•☺• Selamat Datang di Rumah Cerita 'Blognya mahasiswa TI yang lebih suka menulis cerita' <<<<<•☺•ECHY FACTS•☺•>>>>> Gue suka FC Barcelona •☺• Golongan darah gue A •☺• Lebih suka film genre Thriler daripada Horror •☺• Jangan lupa follow twitter Echy @cieEchy •☺• Echy itu Mandiri dalam arti sebenarnya dan juga dalam arti mandi sendiri •☺• Pengin punya Apartemen, moga kesampean #AMIN •☺• Penampilan Kampungan Wawasan Internasional •☺• Lebih suka ngelamun daripada ngelantur •☺•

Senin, 07 November 2011

Sayembara Cinta Tiara [Part 1]


Sayembara Cinta Tiara Part 1

Dengan perlahan Mutiara Della Afriena menyetir mobilnya keluar dari halaman rumahnya yang terbilang besar dan cukup mewah itu. Tiara, sapaan akrabnya akan berangkat ke kampunya untuk menuntut ilmu tentunya.
Tiara merupakan mahasiswi semester 2 di sebuah perguruan tinggi swasta yang terkmuka dan terakreditasi baik. Cewek pecinta warna magenta ini mendesain interior mobilnya dengan warna magenta, dan pagi ini pula dia memakain kemeja dengan warna magenta yang menawan.
Beberapa saat kemudian setelah melewati sebuah lampu lalu lintas handphone-nya berdering nyaring. Dengan cepat dia memasang earphone dikedua telinganya lalu mengangkat telfon itu yang ternyata dari teman sekelasnya yaitu Cantika Aprilia Putri, yang dipanggil Tika.
“Lo sudah sampai mana?”, tanya Tika tanpa basa-basi.
“Sepuluh menit lagi gue sampe”, jawab Tiara ringan sambil memutar kemudinya mengikuti tikungan jalan.

“Ya sudah, cepetan”, timpal Tika ringan.
Setelah telfon terputus, Tiara melepaskan earphone-nya dan kembali serius mengemudi.
Dan benar, sepuluh menit kemudian dia sampai di parkiran kampus yang sudah cukup penuh oleh mobil-mobil dan juga motor-motor dari mahasiswa-mahasiswa yang lain. Tiara mencari tempat parkir yang kosong, dia melongok kesana-kemari untuk mencari tempat yang kosong.
Sebuah mobil VW Golf hitam legam terlihat keluar dari parkiran dengan cepat Tiara merespon dan memarkirkan mobilnya ditempat yang tadi mobil berwarna hitam itu parkir. Setelah selesai dengan mobilnya, Tiara cepat-cepat keluar untuk menghampiri Tika yang lagi menunggunya di depan kampus.
“Ah lo lama banget sih, dosennya tadi sudah jalan kekelas tuh”, timpal Tika saat Tiara ada dihadapannya.
Masih mengatur nafasnya karena berlari-lari tadi, Tiara langsung ditarik masuk kekampus oleh Tika yang sudah sebel menunggu Tiara.
“Pelan-pelan dong”, tukas Tiara tapi nggak diperhatikan oleh Tika.
“Woi!”. Ada orang yang menepuk pundak Tiara dan Tika.
Keduanya terlonjak kaget, dengan cepat mereka membalik badannya untuk melihat siapa yang mengagetkan mereka. Ternyata Bayu yang juga baru sampai di kampus.
“Ah lo ini, kerjaannya ngagetin orang mulu!”, timpal Tiara ngos-ngosan.
Bayu hanya tersenyum lebar untuk menanggapi Tiara.
“Ayo cepetan, ntar kita terlambat”, ucap Tika sambil menarik tangan Tiara lagi untuk mempercepat langkah mereka.
Dari belakang Bayu mengikuti keduanya.
Aji Bayu Tirto adalah teman sekelas mereka berdua. Dan perlu kalian tahu Tika memiliki perasaan yang lebih dari seorang teman pada Bayu, tapi dia malu untuk mengungkapkan itu. Diam-diam Bayu juga memiliki perasaan yang sama pada Tika, tapi dia nggak cukup berani untuk mengungkapkan itu karena Tika yang terlalu sempurna untuknya. Dan Tiara adalah kuncinya, dia tahu semua itu.
Mereka bertiga sampai juga didepan kelas dan bergegas masuk saat dosen yang pagi ini mengajar masuk. Mereka aman, mereka nggak terlambat. Sungguh perjalanan ke kelas yang melelahkan.
“Bawa tissue nggak?”, tanya Tiara pada Tika yang sangat perfectionis itu.
Tika merogoh tasnya lalu memberikan kantong tissue yang selalu dia bawa, “Nih”, ucap Tika sambil memberikannya pada Tiara.
Tiara mengelap keringatnya yang mengucur dari dahinya, nggak banyak cuman sedikit keringat dan membuatnya kegerahan. Dengan buku yang ada ditasnya Tiara mulai mengipas-ngipas agar lebih dingin. Padahal ruang kelas itu sudah ber-AC tapi belum sanggup untuk menghapus kegerahan Tiara.
---
Jus jambu biji merah dingin sudah tersaji dihadapan Tiara. Dengan cepat dia menikmati minuman yang segar itu. Disampingnya ada Tika yang juga sedang menikmati minumannya, jus strobery dan Bayu yang duduk didepannya lagi menikmati ice coffee yang terlihat segar sekali.
“Pacaran kok di kampus, gak elit banget!”, timpal Tiara yang melihat ada sepasang kekasih yang lagi mesra-mesraan di kantin.
Bayu dan Tika melihat kearah pasangan yang Tiara lihat.
“Ngiri aja lo! Makanya cari pacar sana biar bisa mesra-mesraan gitu di kampus”, ledek Bayu terang-terangan pada Tiara.
Mendengar kalimat Bayu, Tiara berubah manyun dan nggak berselera untuk minum lagi.
“Oh ya, gue kan sudah pernah cerita tentang cinta-cintaan gue ke lo. Gantian dong sekarang lo ceritain tentang kisah cinta lo”, sahut Tika sambil mengaduk-aduk minumannya.
Bayu dibuat antusias tentu saja Tika juga antusias. Tiara terdiam sejenak tertunduk melihat kearah minumannya dan mengaduk-aduk jus jambunya itu.
“Janji nggak ketawa ya!”, paksa Tiara.
Kontan Bayu dan Tika menganggukkan kepala mereka serentak.
“Namanya Galih Ananta Pratama. Cowok pertama gue walaupun bukan cinta monyet pertama gue. Janji ya jangan ketawa!”, ucap Tiara lagi.
Kedua temannya kembali menganggukkan kepala.
Tiara melanjutkan ceritanya, “Dia bukan cowok yang cakep, tubuhnya gendut sama sekali nggak atletis, dan karena itu gue kasihan sama dia. Gue terima aja dia. Dan gue anggep itu suatu kebodohan gue. Yang gue tahu dia itu tajir. Iya, dia memang tajir tapi pelitnya minta ampuuuuun”, ucap Tiara menjelaskan.
Bayu dan Tika serius mendengarkan.
“Dia paling suka makan, tapi nggak pernah rela membagi makanannya itu sama siapa aja. Termasuk gue yang waktu itu jadi pacarnya. Terang aja gue dongkol, saat itu juga gue langsung putusin dia, dan yang paling bikin gue malu dia nangis kayak anak kecil. Gelasahan di lantai kantin. Malu minta ampun!”, lanjut Tiara penuh semangat.
Akhirnya Bayu dan Tika tertawa juga. mereka terpingkal-pingkal mendengar cerita Tiara itu.
“Tuh kan ketawa!”, keluh Tiara nggak nyaman.
Tika menepuk pundak temannya itu, “Cerita lo lucu, wajib di ketawain. Ya kan Bayu?”, Tika mencari sekongkolan.
