Sayembara Cinta Tiara Part 5
Denny lagi sarapan bersama dengan
keluarganya, bersama Ayah dan Bunda saja. Karena kakak perempuannya sudah
berkeluarga jadi nggak tinggal bersama mereka lagi. Ayahnya berkerja di bidang
konstruksi dan mempunyai partner yang sudah solid yaitu Papah dari Tiara. Bundanya
membuka beberapa butik fashion yang sering menjadi sponsor artis-artis ternama.
“Bagaimana perkembangan hubungan
kamu dengan Tiara?”, tanya Ayah disela-sela makannya.
Denny tersenyum ringan, “Dia
cewek yang beda dari cewek kebanyakan, dan Denny suka cewek seperti itu. Nggak
manja, mandiri, walaupun sering bangun kesiangan”, ucap Denny tentang Tiara.
Ayah dan Mamah terlihat senang
dengan penjabaran Dennye mengenai Tiara.
“Kapan kamu akan mengenalkan
Tiara pada Bunda sama Ayah?”, lanjut Bunda yang bertanya.
Kali ini Denny tertawa, “Hubungan
Denny sama Tiara belum sejauh itu. Denny belum nembak dia”, jawab Denny yang
kemudian melahap makanannya.
“Jangan lama-lama. Nanti keburu
Tiara melirik cowok lain”, timpal Ayah yang kelihatannya sudah mengenal sosok
Tiara.
Denny hanya menganggup untuk
mengiyakan perkataan Ayahnya tadi.
Kedua orang tua Denny memang
sudah mengenal Tiara. Mereka berniat menjodohkan mereka berdua tapi Tiara yang
cuek itu selalu menolaknya karena alasan sekarang ini jaman sudah modern, dia
nggak mau disamakan dengan Siti Nurbaya. Jadi Ayah dan Bunda menanggapinya
ringan, dan menyuruh Denny mendekati Tiara dengan cara yang sewajarnya saja.
“Tapi Ayah sama Bunda belum bilang
ke Papah sama Mamahnya Tiara kan? Soal kedekatan Denny sama Tiara?”, tanya
Denny.
Kedua orang tuanya menggelengkan
kepala.
“Tenang aja, Bunda sama Ayah
ngikutin cara main kamu”, ucap Bunda mempercayai anaknya itu.
Tika lagi asyik membaca majalah
sambil tiduran di tempat tidur Tiara. Tadi malam giliran Tika yang menginap di
rumah Tiara. Mereka kuliah siang jadi mereka bersantai-santai masih mempunya
banyak waktu untuk bersiap-siap.
“Oh ya sudah sejauh mana lo sama
kak Denny berhubungan?”, tanya Tika tiba-tiba.
Tiara yang lagi membereskan
buku-bukunya terkejut, dia nggak ngerti apa yang Tika maksud dengan
berhubungan, dan kenapa Tika bisa tahu mengenai hal itu. “Maksud lo apa? Terus
dari mana lo tahu tentang Denny?”, tanya Tiara menginginkan penjelasan.
Tika menutup majalah yang tadi
dibacanya dan membenarkan posisi duduknya, “Emangnya gue atau Bayu belum cerita
ya?”, tanya Tika.
Sambil mendekat kearah Tika,
Tiara menggelengkan kepalanya. Lalu duduk di pinggir ranjang, “Cerita tentang
apa?”, tanya Tiara penasaran.
“Sayembara cinta Tiara”, ucapnya
lemah.
“Apa?”, tanya Tiara terkejut. “Maksud
lo apa?”, tanyanya lagi.
“Iya, sayembara cinta. Gue sama
Bayu berniat nyariin lo cowok. Terus cowok-cowok yang tertarik sama lo, gue aja
kopi darat tentu aja ada Bayu juga disana. bermacam-macam cowok datang,
rata-rata berbeda dengan profil yang mereka kirimkan. Tapi ada seorang cowok
yang datang terakhir memikat hati gue, dan gue yakin dia cocok sama lo”, ucap
Tika menjelaskan dengan perasaan menggebu-gebu.
Dengan cepat Tiara memukul kepala
temannya itu, “Lo bener-bener ya. Bikin gue malu!”, timpal Tiara kesal.
“Aduh”, Tika merasakan sakit
dikepalanya, “Tapi kan setidaknya ada Denny yang jadi berani PDKT sama lo
gara-gara sayembara itu”, ucap Tika lagi.
“Apa?”, Tiara benar-benar
terkejut, alisnya benar-benar terangkat, “Denny ikutan sayembara itu?”, tanya
Tiara untuk memastikan.
Tentu saja Tika mengangguk.
Tiara merasa malu bukan kepalang,
cepat-cepat dia memukul jidatnya karena nggak habis pikir kalau Denny ikut
acara konyol itu. Tiara bangkit dan berjalan kesana-kemari nggak tahu harus
menaruh mukanya dimana saat nanti ketemu Denny. Dia benar-benar malu.
