Sayembara Cinta Tiara Part 6
Denny meraih tangan Tiara dan
memandunya duduk di sebuah kursi di dalik meja. Kemudian Denny juga duduk di
kursi yang lain. Temaram cahaya lilin membuat suasana makin romantis. Sama
seperti dinner dibawah sinar bulan dengan penerangan cahaya lilin. Sungguh sama
seperti halnya dinner romantis di restoran-restoran.
“Lo yang nyiapin ini semua?”,
tanya Tiara terkesan dengan semua ini.
Denny mengangguk tanpa ragu lalu
menuangkan soft drink di gelas wine milik Tiara dan miliknya. Nggak butuh wine
karena memang itu kayaknya terlalu wah buat lidah orang asli Indonesia seperti
mereka.
“Sekarang ini bukan dinner jadi
lo nggak perlu khawatir gendut”, ledek Denny.
Tiara tersenyum lebar, “Bukannya
takut gendut, gue cuman nggak biasa makan malem. Tiap hari gue cuman makan nasi
siang doang. Selebihnya gue cuman ngemil”, ucap Tiara sambil memotong steak
yang ada dihadapannya.
“Gue tahu. Lo nggak suka sarapan
juga kan, itu gara-gara lo sering bangun kesiangan”, ucap Denny lagi.
Tiara malu, dari mana Denny tahu
tentang semua itu. Yang jelas dia langsung berfikir kalau pasti Tika dan Bayu
yang memberi tahunya tentang kebiasaan buruknya itu.
“Lo itu beda ya dari cewek-cewek
yang lain. Lo apa adanya, konyol, cuek, dan nggak tahu malu”, timpal Denny
sambil yang kemudian meletakkan pisau dan garpu di meja. Lalu menopang dagunya.
Tiara melahap makanannya, “Nggak
tahu malu?”, tanyanya meminta penjelasan.
“Iya. Nggak tahu malu. Belum gue
suruh makan, lo malah sudah makan duluan!”, tukas Denny.
Membuat Tiara tersedak. Buru-buru
Tiara mengambil minum, Denny bukannya membantu malah tertawa melihat Tiara yang
salah tingkah dan tersedak tadi.
Sekarang Tiara malah ngambek, dia
mencoba menutupi rasa malunya dengan berpura-pura sebel dengan ulah Denny tadi.
Dia beranjak dari tempat duduknya hendak pergi dari tempat romantis itu. “Please,
hold me”, benaknya sambil memejamkan mata.
Tiba-tiba dia merasakan
pergelangan tangan kirinya dipegang oleh Denny dan langsung oleh Denny tubuh
Tiara diputar menghadapnya. Denny mendaratkan sebuah kecupan dikening Tiara,
membuat Tiara seperti meleleh, dia diam nggak bisa bergerak.
“Gue sayang banget sama lo. Gue
harap lo nggak akan pernah pergi ninggalin gue. Gue mau lo jadi pacar gue”,
ucap Denny dengan wajah yang begitu serius.
Kedua tangan Denny menggenggam
erat kedua tangan Tiara yang gemetaran.
“Gue tahu mungkin ini semua
terlalu cepat buat lo. Tapi asal lo tahu, sudah dari dulu gue suka sama lo”,
lanjut Denny mencoba meyakinkan Tiara. “Gue harap lo mau terima gue yang buruk
ini buat jadi cowok lo”, ucap Denny makin serius kemudian dia mencium kedua
punggung tangan Tiara.
Beberapa saat kemudian semuanya
terdiam, Denny nggak berkata-kata lagi, Tiara ingin berbicara tapi sedikit
terasa sulit. Mata Denny kembali meyakinkan keseriusannya. Dan sedetik kemudian
Tiara bersiap untuk memberikan jawaban.
“Gue yang nggak sempurna ini mau
terima lo jadi pacar gue”, jawab Tiara dengan suara gemetaran.
Denny tersenyum senang setelah
mendengar jawaban dari Tiara. Lalu Denny menyium kening Tiara dengan penuh
perasaan cinta yang begitu mendalam.
---
Nggak seperti biasanya yang
selalu bangun kesiangan. Pagi ini Tiara bangun lebih awal dari biasanya karena
tadi Denny membangunkannya, dia malu nggak bisa bangun pagi tapi buat Denny itu
nggak masalah. Denny juga menyuruh Tiara untuk nggak membawa mobil hari ini,
denny akan menjemputnya dan mengantar Tiara ke kampus. Karena memang keduanya
sama-sama ada kuliah pagi.
“Tumben kamu bisa bangun pagi,
ikut sarapan pula”, tukas Papah yang melihat Tiara turun dari lantai dua
rumahnya.
Tiara terseringai, “Berubah jadi
baik nggak ada salahnya kan Pah, Mah”, ucap Tiara yang kemudian duduk bersama
kedua orang tuanya dan sarapan bersama.
Untuk kali pertamanya lagi Tiara
sarapan bersama dengan kedua orang tuanya. Dan lagi-lagi Papah dan Mamah
membahas mengenai orang yang akan dijodohkan pada Tiara. Sepertinya Papah dan
Mamah sudah cocok dengan calon yang mereka punya itu.
“Ntar siang mau ya ketemu sama
calon dari Papah sama Mamah”, ucap Papah.
Tiara menggelengkan kepalanya, “Tiara
sudah punya pacar”, jawab Tiara singkat.
Membuat Papah dan Mamahnya
terlihat senang sekali.
“Kalau gitu ajak dia kesini,
kenalin sama Papah sama Mamah juga”, lanjut Papah memaksa.
Tiba-tiba terdengar suara bell,
mbok Odan membukakan pintu dan ternyata Denny yang datang.
“Siapa mbok?”, tanya Mamah.
