•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Kamis, 10 November 2011

Sayembara Cinta Tiara [Part 5]


Sayembara Cinta Tiara Part 5

Denny lagi sarapan bersama dengan keluarganya, bersama Ayah dan Bunda saja. Karena kakak perempuannya sudah berkeluarga jadi nggak tinggal bersama mereka lagi. Ayahnya berkerja di bidang konstruksi dan mempunyai partner yang sudah solid yaitu Papah dari Tiara. Bundanya membuka beberapa butik fashion yang sering menjadi sponsor artis-artis ternama.
“Bagaimana perkembangan hubungan kamu dengan Tiara?”, tanya Ayah disela-sela makannya.
Denny tersenyum ringan, “Dia cewek yang beda dari cewek kebanyakan, dan Denny suka cewek seperti itu. Nggak manja, mandiri, walaupun sering bangun kesiangan”, ucap Denny tentang Tiara.
Ayah dan Mamah terlihat senang dengan penjabaran Dennye mengenai Tiara.
“Kapan kamu akan mengenalkan Tiara pada Bunda sama Ayah?”, lanjut Bunda yang bertanya.
Kali ini Denny tertawa, “Hubungan Denny sama Tiara belum sejauh itu. Denny belum nembak dia”, jawab Denny yang kemudian melahap makanannya.

