•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Jumat, 11 November 2011

Sayembara Cinta Tiara [Part 7]


Sayembara Cinta Tiara Part 7

Karena banyak yang memandangnya sebelah mata, Tiara sedikit merasa takut dengan keadaan tersebut. Padahal dia bisa acuh tak acuh dengan keadaan itu semua tapi ini berhubungan dengan sesuatu yang banyak orang suka. Mau nggak mau Tiara harus memikirkan itu semua.
“Iya bisa aja gue acuh. Tapi yang mereka maksud itu gue bukan lo”, gerutu Tiara kesal.
Tiara, Denny, Tika, dan Bayu lagi ada di rumah Tiara. Hari ini mereka free, nggak ada kuliah jadi memutuskan untuk bermain di rumah Tiara.
“Lo nggak perlu khawatir. Ada gue. Gue akan selalu njagain lo”, ucap Denny meyakinkan Tiara yang lagi kacau.

“Nggak perlu khawatir gimana ceritanya? Di belakang gue mereka mengumpat gue, dan entah berencana apa buat kasih pelajaran buat gue. Dan lo malah ngadepin ini semua dengan biasa-biasa aja!”, Tiara melepaskan genggaman tangan Denny lalu bangkit dari tempat duduknya.
Bayu dan Tika nggak bisa memberi saran apa-apa. Mereka berdua diam saja nggak berani ikut campur masalah mereka berdua. Mereka berdua juga sudah bingung menghadapi situasi ini, situasi yang benar-benar membebani Tiara dan juga Denny.
Denny bangkit dari tempat duduknya juga, dia mengejar Tiara yang berjalan kehalaman belakang rumahnya yang luas itu. Dengan cepat Denny meraih pergelangan tangan kiri Tiara tempat dimana jam tangan faforitnya yang berwarna magenta melingkar.
Denny menarik tubuh Tiara kearahnya dan langsung memeluknya erat.
“Gue janji. Gue janji bakalan bikin semuanya normal lagi. Gue akan selalu jagain lo dan nggak akan ngebiarin seorangpun nyakitin lo”, janji Denny yang masih memeluk erat Tiara.
Tiara membalas pelukan Denny sang pacarnya itu, dia mempercayai janji Denny, “Gue pegang janji lo”, ucap Tiara penuh harapan.
Denny mengangguk menyanggupi apa yang dia janjikan tadi pada Tiara. Lalu keduanya kembali keruang tamu untuk menemui Tika dan Bayu.
Kemudian mereka kembali bercanda tawa bersama-sama. Bayu dan Denny lagi beradu main PS sedangkan Tiara dan Tika mendukung masing-masing pasangannya. Sungguh saat-saat yang menyenangkan.
---
Pagi ini Denny nggak bisa mengantarkan Tiara kekampus karena dia harus mengantarkan Bundanya kesebuah acara. Jadi seperti biasanya Tiara memacu mobilnya kencang menuju kampus, seperti biasanya dia berangkat sendirian.
Sampai di kampus dengan selamat. Dia berjalan sendirian dari parkiran menuju kelas karena Tika dan Bayu kayak biasanya sudah ada di kelas. Setelah pacaran sama Denny, Tiara rajin bangun pagi dan nggak pernah terlambat lagi. Benar-benar menjadi lebih rajin dari biasanya.
Tiara menghela nafas payah sambil duduk di kursi yang kosong yang ada didepan Tika.
“Lo nggak bareng Denny?”, tanya Tika sambil mendekatkan wajahnya ke punggung Tiara.
Tentu Tiara menggelengkan kepalanya sambil memanyunkan bibirnya saat dosen yang akan mengajar mereka masuk kedalam ruangan itu.
Tiara nggak suka dengan dosen ini yang pada semester 1 dulu memberinya nilai C. Sungguh menyebalkan sekali.
Siangnya.
Tiara, Tika, dan Bayu lagi makan siang di kantin. Tiara sedikit nggak bersemangat karena iri dengan kemesraan yang Tika dan Bayu pamerkan didepannya. Tapi nggak lama kemudian ada suara Denny yang membuatnya kembali tersenyum. Denny langsung duduk disamping Tiara yang masih mengaduk-aduk jus jambunya.
“Cuman makan ini?”, Denny menunjuk kearah mangkok bakso yang ada dihadapan Tiara.
Tiara mengangguk lalu menyuapkan bulatan bakso untuk Denny sambil tersenyum, kali ini semangatnya sudah kembali. Dia tersenyum senang setelah Denny sudah ada dihadapannya, dari tadi dia menunggu-nunggunya.
“Nah gitu dong Ra. Senyum! Dari tadi manyun mulu”, ledek Bayu yang sedang merangkul Tika dengan mesra.
Tika menoleh ke arah Bayu lalu menoleh ke arah Tiara dan Denny lagi, “Iya tuh kak. Dari tadi Tiara nggak bersemangat karena nggak ada kakak. Di kelas dia cuman ngelamun nggak jelas sampai-sampai dikeluarin dari kelas sama dosen”, timpal Tika menjelaskan apa yang terjadi tadi.
Flashback on.
Tiara lagi asyik dengan lamunannya, dia nggak bisa konsentrasi sama kuliahnya pagi ini. Dia hanya bisa memikirkan Denny, Denny, dan hanya Denny. Dia melamun tanpa mempedulikan apa yang dosennya katakan.
Sampai akhirnya dosen yang killer itu menyadari kalau ada salah seorang mahasiswanya nggak memperhatikan apa yang dia bicarakan. Dengan cepat dosen itu berjalan kearah Tiara dan menyuruhnya untuk keluar dari kelasnya.
Flashback off.
“Ah Tika. Ngapain sih cerita yang tadi. Malu tahu!”, gerutu Tiara malu dengan apa yang Tika katakan pada Denny.
Denny membelai lembut rambut Tiara yang panjang, “Yang sudah ya sudah. Nggak apa-apa. Asal nggak diulangin lagi ya”, ucap Denny dewasa kayak orang tua yang lagi menasehati anaknya.
Tiara tersenyum lebar dan mengangguk untuk menanggapi nasehat dari Denny tadi.
Saatnya untuk Denny masuk kekelas. Tika, Tiara, dan Bayu juga harus masuk kekelas mereka yang selanjutnya. Setelah berpamitan dengan Denny mereka berjalan kearah yang berbeda karena tujuan mereka juga berbeda.
Tika, Tiara, dan Bayu pergi ke gedung lantai 3 gedung A. Sedangkan kelas Denny yang sekarang ada di lantai 2 gedung B.
Dan makin banyak orang yang melirik sinis kearah Tiara yang berjalan bersama-sama dengan Tika dan Bayu. Tiara merasa nggak nyaman jadinya, dia berjalan sambil menundukkan kepalanya dan mengusel diantara Tika dan Bayu. Tubuhnya sedikit gemetaran karena takut.
Akhirnya mereka bertiga selesai kuliah juga, hari mulai beranjak sore. Tika meminta Bayu mengantarkannya pulang, sedangkan Tiara ingin ke perpustakaan sebentar untuk mengembalikan buku yang tiga hari lalu dia pinjam.
Setelah berpamitan dengan kedua sahabatnya itu Tiara berjalan menuju perpustakaan yang ada dilantai yang sama dimana sekarang dia berada. Sore itu kampus cukup sepi dan hanya terdengar suara rintikan hujan yang deras diluar.
“Terima kasih”, ucap Tiara pada petugas perpustakaan lalu dia keluar dari perpustakaan itu berjalan sendirian menuju parkiran.
Dalam perjalanan menuju parkiran dia merasakan ada orang yang mengikutinya. Merasa nggak nyaman jadi dia mempercepat langkahnya agar cepat sampai di parkiran. Dia berjalan cepat menyusuri tangga dan tiba-tiba.
‘Byuuur’, seember yang berisi air kotor membasahi tubuh Tiara.
Dia benar-benar terkejut, dia melihat keatas tapi orang yang menyiramnya sudah nggak ada, hanya embernya yang ikut jatuh tadi. Untung nggak menimpa kepala Tiara.