Mbok Saodah mendekat kemeja makan
dan membiarkan Denny menunggu diruang tamu.
“Namanya Denny, katanya nyariin
non Tiara”, ucap mbok Saodah dengan logat sundanya yang khas.
Tiara tersedak seketika saat
mendengar nama Denny. Melihat Tiara yang salah tingkah, Mamah langsung bergegas
ke ruang tamu saat Tiara sedang minum untuk mengobati tersedaknya.
Beberapa saat kemudian Mamah
menggandeng Denny ke ruang makan dan mengajak Denny sarapan bersama. Tiara makin
salah tingkah dan terus bergumam nggak jelas saat menyuruh Denny duduk
disamping.
“Haduuuh, ngapain lo masuk
kesini. Harusnya lo tunggu gue aja diluar”, gerutu Tiara salah tingkah.
“Sudah lah Ra. Biarin Denny
sarapan bareng kita”, ucap Papah ringan.
Mamah mengambilkan nasi goreng
untuk Denny.
“Makasih tante”, ucap Denny
manis.
“Sudah ayo dimakan”, Mamah
kembali duduk.
Papah sudah selesai dengan
makanannya, “Ayah sama Bunda kamu sudah tahu mengenai hubungan kalian?”, tanya
Papah yang kelihatan akrab.
Tiara menyadari itu, ada sesuatu
yang nggak dia tahu, “Papah sama Mamah kenal sama orang tuanya Denny?”, tanya
Tiara.
Papah dan Mamah mengangguk.
“Lah ini Denny, orang yang Papah
sama Mamah mau jodohkan sama kamu”, Papah melanjutkan kalimatnya.
Tiara terkejut. Dia benar-benar
nggak menyangka Denny adalah orang yang selama ini Papah dan Mamah maksud. Dia
benar-benar malu karena selama ini dia secara nggak langsung menolak Denny
sebelum melihat gimana Denny itu sebenarnya. Ternyata Denny Hilmantio Farizi
yang duduk disampingnya yang merupakan pacarnya ini adalah cowok yang
dijodohkan dengannya.
Ini yang namanya kalau jodoh ya
gimanapun caranya pasti akan bertemu. Kemudian Denny mengelus-elus lembut
rambut panjang Tiara dihadapan kedua orang tua Tiara, mencoba menenangkan Tiara
yang masih ternganga karena mendengar kenyataan ini.
---
Kebiasaan baik Tiara yang baru
yaitu bangun pagi. Akhirnya dia bisa bangun pagi sendiri, tanpa bantuan dari
Denny yang setia membangunkan Tiara dari tidurnya. Ini membuat setiap paginya
Tiara bisa sarapan bersam kedua orang tuanya.
Selesai sarapan dan berpamitan,
Tiara berangkat kekampus. Mengemudikan mobilnya sendiri dengan kecepatan
layaknya pembalap. [alay-red]
Cukup dua puluh menit dia sampai
di kampus. Dia parkir disamping mobil Bayu yang sudah terparkir disitu dari
tadi. Tiara berjalan sendirian menuju kelasnya, dalam perjalanannya dia terus
di hantui oleh pandangan-pandangan sinis dan tajam dari orang-orang
disekitarnya. Orang-orang yang sering mengeluh-eluhkan Denny.
Tapi Tiara mencoba mengacuhkan
pandangan sinis yang tertuju kearahnya itu. Dia berjalan dengan tenang menuju
kelasnya yang ada di lantai dua gedung kampus yang megah itu.
Sampai di kelas Tiara langsung
duduk disamping Tika yang sudah sampai di kelas dari tadi.
Tiara mendesah payah dan
meletakkan tasnya dengan cepat di atas meja.
“Lo kenapa?”, tanya Tika.
“Kuping gue panas. Kayaknya
banyak orang yang ngomongin gue. Tadi juga waktu gue jalan kesini, pandangan
orang-orang ke gue berasa aneh”. Jawab Tiara menjelaskan apa yang dia rasakan
pagi hari ini.
“Itu gara-gara mereka tahu lo itu
jadian sama Denny!”, timpal Tika sambil memperbaiki posisi duduknya.
Tiara menoleh keheranan, “Kok
bisa gitu?”, tanya Tiara nggak ngerti.
“Terang aja. Denny kan jadi idola
di kampus, pasti mereka nggak rela Denny punya pacar”, Tika mencoba
menjelaskan.
“Emangnya separah itu ya?”, Bayu
ikutan nimbrung.
Tika mengangguk semangat, “Kemarin
waktu gue di toilet, gue denger mereka lagi mbahas tentang hubungan Denny sama
Tiara. Mereka nggak rela Denny jadian sama Tara”, lanjut Tika menjelaskan.
“Sampai kayak gitu?”, tanya Tiara
belum percaya juga.
Tika kembali mengangguk, “Mereka
terobsesi banget sama yang namanya Denny Hilmantio Farizi. Emang dia bukan
artis di dunia entertaiment, tapi dia artis di kampus ini. Semuanya
mengeluh-eluhkan dia”, lanjut Tika kembali mengungkapkan fakta yang ada. “Lo
harus hati-hati Ra”, ucap Tika waspada.
Tiara terlihat sedikit takut tapi
dia berusaha kembali bersikap biasa saja untuk menghadapi masalah ini. Dia
percaya semuanya akan baik-baik saja, karena dia yakin nggak ada yang salah
antara hubungannya dengan Denny yang sudah diketahui banyak orang.
Dosen memasuki kelas. Suasana
kelas yang tadinya riuh berubah menjadi sunyi, semuanya fokus pada dosen itu. Mereka
semua siap untuk mendapatkan transferah pengetahuan dari dosen yang baru pulang
dari Australia itu.
To be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar