, “Ok! Kita putus”, lanjut Erika yang kemudian turun dari mobil Reza dan langsung masuk kedalam rumahnya.
Reza sama sekali nggak mengejar Erika. Setelah dia melihat Erika masuk kedalam rumah, cepat-cepat dia menginjak pedal gas mobilnya dan melaju pergi dari tempat itu.
Flashback off.
Erika meletakkan lipstiknya dimeja dengan keras. Dia masih teringat betul peristiwa yang menyakitkan hatinya itu. Karena hari ini Reza akan bertunangan dengan pacarnya yang sebenarnya, dan hari ini juga merupakan hari sidang skripsi Erika yang akan menentukan nasibnya.
Terlihat dicermin Erika menyimpulkan senyuman manis, “Ini bukan akhir, tapi ini awal! Ayo semangat!”, ucapnya memberi semangat pada dirinya sendiri lalu bangkit dari tempat duduknya.
---
“Yeaaah!!!”, teriak Cella setelah melewati ujiannya. “Akhirnya gue bisa laluin ini semua”, ucapnya sambil terus menebarkan senyuman.
Marcella Wijaya seorang mahasiswi jurusan hukum keluar dari ruang sidang skripsi-nya dengan wajah yang berbinar. Auranya begitu segar, sepertinya dia dengan mudah melewati ujian itu. Nggak ada keraguan yang terpancar dari kedua matanya. Lalu dia berjalan riang pergi dari tempat yang menegangkan itu.
“Yes yes yes”, teriak Rena kehirangan setelah keluar dari ruangan yang menakutkan itu. “Akhirnya selesai juga!”, lanjutnya lega.
Febri Renata Putri seorang mahasiswi jurusan Public Relation keluar dari ruang sidang skripsi-nya dengan wajah yang puas. Dia terlihat lega telah melewati semua ujian ini. Rena melompat kegirangan sebagai ekspresi kegembiraannya lalu berjalan dengan cepat munuju sebuah tempat.
“Yeaaa”, Erika bersorak gembira, “Akhirnya semua ini bisa bikin gue hidup lagi”, lanjut Erika masih tersenyum gembira.
Erika Virginia Ghani seorang mahasiswi jurusan Management keluar dari ruang sidang skripsi-nya dengan wajah yang indah. Senyumannya terpancar indah menutupi segala kesedihannya. Kali ini dia merasa hidup kembali. Semua beban sudah sirna, hanya tinggal kebahagiaan yang tersisa. Dia harus berjuang untuk kebahagiaan ini.
Dari arah yang berbeda mereka berlari ketujuan yang sama.
“Cellaaaa. Renaaa”, panggil Erika pada kedua sahabatnya itu. Dia terus berlari.
“Renaaa. Erikaaa”, panggil Cella pada kedua sahabatnya itu. Dia terus berlari.
“Erikaaa. Cellaaa”, panggil Rena pada kedua sahabatnya itu. Dia terus berlari.
Mereka bertemu di satu titik. Langsung saja mereka meluapkan rasa bahagia mereka bertiga. Berpelukan erat sambil sesekali melonjak-lonjak mengekspresika kegembiraan mereka atas tuntasnya ujian mereka. Ujian yang menyita pikiran, tenaga, dan waktu mereka. Tapi dengan semua ini mereka merasa puas dan optimis lulus dengan nilai yang memuaskan.
“Gue seneng. Gue seneng banget!”, ucap Rena gembira, masih dalam posisi berpelukan dengan kedua sahabatnya.
Cella dan Erika mengangguk bersamaan, “Gue juga seneng banget”, keduanya berbicara bersamaan pula.
Lalu ketiganya tertawa lagi dan berpelukan lebih erat. Mereka menikmati semua itu, menikmati kebersamaan yang indah itu. Semua emosil bercampur aduk, nggak terasa air mata mereka mengalir sangkin bahagianya dengan apa yang mereka rasakan.
“Jadi gue nggak dapet pelukan juga nih?”, ucap seorang cewek yang berdiri nggak jauh dari tempat mereka bertiga berpelukan bahagia.
Erika, Cella, dan Renata mengalihkan pandangannya melihat kearah sumber suara. Sosok seorang perempuan yang terlihat nggak asing lagi buat mereka bertiga. Erika, Cella, dan Renata memberikan senyuman lebar kearah orang yang berbicara pada mereka bertiga tadi. Dengan cepat Erika, Cella, dan Renata berlari menuju orang itu.
“Hera!!!”, teriak ketiga bersahabat itu lalu berlari kearah orang yang mereka panggil Hera tadi.
Kembali, mereka berpelukan tapi sekarang di tambah dengan Hera. Menambah rasa bahagia meraka. Pokoknya ini hari yang indah untuk mereka semua, semua ini wajib untuk dirayakan. Kesuksesan ini harus dirayakan.
Hera Alisya Megatari, seoarang mahasiswi satu angkatan dengan mereka bertiga. Tapi dari kampus yang berbeda dengan Erika, Cella, dan Renata. Sejak dari SMA mereka berempat sudah bersahabat, walaupun nggak satu kampus hubungan Erika, Cella, Renata dengan Hera tetap berjalan baik. Mereka tetap bersahabat.
To Be Continued.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...