Sekarang tubuhnya basah kuyup. Dia berlari dari tempat sepi itu, karena lantainya jadi licin dia terpleset dan membuat pergelangan kaki kanannya terkilir karena terpleset tadi. Dan yang parahnya lagi nggak ada yang datang menolongnya. Dia mencoba berdiri tapi dia mengurungkan niatnya itu saat ada sekelompok cewek-cewek mengerumuninya.
“Dasar cewek nggak tahu malu!”, ucap seseorang dengan nada kesal lalu menumpahkan banyak tepung terigu tepat dikepala Tiara.
Lalu teman-temannya yang lain juga melakukan hal yang sama. Segala telur, tepung terigu, dan yang lainnua mereka lemparkan pada Tiara yang sudah lemah itu. Ada juga yang menghadiahkan tamparan di pipi kiri Tiara. Pokoknya mereka semua anarkis.
Sampai akhirnya sepuluh menit kemudian mereka menyudahi acara pengeroyokan itu. Tiara yang sudah awut-awutan mencoba menghapus air matanya lalu bangkit dari duduknya, berusaha untuk keluar dari tempat itu menuju parkiran.
Kampus sudah sepi waktu itu. Dia berjalan sendirian sambil menahan sakit di pergelangan kaki kananya. Dia berjalan sendirian menuju parkiran. Hujan diluar kampus belum reda. Dia berjalan membelah hujan di malam itu tanpa mempedulikan apa-apa, yang penting dia bisa sampai di aprkiran secepatnya.
“Sialan!”, teriak Tiara kesal karena melihat semua ban mobilnya kempes.
Dia kembali menangis tapi tangisannya nggak terlihat karena tersamarkan oleh rintikan hujan. Dia duduk di trotoar yang ada dibelakang mobilnya, dia duduk diantara mobilnya dengan mobil Denny. Dia memeluk kedua kakinya dan menutupi wajahnya dengan lutut. Dia menangis sejadi-jadinya tapi nggak ada seorangpun yang mendengarnya.
Denny selesai juga dengan kuliahnya dia berjalan keluar dari kampus dan bertemu dengan seseorang yang terlihat sedang mencari-cari sesuatu.
“Hey Denny! Gue nyariin lo dari tadi”, sapa cowok itu.
“Ada apa bro?”, tanya Denny.
“Itu tadi gue lihat cewek lo abis di kerjain sama cewek-cewek nggak jelas. Dia awut-awutan keluar dari kampus terus dia jalan ke parkiran”, ucap cowok itu menejlaskan.
Mendengar hal itu Denny menjadi khawatir dan bergegas berlari keparkiran untuk mencari Tiara. Denny melihat mobil Tiara yang masih terparkir disitu, dia melihat ban mobil Tiara yang kempes semuanya. Lalu dia mendengar isakan tangis seorang cewek, dia melongok ke sisi antara mobilnya dengan mobil Tiara.
“Tiara”, ucap Denny saat melihat Tiara yang masih menangis.
Tiara mengadari kehadiran Denny dan kedunya berpelukan. Tiara menangis lagi, Deny benar-benar merasa bersalah, dia terus meminta maaf ada Tiara karena dirinya nggak bisa menjaga Tiara. Tubuh Tiara gemetaran hebat, menggigil kedinginan karena hampir satu jam dia ada disitu kehujanan.
“Gue takut”, ucap Tiara gemetaran.
“Maafin gue. Gue janji bakalan lebih jagain lo, gue akan pastiin nggak bakal ada kejadian kayak gini lagi”, janji Denny lagi.
Keduanya saling bertemu pandang, saling menatap lekat-lekat, lalu sebuah kecupan hangat mendarat di kening Tiara yang terlihat sangat kedinginan. Lalu keduanya saling berpelukan lagi. Denny mencoba menguatkan Tiara yang terlihat lemah dan ketakutan.
Hal konyol yang membahayakan Tiara yang dilakukan senior-seniornya yang menyukai Denny dan membenci Tiara. Seharusnya nggak ada kejadian seperti itu, kalau para cewek-cewek arogan itu bersikap dewasa dan membiarkan Tiara bersama dengan Denny.

To be continued...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...