Mereka berdua bertos di udara, mereka menang.
Tiara menghirup nafasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan, “Mau gue ceritain yang lainnya nggak?”, tanya Tiara lemah, pasrah.
Bayu dan Tika mengangguk lagi, mereka kembali bersemangat dan serius mendengarkan.
“Cowok cakep bertubuh tinggi tegap, cukup atletis, pinter main gitar, dan romantis. Namanya Kesatria Ari Hartanto, biasa di panggil Satria. Dia cowok idola di SMA Permata. Gue sudah lupa gimana dia nembak gue, yang jelas caranya itu sangat romantis”, ucap Tiara sambil mengingat, masuk ke kehidupannya yang dulu.
“Banyak desas-desus yang beredar, membuat gue nggak nyaman. Dia playboy lah, punya cewek lain lah, inilah, itulah, sampai akhirnya gue memutuskan hubungan dengannya”, lanjut Tiara.
Bayu dan Tika masih serius mendengarkan.
“Sampai akhirnya setahun kemudian kita jadian lagi, gue mencoba percaya sama dia. Dia terlihat sudah berubah. Tapi saat gue lagi sayang-sayangnya sama dia gue denger desas-desus lagi. Dia balikan sama gue karna ingin balas dendam sama gue yang sudah pernah mutusin dia. Karena itu gue memutar otak lagi, gue nggak tahu harus gimana. Akhirnya gue memutuskan untuk putus dengan dia untuk yang kedua kalinya”, lanjut Tiara menceritakan tentang mantan pacarnya.
Tiba-tiba kepalanya terasa sakit karena di pukul oleh Tika, “Bodoh lo! Cowok se-perfect gitu lo putusin. Pasti lo salah paham sama dia”, timpal Tika nggak terima kalau Tiara bersikap seperti itu.
“Jangan protes! Itu kehidupan gue”, tukas Tiara cepat masih memegang kepalanya.
“Tapi lo terlalu bodoh buat mutusin dia gitu aja!”, timpal Tika lagi.
Bayu yang tadinya diam ikutan ngomong, “Playboy buat apa dipertahanin. Ya nggak Ra?”, Bayu mengangkat alisnya yang tebal.
Tiara mengangguk setuju.
“Terus mantan cowok lo yang dua lagi gimana ceritanya?”, tanya Bayu penasaran.
Tiara bangkit dari tempat duduknya, “Gue ceritain lain kali aja ya”, jawab Tiara ringan sambil memutar badanya hendak pergi.
Tapi, dia malah menabrak orang yang sedang membawa nampan berisi semangkok bakso dan segelas jus jeruk. Banyak dari tumpahan itu mengotori pakaian Tiara dan hanya sedikit yang mengotori pakaian orang itu.
“Maaf, maaf, gue nggak sengaja”, ucap Tiara menyesal karena terburu-buru enyah dari tempat itu tadi.
Bayu juga bangkit, “Maafin temen gue”, ucap Bayu membantu.
Tika hanya menganga terpesona pada cowok yang ditabrak oleh Tiara tadi.
“Nggak apa-apa. Lagian lo yang lebih kotor daripada gue”, ucapnya singkat dengan suara yang menawan.
---
Tiara merupakan cewek yang manis, dia cuek sama penampilannya, walaupun cuek apa yang dia pakainya selalu enak dipandang mata. Dia nggak terlalu suka dandan, cukup bedak dan eye liner untuk makin membuat mata Tiara berbinar seperti halnya mutiara. Dia nggak suka pakai lipstik dia lebih suka sesekali menggigiti bibirnya agar merona merah.
Beda dengan Tika yang fashionable banget, dia cantik memakai riasan nggak memakainya pun akan tetap cantik. High hills selalu menemani kakinya berjalan, dia pecinta fashion. Mau up to date.
Pagi ini Tiara memakai jeans hitam dipadu dengan kemeja kotak-kotak lengan pendek warna magenta tentunya. Jam tangan warna senada melekat di pergelangan tangan kirinya, rambut panjangnya dikucir tinggi, flat shoes warna magenta dan tas selempangnya yang berwarna hitam.
Tika memakai dress biru simple dipadu dengan jas fashion warna krem, tas pundaknya berwarna merah dan hill-nya berwarna merah juga. Walau bermacam-macam warna, semuanya terlihat serasi.
Mereka berjalan bersama menuju kelas dengan langkah yang nggak terlalu cepat. Tinggi keduanya hampir sama karena Tika memang sedikit lebih pendek dari pada Tiara, jadi walaupun Tika memakain high hill dia belum cukup untuk melampaui Tiara yang memakai flat shoes.
“Bayu mana?”, tanya Tiara pada Tika karena pagi ini mereka berangkat bersama.
“Dia ke toilet dulu”, jawab Tika singkat sambil merapikan rambutnya yang sedikit tertiup angin.
Nggak lama kemudian mereka berdua sampai di tempat duduk mereka masing-masing. Bayu duduk di bangku yang dekat dengan Tika.
Tiara diacuhkan oleh Tika dan Bayu yang lagi asyik mengobrol, “Kalian sudah jadian?”, tanya Tiara tiba-tiba.
Bayu dan Tika berubah terkejut.
“Kalau kalian mau jadian, harusnya kalian cariin cowok dulu buat gue. Biar gue nggak ngiri sama kalian!”, tukas Tiara tanpa memandang kearah teman-temannya itu. Dia mengambil buku yang ada didalam tasnya.
Bayu dan Tika kembali saling bertemu pandang. Mereka saling tersenyum, sepertinya ada rencana yang terlintas di kepala mereka. Mereka mempunyai rencana tersembunyi yang nggak Tiara ketahui.
To be continued...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...