“Jangan lama-lama. Nanti keburu Tiara melirik cowok lain”, timpal Ayah yang kelihatannya sudah mengenal sosok Tiara.
Denny hanya menganggup untuk mengiyakan perkataan Ayahnya tadi.
Kedua orang tua Denny memang sudah mengenal Tiara. Mereka berniat menjodohkan mereka berdua tapi Tiara yang cuek itu selalu menolaknya karena alasan sekarang ini jaman sudah modern, dia nggak mau disamakan dengan Siti Nurbaya. Jadi Ayah dan Bunda menanggapinya ringan, dan menyuruh Denny mendekati Tiara dengan cara yang sewajarnya saja.
“Tapi Ayah sama Bunda belum bilang ke Papah sama Mamahnya Tiara kan? Soal kedekatan Denny sama Tiara?”, tanya Denny.
Kedua orang tuanya menggelengkan kepala.
“Tenang aja, Bunda sama Ayah ngikutin cara main kamu”, ucap Bunda mempercayai anaknya itu.
Tika lagi asyik membaca majalah sambil tiduran di tempat tidur Tiara. Tadi malam giliran Tika yang menginap di rumah Tiara. Mereka kuliah siang jadi mereka bersantai-santai masih mempunya banyak waktu untuk bersiap-siap.
“Oh ya sudah sejauh mana lo sama kak Denny berhubungan?”, tanya Tika tiba-tiba.
Tiara yang lagi membereskan buku-bukunya terkejut, dia nggak ngerti apa yang Tika maksud dengan berhubungan, dan kenapa Tika bisa tahu mengenai hal itu. “Maksud lo apa? Terus dari mana lo tahu tentang Denny?”, tanya Tiara menginginkan penjelasan.
Tika menutup majalah yang tadi dibacanya dan membenarkan posisi duduknya, “Emangnya gue atau Bayu belum cerita ya?”, tanya Tika.
Sambil mendekat kearah Tika, Tiara menggelengkan kepalanya. Lalu duduk di pinggir ranjang, “Cerita tentang apa?”, tanya Tiara penasaran.
“Sayembara cinta Tiara”, ucapnya lemah.
“Apa?”, tanya Tiara terkejut. “Maksud lo apa?”, tanyanya lagi.
“Iya, sayembara cinta. Gue sama Bayu berniat nyariin lo cowok. Terus cowok-cowok yang tertarik sama lo, gue aja kopi darat tentu aja ada Bayu juga disana. bermacam-macam cowok datang, rata-rata berbeda dengan profil yang mereka kirimkan. Tapi ada seorang cowok yang datang terakhir memikat hati gue, dan gue yakin dia cocok sama lo”, ucap Tika menjelaskan dengan perasaan menggebu-gebu.
Dengan cepat Tiara memukul kepala temannya itu, “Lo bener-bener ya. Bikin gue malu!”, timpal Tiara kesal.
“Aduh”, Tika merasakan sakit dikepalanya, “Tapi kan setidaknya ada Denny yang jadi berani PDKT sama lo gara-gara sayembara itu”, ucap Tika lagi.
“Apa?”, Tiara benar-benar terkejut, alisnya benar-benar terangkat, “Denny ikutan sayembara itu?”, tanya Tiara untuk memastikan.
Tentu saja Tika mengangguk.
Tiara merasa malu bukan kepalang, cepat-cepat dia memukul jidatnya karena nggak habis pikir kalau Denny ikut acara konyol itu. Tiara bangkit dan berjalan kesana-kemari nggak tahu harus menaruh mukanya dimana saat nanti ketemu Denny. Dia benar-benar malu.
“Lo kenapa?”, tanya Tika polos nggak tahu apa-apa.
“Kenapa? Ya gue malu lah!”, timpal Tiara keras yang langsung meraih handuk dan masuk ke kamar mandi untuk mandi.
Tika menghela nafasnya, “Untung sudah gue bantu cariin cowok, masih aja galk gitu sama gue!”, gerutunya kesal karena ulah Tiara tadi.
Lalu Tika kembali membaca majalan fashionnya dan membiarkan Tiara mandi duluan. Toh masih lama juga kuliah mereka, lagian Tika juga lagi nungguin Bayu yang mau menjemput dia. Karena Bayu bener-bener nggak tega membiarkan Tika berangkat dengan Tiara, yang berlaku seperti pembalap F1 kalau ada di jalan.
---
Begitu sampai di parkiran kampus Denny nggak langsung turun, dia tetap didalam mobilnya untuk menunggu seseorang, dan seseorang itu adalah Tiara. Cewek yang sudah dia taksir dari Tiara baru masuk kuliah disini. Di jok penumpang yang ada disampingnya, Dennye meletakkan buket bunga tangan mawar merah yang begitu indah.
Sepuluh menit berlalu, mobil Bayu terparkir di sebrang mobilnya tepat di hadapannya. Nggak lama kemudian Bayu dan Tika keluar bersama-sama dan kemudian berjalan duluan ke dalam kampus. Nggak lama kemudian mobil Honda Jazz warna merah parkir di samping mobilnya. Itu mobil Tiara. Kemudian Tiara keluar sendirian dari dalam mobilnya. Denny juga keluar dari mobilnya sambil menyembunyikan buket bunga dibelakang punggungnya.
Tiara sudah berjalan duluan didepannya dengan sedikit mencoba mengagetkannya dia berjalan disamping Tiara. Mereka menghentikan langkah secara bersama-sama.
“Lo ada kuliah pagi juga?”, tanya Tiara ringan.
Tapi Denny malah menggelengkan kepalanya, “Gue nggak ada kuliah hari ini”, jawabnya ringan nggak lupa diiringi senyuman yang menawan.
Lalu Denny mengeluarkan bunga dari belakang punggungnya dan langsung diberikan pada Tiara, “Buat lo”, ucapnya singkat.
Tentu saja Tiara meraih bunga yang cantik itu lalu menciumi baunya, sunggu harum bunga mawar, “Makasih”, ucapnya singkat, “Oh ya, tapi dalam rangka apa ini lo ngasih gue bunga kayak gini?”, tanya Tiara lagi, menanyakan apa maksud dibalik ini semua.
Denny malah senyum-senyum sendiri, membuat Tiara mati kutu. Orang-orang yang melihat mereka berdua juga jadi iri, dan ada pula yang marah karena sekarang Denny sedang dekat dengan seseorang yaitu Tiara. Keselamatan Tiara terancam karena banyak yang nggak menyukainya, nggak menyukai kedekatannya bersama Denny.