“Lo kenapa?”, tanya Tika polos
nggak tahu apa-apa.
“Kenapa? Ya gue malu lah!”,
timpal Tiara keras yang langsung meraih handuk dan masuk ke kamar mandi untuk
mandi.
Tika menghela nafasnya, “Untung
sudah gue bantu cariin cowok, masih aja galk gitu sama gue!”, gerutunya kesal
karena ulah Tiara tadi.
Lalu Tika kembali membaca majalan
fashionnya dan membiarkan Tiara mandi duluan. Toh masih lama juga kuliah
mereka, lagian Tika juga lagi nungguin Bayu yang mau menjemput dia. Karena Bayu
bener-bener nggak tega membiarkan Tika berangkat dengan Tiara, yang berlaku
seperti pembalap F1 kalau ada di jalan.
---
Begitu sampai di parkiran kampus
Denny nggak langsung turun, dia tetap didalam mobilnya untuk menunggu
seseorang, dan seseorang itu adalah Tiara. Cewek yang sudah dia taksir dari
Tiara baru masuk kuliah disini. Di jok penumpang yang ada disampingnya, Dennye
meletakkan buket bunga tangan mawar merah yang begitu indah.
Sepuluh menit berlalu, mobil Bayu
terparkir di sebrang mobilnya tepat di hadapannya. Nggak lama kemudian Bayu dan
Tika keluar bersama-sama dan kemudian berjalan duluan ke dalam kampus. Nggak
lama kemudian mobil Honda Jazz warna merah parkir di samping mobilnya. Itu
mobil Tiara. Kemudian Tiara keluar sendirian dari dalam mobilnya. Denny juga
keluar dari mobilnya sambil menyembunyikan buket bunga dibelakang punggungnya.
Tiara sudah berjalan duluan
didepannya dengan sedikit mencoba mengagetkannya dia berjalan disamping Tiara. Mereka
menghentikan langkah secara bersama-sama.
“Lo ada kuliah pagi juga?”, tanya
Tiara ringan.
Tapi Denny malah menggelengkan
kepalanya, “Gue nggak ada kuliah hari ini”, jawabnya ringan nggak lupa diiringi
senyuman yang menawan.
Lalu Denny mengeluarkan bunga
dari belakang punggungnya dan langsung diberikan pada Tiara, “Buat lo”, ucapnya
singkat.
Tentu saja Tiara meraih bunga
yang cantik itu lalu menciumi baunya, sunggu harum bunga mawar, “Makasih”,
ucapnya singkat, “Oh ya, tapi dalam rangka apa ini lo ngasih gue bunga kayak
gini?”, tanya Tiara lagi, menanyakan apa maksud dibalik ini semua.
Denny malah senyum-senyum
sendiri, membuat Tiara mati kutu. Orang-orang yang melihat mereka berdua juga
jadi iri, dan ada pula yang marah karena sekarang Denny sedang dekat dengan
seseorang yaitu Tiara. Keselamatan Tiara terancam karena banyak yang nggak
menyukainya, nggak menyukai kedekatannya bersama Denny.
“Gue mau ngajak lo dinner”. Akhirnya
Denny mengutarakan niatnya.
“Tapi gue nggak suka makan malem,
gue jarang banget makan malem-malem”, jawab Tiara.
Jawaban yang membuat Denny merasa
kecewa. Baru kali ini ajakan dinner-nya di tolak sama seorang cewek. Cewek yang
gila diet pun kalau diajak dinner olehnya pasti mau. Tapi kali ini Tiara
berbeda, Tiara teguh dengan pendiriannya yang nggak suka makam di malam hari
jadi dia menolak ajakan dari Denny.
Denny yang kecewa hanya diam
sambil terus memperhatikan Tiara yang asyik sendiri dengan bunga yang dia
kasih. Mata Tiara tertuju pada jam tangan yang melingkar manis di pergelangan
tangan kirinya.
“Gawat, gue bisa terlambat. Gue
kekelas duluan ya”, pamit Tiara yang membiarkan Denny masih syok dengan jawaban
nya.
Tiara berlari masuk ke kampus
menuju kelasnya.
“Lo bener-bener cewek yang beda. Ok.
Lo nggak mau gue ajak dinner, berarti lo harus mau kalau gue aja lunch bareng!”,
gumamnya sambil melihat kepergian Tiara dari hadapannya.
Dia tersenyum lalu berjalan masuk
kekampus. Dia pergi menuju perpustakaan untuk membaca buku sembari menunggu
Tiara selesai dengan kuliahnya.
Untung dosennya belum sampai di
kelas. Dia langsung duduk di tempat duduk yang persis ada didepan tempat duduk
Bayu. Tika melihat bunga yang Tiara bawa.