“Gue mau ngajak lo dinner”. Akhirnya Denny mengutarakan niatnya.
“Tapi gue nggak suka makan malem, gue jarang banget makan malem-malem”, jawab Tiara.
Jawaban yang membuat Denny merasa kecewa. Baru kali ini ajakan dinner-nya di tolak sama seorang cewek. Cewek yang gila diet pun kalau diajak dinner olehnya pasti mau. Tapi kali ini Tiara berbeda, Tiara teguh dengan pendiriannya yang nggak suka makam di malam hari jadi dia menolak ajakan dari Denny.
Denny yang kecewa hanya diam sambil terus memperhatikan Tiara yang asyik sendiri dengan bunga yang dia kasih. Mata Tiara tertuju pada jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.
“Gawat, gue bisa terlambat. Gue kekelas duluan ya”, pamit Tiara yang membiarkan Denny masih syok dengan jawaban nya.
Tiara berlari masuk ke kampus menuju kelasnya.
“Lo bener-bener cewek yang beda. Ok. Lo nggak mau gue ajak dinner, berarti lo harus mau kalau gue aja lunch bareng!”, gumamnya sambil melihat kepergian Tiara dari hadapannya.
Dia tersenyum lalu berjalan masuk kekampus. Dia pergi menuju perpustakaan untuk membaca buku sembari menunggu Tiara selesai dengan kuliahnya.
Untung dosennya belum sampai di kelas. Dia langsung duduk di tempat duduk yang persis ada didepan tempat duduk Bayu. Tika melihat bunga yang Tiara bawa.
“Itu dari kak Denny?”, tanya Tika lirih sambil menunjuk kearah bunga yang cantik itu.
Tapi Tiara dapat mendengar apa yang Tika tanyakan, dengan cepat dia mengangguk, “Dia juga ngajak gue dinner”, lanjut Tiara yang juga lirih.
Tika memahami mimik sahabatnya itu, “Tentu lo mau kan dinner sama dia?”, tanya Tika untuk memastikan jawaban yang Tiara berikan pada Denny.
Tiara menggelengkan kepalanya, “Gue nggak mau”, jawabnya singkat sambil terus menggelengkan kepalanya.
Dengan refleks Tika bangkat dari tempat duduknya, “Bodoh banget sih lo Ra! Ajak dinner Denny Hilmantio Farizi malah lo tolak!”, ucap Tika keras sampai-sampai semua orang yang ada dikelas mendengarnya.
Tiara langsung memberikan kode melalui matanya agar Tika kembali duduk dan bersikap biasa saja. Tika mengerti, dia dengan wajahnya yang merona merah karena malu mulai duduk dan bersikap seperti biasa. Suasana kelas kembali seperti biasa tapi ada beberapa cewek yang berpandangan nggak senang sama Tiara.
“Lo gila!”, timpal Tika pada Tiara.
“Lo tahu sendirikan kalau gue tuh nggak suka makan malem, jadi buat apa gue mau diajaknya buat dinner”, jawab Tiara ringan sok polos.
Disobeknya kertas lalu diremas-remas dan dilemparkan tepat kekepala Tiara, “Kalau gue jadi lo. Gue nggak bakal nolak ajakan itu! Walaupun gue lagi mati-matian buat diet, gue tetep mau dinner sama dia!”, ucap Tika bersemangat.
Tapi Tiara malah mengacuhkannya.
Bayu yang ada diantara keduanya melongo keheranan lalu iseng mengajukan pertanyaan pada Tika,  “Nanti malem dinner bareng yuk?”, aja Bayu manis.
“Nggak!”, jawab Tika ketus.
---
Baru saja Tiara, Tika dan Bayu keluar dari kelas mereka. Dengan cepat tangan kanan Tiara di tarik oleh Denny dan bergegas menjauh dari Bayu dan Tika.
“Kemana tuh mereka?”, tanya Tika penasaran.
Bayu mendesah ringan lalu menggandeng tangan Tika, “Lo mau digandeng terus diajak lari kayak gitu?”, tanya Bayu.
Tika melongo bingung. Melihat ekspresi Tika itu, dengan tiba-tiba Bayu langsung menarik tangan Tika pergi dari situ menuju ke kantin kampus. Tika nggak siap diajak lari oleh Bayu tapi lama-kelamaan dia bisa mengimbangi langkah Bayu yang lebar. Benar-benar sesuatu yang berbeda, membuatnya tersenyum senang.
Sampai juga Tika dan Bayu di kantin. Tika ngos-ngosan bukan main, dia berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Pengalaman yang berbeda dan bisa dibilang ini olah raga di siang hari, cukup menguras keringatnya. Dengan mesra Bayu mengambil tissue yang tadi Tika keluarkan lalu mengelap semua keringat yang membasahi wajah cantik Tika.
“Mereka kemana ya?”, tanya Tika lagi yang masih penasaran kemana Tiara di bawa Denny pergi.
Bayu masih sibuk mengelap keringat Tika, “Biarin aja, terserah kemana mereka mau pergi”, ucap Bayu ringan.
Tiara dibawa oleh Denny masuk kesebuah ruangan di kampus. Tepatnya sebuah gudang yang gelap, dan Tiara paling takut sama gelap.
Tiara bersembunyi di punggung Denny, “Gue takut”,ucapnya gemetaran.
“Nggak perlu takut, ada gue disini”, Dennye menarik badan Tiara agar berdiri disampingnya karena dia akan menunjukkan sesuatu.
Tapi Tiara terlalu takut untuk membuka matanya, jadi Denny langsung menekan saklar yang ada di dinding ruangan itu. Setelah saklar ditekan, lampu-lampu kecil yang indah menyala menyinari ruangan yang gelap itu. Menjadi suasana yang romantis.
“Sekarang sudah nggak gelap, lo sudah bisa buka mata”, ucap Denny meyakinkan.
Dengan pelan-pelan Tiara membuka matanya, sampai akhirnya dia membuka mata sepenuhnya. Lampu-lampu kecil menghiasi ruangan itu, di tengah-tengah ada sebuah meja dan kursi yang saling berhadapan. Ada bunga, lilin, dan makanan di atas meja itu. Membuat Tiara terpukau karena kejutan ini.

To be continued...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...