“Itu dari kak Denny?”, tanya Tika
lirih sambil menunjuk kearah bunga yang cantik itu.
Tapi Tiara dapat mendengar apa
yang Tika tanyakan, dengan cepat dia mengangguk, “Dia juga ngajak gue dinner”,
lanjut Tiara yang juga lirih.
Tika memahami mimik sahabatnya
itu, “Tentu lo mau kan dinner sama dia?”, tanya Tika untuk memastikan jawaban
yang Tiara berikan pada Denny.
Tiara menggelengkan kepalanya, “Gue
nggak mau”, jawabnya singkat sambil terus menggelengkan kepalanya.
Dengan refleks Tika bangkat dari
tempat duduknya, “Bodoh banget sih lo Ra! Ajak dinner Denny Hilmantio Farizi
malah lo tolak!”, ucap Tika keras sampai-sampai semua orang yang ada dikelas
mendengarnya.
Tiara langsung memberikan kode
melalui matanya agar Tika kembali duduk dan bersikap biasa saja. Tika mengerti,
dia dengan wajahnya yang merona merah karena malu mulai duduk dan bersikap
seperti biasa. Suasana kelas kembali seperti biasa tapi ada beberapa cewek yang
berpandangan nggak senang sama Tiara.
“Lo gila!”, timpal Tika pada
Tiara.
“Lo tahu sendirikan kalau gue tuh
nggak suka makan malem, jadi buat apa gue mau diajaknya buat dinner”, jawab
Tiara ringan sok polos.
Disobeknya kertas lalu
diremas-remas dan dilemparkan tepat kekepala Tiara, “Kalau gue jadi lo. Gue
nggak bakal nolak ajakan itu! Walaupun gue lagi mati-matian buat diet, gue
tetep mau dinner sama dia!”, ucap Tika bersemangat.
Tapi Tiara malah mengacuhkannya.
Bayu yang ada diantara keduanya
melongo keheranan lalu iseng mengajukan pertanyaan pada Tika, “Nanti malem dinner bareng yuk?”, aja Bayu
manis.
“Nggak!”, jawab Tika ketus.
---
Baru saja Tiara, Tika dan Bayu
keluar dari kelas mereka. Dengan cepat tangan kanan Tiara di tarik oleh Denny
dan bergegas menjauh dari Bayu dan Tika.
“Kemana tuh mereka?”, tanya Tika
penasaran.
Bayu mendesah ringan lalu
menggandeng tangan Tika, “Lo mau digandeng terus diajak lari kayak gitu?”,
tanya Bayu.
Tika melongo bingung. Melihat
ekspresi Tika itu, dengan tiba-tiba Bayu langsung menarik tangan Tika pergi
dari situ menuju ke kantin kampus. Tika nggak siap diajak lari oleh Bayu tapi
lama-kelamaan dia bisa mengimbangi langkah Bayu yang lebar. Benar-benar sesuatu
yang berbeda, membuatnya tersenyum senang.
Sampai juga Tika dan Bayu di
kantin. Tika ngos-ngosan bukan main, dia berusaha mengatur nafasnya yang
tersengal-sengal. Pengalaman yang berbeda dan bisa dibilang ini olah raga di
siang hari, cukup menguras keringatnya. Dengan mesra Bayu mengambil tissue yang
tadi Tika keluarkan lalu mengelap semua keringat yang membasahi wajah cantik
Tika.
“Mereka kemana ya?”, tanya Tika
lagi yang masih penasaran kemana Tiara di bawa Denny pergi.
Bayu masih sibuk mengelap
keringat Tika, “Biarin aja, terserah kemana mereka mau pergi”, ucap Bayu
ringan.
Tiara dibawa oleh Denny masuk
kesebuah ruangan di kampus. Tepatnya sebuah gudang yang gelap, dan Tiara paling
takut sama gelap.
Tiara bersembunyi di punggung
Denny, “Gue takut”,ucapnya gemetaran.
“Nggak perlu takut, ada gue
disini”, Dennye menarik badan Tiara agar berdiri disampingnya karena dia akan
menunjukkan sesuatu.
Tapi Tiara terlalu takut untuk
membuka matanya, jadi Denny langsung menekan saklar yang ada di dinding ruangan
itu. Setelah saklar ditekan, lampu-lampu kecil yang indah menyala menyinari
ruangan yang gelap itu. Menjadi suasana yang romantis.
“Sekarang sudah nggak gelap, lo
sudah bisa buka mata”, ucap Denny meyakinkan.
Dengan pelan-pelan Tiara membuka
matanya, sampai akhirnya dia membuka mata sepenuhnya. Lampu-lampu kecil
menghiasi ruangan itu, di tengah-tengah ada sebuah meja dan kursi yang saling
berhadapan. Ada bunga, lilin, dan makanan di atas meja itu. Membuat Tiara
terpukau karena kejutan ini.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar